BEIRUT, KOMPAS.com - Setidaknya 11 warga sipil tewas di Aleppo, Suriah. Jumlah korban tewas ini adalah yang terbesar sejak diberlakukan kesepakatan genjatan senjata.
Seperti diwartakan Kantor Berita AFP, Minggu (17/4/2016), ketiga pihak yang sepakat melakukan genjatan senjata, --rezim, pemberontak, kelompok ekstrimis, dan suku Kurdi, telah membuat zonanya sendiri di wilayah utara Suriah itu.
Berdasarkan data the Syrian Observatory for Human Rights, enam warga sipil tewas dan delapan terluka dalam serangan udara pasukan rezim di wilayah pemberontak di timur Kota Aleppo, Sabtu kemarin.
Sebagai balasannya, mereka melepaskan roket ke kawasan yang berada di bawah kendali pasukan pemerintah di Barat Aleppo. Serangan itu menewaskan lima warga sipil dan meulai 20 lainnya.
"Ini merupakan petunjuk yang gamblang bahwa telah terjadi lagi eskalasi di sini. Ini adalah insiden paling parah yang terjadi di Aleppo, sejak gencatan senjata 27 Februari silam," ungkap Kepala lambaga monitoring tesebut, Rami Abdel Rahman.
"Meningkatkan ketegangan ini jelas mengancam kesepakatan gencatan senjata yang sudah tercapai," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan Amerika Serikat, tidak termasuk memerangi kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) atau pun afiliasi Al Qaeda yang ada di negara itu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.