Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gorila Itu Menyeret Anakku, Tak Sanggup 'Ku Melihatnya..."

Kompas.com - 02/06/2016, 08:12 WIB

CINCINNATI, KOMPAS.com — Kebingungan dan kepanikan seketika melanda ketika bocah berusia tiga tahun terjatuh ke dalam kandang gorila di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat.

Kepanikan itu tergambar jelas dalam rekaman percakapan layanan 911 yang dirilis kepada publik, Rabu (1/6/2016) waktu setempat.

Di dalam rekaman itu terdengar suara wanita, yang tak lain adalah ibu sang bocah, yang terus memohon untuk segera dikirimkan bala bantuan.

Sementara itu, petugas di ujung telepon berulang kali mengatakan, "Tenang, Bu, tenang."

Mendengar jawaban itu, si wanita tadi terlihat makin panik. "Binatang itu menyeret anak saya! Saya tak sanggup melihatnya!" teriak dia.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bocah itu jatuh ke dalam kandang gorila setelah sebelumnya diduga memanjat tembok pembatas.

Dia jatuh ke dalam parit di sisi bagian dalam kandang dari ketinggian sekitar tiga meter.

Sesaat kemudian, seekor gorila langsung mendatangi anak itu dan menyeretnya keluar dari dalam air. Suasana liburan Sabtu lalu itu langsung berubah menjadi menegangkan.

Sejumlah orang pun merekam detik-detik peristiwa tersebut dan membagikannya melalui media sosial.

Melalui video itu, dapat disaksikan cukup jelas bagaimana awal mula anak itu jatuh hingga didatangi hewan bernama Harambe itu.

Baca: Seekor Gorila Terpaksa Ditembak Mati Saat Serang Bocah yang Jatuh ke Kandang

Beberapa menit berselang, petugas tanggap darurat dari Kebun Binatang Cincinnati datang dan langsung menembak Harambe hingga mati. Keputusan ini diambil demi melindungi nyawa si bocah.

Sejak saat itu pula, muncul banyak pertanyaan tentang bagaimana mungkin ada anak balita yang bisa menembus pagar pengaman di tempat itu?

Selanjutnya, aparat kepolisian juga mulai melakukan penyelidikan terhadap keluarga si anak. Selain itu, pemeriksa federal pun merencanakan akan melakukan review terhadap pengelolaan kebun binatang ini.

Keluarga korban belum memberikan keterangan langsung terkait upaya investigasi aparat penegak hukum tersebut.

Namun, mereka telah mengeluarkan pernyataan tertulis yang menguraikan penghargaan mendalam atas putusan pengelola kebun binatang demi menyelamatkan nyawa anak mereka.

Ibu bocah itu, Michelle Greg, menelepon sambungan 911 sesaat setelah anaknya jatuh, dan melihat gorila berdiri lalu menyeret buah hatinya di atas parit.

Petugas lapangan yang ada di sekat Michelle langsung menyebutkan bahwa staf tanggap darurat sedang menuju ke lokasi tersebut.

9 menit
Berdasarkan rekaman milik kepolisian, terlihat ada jeda selama sembilan menit antara sambungan telepon darurat pertama hingga bocah itu berhasil diselamatkan.

Kebun binatang ini membuat areal terbuka, yang merupakan salah satu model pertama, yang kini menjadi lazim di banyak kebun binatang di negara itu. 

Menanggapi kecelakaan ini, pihak pengelola mengaku akan mempertimbangkan untuk memperkuat batas pengaman, sekalipun apa yang ada saat ini tergolong lebih dari apa yang disyaratkan.

Menurut Direktur Thane Maynard, peristiwa di mana ada pengunjung yang masuk ke areal "Gorilla World exhibit" ini merupakan kali pertama sejak wahana itu dibuka 1978.

Selain itu, kata dia, penyelidik federal pun telah mengatakan bahwa tidak ada yang bermasalah dengan pertunjukan itu. Hal ini berdasarkan pemeriksaan yang mereka lakukan dua bulan lalu.

Keluarga korban dan petisi
Hingga Rabu kemarin, pihak keluarga korban mengaku anak mereka dalam kondisi yang baik.

Keluarga ini menyebutkan, mereka tak akan putus untuk bersyukur kepada Tuhan atas keselamatan yang diberikan.

Selain itu, mereka lagi-lagi mengucapkan terima kasih atas kebijakan pengelola kebun binatang demi menyelamatkan buah hati mereka.

Pernyataan itu mereka curahkan di tengah derasnya kecaman yang menyalahkan sang ibu yang dianggap lalai dalam menjaga anaknya.

Kecaman itu deras mengalir melalui media sosial hingga muncul petisi di change.org bernama “Justice for Harambe”.

Mereka meminta agar orangtua anak balita itu bertanggung jawab atas kelalaian mereka yang menyebabkan kematian Harambe.

Petisi yang telah mendapat 345.000 tanda tangan tersebut juga meminta pihak yang berwenang untuk menginvestigasi rumah Michelle demi memastikan keamanan anak-anaknya.

Dalam pernyataan tertulis, keluarga korban juga menyebutkan bahwa ada sejumlah pihak yang menawarkan bantuan uang, tetapi ditolak.

"Jika ada pihak-pihak yang ingin membantu dan memberikan hadiah, kami sangat menyarankan agar donasi itu diberikan kepada Kebun Binatang Cincinnati atas nama Harambe," demikian bunyi tulisan yang dipublikasikan Gail Myers.

Adapun aparat kepolisian menyebutkan, proses penyelidikan mereka juga akan menjangkau orangtua korban. Sementara itu, terkait operasional kebun binatang, akan diawasi dan diperiksa juga oleh Departemen Agrikultur AS.

Selanjutnya, polisi akan melakukan dialog dengan kejaksaan apakah tuntutan hukum atas kedua pihak dapat dijatuhkan.

Sejauh ini, ada dua kelompok pendukung hak binatang yang mendesak adanya pertanggungjawaban dari pengelola atas kematian hewan berusia 17 tahun itu.

Mereka menuduh penghalang yang terdiri dari pagar, semak-semak, dan parit tidak memadai. 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com