Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 8 Fakta tentang Aung San Suu Kyi

Kompas.com - 16/03/2016, 21:00 WIB
KOMPAS.com - Tokoh pro demokrasi yang memimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar, Aung San Suu Kyi, baru saja berhasil menempatkan pembantu setianya, Htin Kyaw, untuk menjadi Presiden.

Suu Kyi pun kembali ramai diperbincangkan dan menjadi sorotan publik. Sebab, diyakini bahwa perempuan karismatik inilah yang merupakan presiden sesungguhnya, yang akan membangun demokrasi baru di Myanmar.

Berikut ini adalah delapan fakta yang ada dalam perjalanan hidup Suu Kyi.

1. Lahir pada zaman kolonial

Aung San Suu Kyi dilahirkan tanggal 19 Juni 1945 di Yangon, yang dulu merupakan ibu kota Myanmar pada zaman koloni Inggris.

Ia merupakan anak perempuan pahlawan nasional Jenderal Aung San yang tidak menyaksikan kemerdekaan negaranya pada tahun 1948.

Jenderal Aung San menjadi korban serangan tahun 1947.

2. Tahanan rumah

Pada 1989, sesaat sebelum pemilu, Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya menjadi tahanan rumah. Hampir selama 15 tahun ini hanya mendekam di rumahnya.


Walau pihak militer bisa membatasi ruang geraknya, aktivis ini tetap mampu menghimpun kekuatan dan memobilisasi massa. 

3. Nobel Perdamaian

Pada 1991, Aung San Suu Kyi diberi penghargaan Nobel Perdamaian bagi "usahanya memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia".

Karena ia khawatir junta militer tidak akan mengizinkannya kembali ke Myanmar, putranya Kim yang menerima penghargaannya di Oslo.

Setelah 20 tahun kemudian, Aung San Suu Kyi baru bisa menyampaikan pidato penerimaannya.

4. Bebas dari tahanan rumah

Masa tahanan rumahnya benar-benar berakhir tanggal 13 November 2010. Ini momen yang menandakan proses pendekatan antara Aung San Suu Kyi dan junta militer.

Militer tidak ingin terus diisolasi oleh dunia internasional dan Aung San Suu Kyi sadar bahwa ia hanya akan sukses juga melakukan dialog dengan pihak militer.

5. Kunjungan pertama seorang presiden AS

Akhir 2012, Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Myanmar. Ia bertemu dengan Aung San Suu Kyi di rumah tempat ia menjadi tahanan selama bertahun-tahun.

Lewat kunjungannya, Obama seakan menghormati perjuangan sang tuan rumah dan membantu Myanmar keluar dari isolasi.

6. Penghargaan dari Berlin

Pada 2014, Aung San Suu Kyi berkunjung selama dua hari ke Berlin. Ia bertemu dengan Presiden Jerman Gauck dan meraih penghargaan Willy-Brandt atau upayanya memperjuangkan HAM dan demokrasi.

Saat itu ia menegaskan, masa depan demokrasi negaranya masih belum jelas.

7. Masa depan

Aung San Suu Kyi tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu berikutnya.

Alasannya, menurut konstitusi negara, warga yang pasangan atau anaknya memiliki warga negara asing tidak boleh mencalonkan diri.

Namun, jika partainya menang, Aung San Suu Kyi diperkirakan tetap memegang posisi politis yang memiliki pengaruh besar. Itulah yang terjadi saat ini.

8. Dikritik soal Rohingya

Krisis pengungsi Rohingya sedikit mencoreng namanya. Lembaga pembela hak asasi manusia melontarkan kritik terhadap pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu.

Dia dtuding tidak berupaya untuk mengatasi krisis ini. Suu Kyi dianggap takut ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas Buddha dalam Pemilu Parlemen, November 2015 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com