Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Kesaksian dari Lapangan Terkait Tragedi Mina

Kompas.com - 25/09/2015, 13:53 WIB
KOMPAS.com — Berikut ini adalah laporan lapangan dari sejumlah orang, termasuk beberapa wartawan BBC, yang berada di lokasi kecelakaan Mina, ketika lebih dari 700 orang jemaah tewas dan lebih dari 800 terluka karena terimpit dan terinjak-injak.

Orang-orang berjatuhan meminta pertolongan - Tchima Illa Issoufou, BBC Hausa Service

"Orang-orang bergerak ke arah tempat melempar jumrah, sementara lainnya datang dari arah berlawanan. Lalu keadaan menjadi kacau dan tiba-tiba orang-orang mulai berjatuhan. Ada jemaah dari Nigeria, Niger, Chad, Senegal, dan beberapa negara lain. Mereka saling memanjat satu sama lainnya agar bisa bergerak ke tempat yang aman dan itulah sebabnya banyak orang tewas.

Orang-orang menyeru nama Allah, sementara yang lainnya menangis, termasuk anak-anak dan bayi. Mereka jatuh ke tanah meminta tolong, tetapi tak ada yang menolong.

Semuanya seperti menyelamatkan diri sendiri. Kami ikut kehilangan anggota kelompok. Saya kehilangan bibi saya dan, saat itu, dua perempuan dari rombongan kami—ibu dan anak perempuannya—hilang."

Jenazah sejauh mata memandang - Bashir Sa'ad Abdullahi, BBC

"Dari tempat saya berdiri, di sini di pusat kota Mina, saya bisa melihat jasad yang ditutup kain putih. Polisi sudah membarikade daerah tersebut sehingga saya tidak bisa menghitung jumlahnya, tetapi tampak jenazah sejauh mata saya memandang.

Di sekitar daerah tersebut, sejumlah kerabat berkerumun dalam duka dan jemaah haji lain di kota tenda Mina juga datang untuk melihat jenazah dan menyampaikan ucapan belasungkawa dan berdoa. Petugas polisi berusaha menghentikan orang-orang yang melewati daerah itu karena mereka masih menangani jenazah, dan ambulans keluar masuk dari sana.

Helikopter juga terbang di atas daerah tempat jenazah-jenazah itu berada."

Semacam tumbukan - Yusuf Ibrahim Yakasai, BBC Hausa Service

"Seorang saksi yang berhasil selamat dari insiden itu mengatakan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah keamanan Saudi menutup salah satu jalan menuju Jamarat (tempat melempar jumrah).

Hal ini terjadi ketika ribuan jemaah dari berbagai negara, seperti Iran, Kamerun, Ghana, dan Niger, akan melempar jumrah. Maka, mereka yang baru selesai melempar batu kembali ke arah yang sama, beradu dengan jemaah yang baru akan melempar batu.

Ada tabrakan antara dua kelompok yang bergerak ke arah berlawanan di jalan yang sama. Mereka yang terjebak di tengahlah yang paling terkena."

Jalan ditutup karena Raja Saudi berhaji - dokter Inggris yang tak mau disebut namanya

"Semalam saya baru kembali dari Muzdalifa ke Jamarat bersama keluarga saya naik kereta. Kami tiba di stasiun lebih dulu daripada yang lain dan keretanya tertunda. Akhirnya ada banyak orang berkumpul di stasiun. Ketika kereta tiba pada pukul 02.00 pagi, terjadi kekacauan saat jemaah yang lelah berusaha naik.

Dalam perjalanan, kereta berhenti di suatu tempat, entah di mana, selama setengah jam. Orang-orang mulai resah dan beberapa berusaha membuka gerbang darurat karena semua sesak napas karena kepanasan dan kelelahan. Akhirnya kami sampai di Jamarat dan setelah melempar batu, kami pergi, dan mendengar beberapa jam kemudian bahwa tragedi ini terjadi.

Saya kemudian mengetahui kenapa kereta tertunda, yaitu karena Raja Saudi melakukan ibadah haji dan mereka tidak mau ada orang lain masuk ke Mekkah. Mereka menghentikan kereta dan menutup jalan. Ketika dia selesai, semua orang berusaha masuk bersamaan."

Keamanan lebih dari cukup - Taheer Zaman dari Dewsbury, Inggris

"Pengaturan dari Pemerintah Saudi luar biasa. Kita tak bisa menyalahkan mereka. Ada banyak antisipasi pengamanan yang dilakukan. Saya sudah naik haji beberapa kali dalam 20 tahun terakhir. Tahun ini saya datang bersama istri, anak laki-laki, menantu, dan ibu mertua saya.

Dari apa yang saya lihat di lapangan, dalam 10 hari terakhir, ada pengaturan yang sangat bagus dari Pemerintah Saudi. Kita tak bisa menyalahkan mereka....

Saya melihat seorang lelaki pingsan karena kepanasan dan kelelahan, lalu 10 staf kesehatan langsung datang berlari membantunya. Di setiap eskalator ada orang-orang yang membantu mereka yang kelelahan. Langkah pengamanannya sudah lebih dari cukup. Bahkan saya akan mengatakan sudah berlebihan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com