Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Kalau KTT Paris Tak Hasilkan Kesepakatan, Menangislah Kita

Kompas.com - 08/12/2015, 20:58 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono berharap Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di Paris, Perancis, menghasilkan kesepakatan bersama.

"Harus ada kesepakatan bersama hasil pertemuan Paris, meski tidak harus mengikat secara hukum atau legally binding. Tapi syukur-syukur kalau mengikat secara hukum," kata SBY, usai menjadi pembicara di Paviliun Indonesia di Paris, Selasa (8/12/2015).

"Kalau tak menghasilkan apa-apa, maka menangislah kita. Banyak yang sudah dicurahkan di sini," ucapnya.

Jika kesepakatan terikat secara hukum, SBY menilai perdebatan juga akan panjang. Perdebatan itu antara lain terkait siapa yang akan dihukum jika melanggar kesepakatan.

"Äpakah presidennya, perdana menteri, atau mekanisme seperti apa. Belum lagi ratifikasi dari masing-masing parlemen negara anggota," ujarnya.

SBY juga melanjutkan, upaya kontrol dan evaluasi terhadap kesepakatan itu juga harus dilakukan oleh masing-masing negara.

"Misalnya negara maju bantu 100 miliar, benar enggak. Dimonitor, dicek, verifikasi dan report," tutur SBY.

Tidak hanya itu, SBY juga meminta negara yang menerima bantuan ikut diawasi.

"Jangan-jangan tidak digunakan dengan tepat," kata dia.

Menurut SBY, KTT Iklim di Paris, COP 21, telah banyak mengalami kemajuan dibanding COP di Bali.

Sebelumnya, banyak negara cuek dengan konferensi iklim. Namun, saat ini negara maju seperti Amerika Serikat, China, India cukup banyak berkontribusi.

"Ini langkah maju, dulunya mereka ogah-ogahan masuk klub climate change. Sekarang makin banyak negara yang tergabung," ucap SBY.

SBY juga menanggapi munculnya dua kelompok negara-negara dunia yang belum bersepakat soal ambang batas kenaikan suhu maksimum bumi, antara 1,5 derajat dan 2 derajat.

"Kalau saya pribadi harapannya 2 derajat, syukur-syukur bisa menjadi 1,5 derajat kesepakatannya," ucap dia.

SBY menilai, apapun yang disepakati, seharusnya itu tetap bermanfaat bagi Indonesia.

"Karena Indonesia juga banyak pulau-pulau kecil, jika kesepakatan hanya 1,5 derajat maka itu juga melindungi Indonesia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com