Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Cabut Visa Ulama Anti Gay, Omar Mateen Disebut "Binatang" dan ISIS "Penjahat"

Kompas.com - 15/06/2016, 13:53 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com – Otoritas Australia telah mencabut visa ulama Muslim Syiah kelahiran Inggris, Sheik Farrokh Sekaleshfar, yang pernah mengimbau bahwa kaum gay harus dihukum mati.

Kementerian Imigrasi Australia, Rabu (15/6/2016), pun mengatakan, Sekaleshfar takkan pernah diizinkan kembali, seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Australia sebelumnya mengkaji ulang pemberian visa kepada Sekaleshfar karena ia mengatakan, ‘kematian adalah kata’ yang tepat untuk kaum homokseksual.

Pernyataan anti gay tersebut disampaikan Sekaleshfar saat ia berceramah di Orlando, Florida, Maret (sumber lain mengatakan April) 2016.

Pernyataan yang sama dikutip ulang dan disebar luas menyusul pembunuhan terhadap puluhan orang di kelab malam gay di Orlando, Minggu (12/6/2016) lalu.

Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengatakan, pihaknya telah mencabut visa Sekaleshfar dan akan sangat sulit baginya dia untuk kembali ke negara ini.

Sekaleshfar berkunjung ke Australia sebagai tamu di Imam Husain Islamic Centre, Sydney.

Pencabutan visa terjadi setelah Perdana Menteri Malcolm Turnbull memerintahkan untuk mengkaji visanya saat Sekaleshfar sedan memberikan kuliah di pusat studi Islam tersebut.

Dutton membela departemennya dari gugatan pihak yang menyebutkan bahwa seharusnya visa tidak diterbitkan untuk sang ulama.

Sekaleshfar lahir di Manchester, Inggris dan belakangan ini tinggal di Iran.

Pada Maret lalu dia menyampaikan pesan dalam sebuah khotbah dengan tema "Bagaimana menghadapi fenomena homoseksualitas" di Husseini Islamic Center Sanford, dekat Orlando.

Namun, belum ada bukti ulamat ini telah menginspirasi Omar Mateen (29), pembunuh 49 orang di klub malam gay di Pulse, Orlando, Minggu (12/6/2016).

Tindakan barbar

Sejauh ini tidak ada bukti bahwa khotbah dan ceramah ulama Syiah itu telah menginspirasi Mateen. Juga tidak ada bukti Mateen menghadiri kuliah dan khotbah Sekaleshfar.

Bahkan, Sekaleshfar mengutuk penembakan Orlando sebagai “tindakan teror barbar yang sama sekali tidak dibenarkan.”

Sekaleshfar juga pernah mengatakan dalam sebuah ceramah di Michigan pada 2013 bahwa dalam masyarakat Islam, hukuman mati harus dilakukan untuk kaum homoseksual.

Dalam kajian itu, yang sebagian rekamannya tersebar secara online, imam ini mengatakan bahwa hukuman mati dibenarkan bagi homoseksual di dalam masyarakat yang menerapkan hukum Islam.

"Kematian adalah hukumannya. Tidak perlu malu. Kematiaan adalah hukuman," kata dia dalam pernyataan yang disampaikan di Michigan, seperti dirilis BBC.

Sekaleshfar kepada Daily Telegraph, Australia,  mengatakan, komentarnya telah dikutip di luar konteks. Dia tidak percaya kata-katanya dapat menginspirasi serangan Mateen ke kelab malam.

Binatang dan Penjahat

Sheik Sekaleshfar mengatakan, Mateen merupakan pengikut kelompok yang menyebut diri sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Kelompok itu, kata Sekaleshfar, mengikuti doktrin Wahabi dan telah “membunuh homoseksual dengan cara yang salah selama bertahun-tahun.” Dia sendiri berbeda dari mereka.

“Aksi barbar ini di luar definisi kemanusiaan," jelas dia kepada koran tersebut.

Dalam sebuah wawancara panjang dengan Australian Broadcasting Corporation sebelum meninggalkan Sydney, Sekaleshfar membantah komentarnya bisa dikaitkan dengan tragedi Orlando. Ia bahkan menyebut Mateen “binatang”.

“Binatang itu, mereka menghubungkan saya dengan dia (Omar Mateen). Tidak sama sekali. Dia adalah seorang simpatisan ISIS, pengikut Baghdadi, orang-orang ini adalah penjahat,” tambahnya, mengacu pada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com