MELBOURNE, KOMPAS.com – “My daddy left home when I was three
And he didn't leave much to ma and me
Just this old guitar and an empty bottle of booze.
Now, I don't blame him cause he run and hid
But the meanest thing that he ever did
Was before he left, he went and named me ‘Sue’..."
Irama musik country dan suara berat Johnny Cash mengalun dengan volume keras di tengah rutinitas pagi di area makanan segar di Footscray Market di kawasan Footscray, Victoria, Australia.
Setiap lagu Johnny Cash terdengar dari kios ikan segar ini artinya produk laut yang dijual di lapak ini sedang dijual dengan harga miring. Pemiliknya memberikan diskon besar-besaran selama lagu ini dipasang. Setelah itu, harga kembali normal.
“Setiap lagu Johnny Cash terdengar, pengunjung langsung berlari ke depan sini karena harga dibuat miring,” ujar Craig McCloskey, salah satu pegawai lapak John & Kevin’s Fresh Fish.
Para pembeli ini, lanjutnya, biasanya hanya akan menunjuk ikan atau makanan laut segar yang mereka ingin beli lalu para pegawai lapak ini akan membungkusnya.
Craig menegaskan bahwa ada aturan khusus yang diberlakukan pemerintah negara bagian Victoria sehingga pembeli tidak boleh menyentuh ikan, daging atau makanan laut yang mereka ingin beli.
"Kalau Anda beli buah, Anda diperbolehkan menyentuhnya, baik apel, pisang maupun anggur. Tetapi pemerintah membuat aturan yang melarang Anda menyentuh ikan, ayam, dan daging agar bebas bakteri. Kalau buah bisa dicuci sebelum makan, tetapi menyentuh ikan melanggar hukum,” lanjutnya kemudian.
Bumbu Asia
Tak hanya ikan, daging dan makanan laut segar, pasar yang terletak sekitar 7 kilometer ke arah barat laut dari Federation Square di pusat kota Melbourne ini juga menyediakan bumbu dan rempah Asia.
Di tempat ini, misalnya, mudah ditemukan bumbu-bumbu khas Indonesia, seperti pala, cengkeh dan kembang lawang.
Di toko yang sama juga dijual berbagai jenis kacang-kacangan dan biji kopi dari berbagai negara di dunia.
Sementara itu, di bagian depan pasar dijual sayur dan buah segar. Sebagian penjualnya menawarkan barang dagangannya dengan berteriak untuk menarik perhatian para pembeli. Para pembeli bukannya menghindar, toko ini selalu ramai didatangi pengunjung.
Kualitas sayur dan buah segar yang dijual di sini terjamin. Harga yang ditawarkan pun lebih miring daripada yang dijual di supermarket.
“Saya suka sekali Pasar Footscray. Saya dari Vietnam, di sini ada banyak toko Asia. Jadi saya bisa menemukan apa pun yang saya cari,” ungkap Yen yang tinggal di Melbourne bersama keluarganya.
Selain bahan dan barang-barang khas Asia, di pasar ini juga mudah dijumpai aneka bumbu dan rempah khas Timur Tengah dan Afrika. Tak heran, banyak warga Melbourne dari latar belakang Timur Tengah dan Afrika berlalu lalang di kawasan ini. Tak hanya berbelanja bahan makanan, mereka juga bisa membeli pakaian, alat elektronik dan kebutuhan hidup lainnya.
Pasar yang resmi berdiri pada tahun 1969 ini didirikan sebagai alternatif pasar di pusat kota Melbourne yang sudah ramai. Kini, ada sekitar 200 pedagang yang berjualan di pasar ini.
Pasar ini mudah dijangkau dengan kereta dari pusat kota Melbourne dan terletak persis di seberang Stasiun Footscray.
Sama seperti pasar di Melbourne lainnya, seperti Queen Victoria Market dan South Melbourne Market, Footscray Market juga selalu beroperasi dalam kondisi bersih dan rapi. Tidak ada sampah berserakan dan bau tak sedap juga jauh dari hidung.
(Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.