Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tony Abbott Janji Tak Ganggu PM Australia yang Baru

Kompas.com - 15/09/2015, 12:02 WIB
CANBERRA, KOMPAS.com — Setelah tergeser dari posisinya sebagai Perdana Menteri Australia, Tony Abbott menyatakan "tidak akan merusak pemerintahan" sebagai tindakan balasan.

Sekitar 12 jam setelah kalah oleh Malcolm Turnbull dalam voting internal Partai Liberal, Abbott akhirnya memberikan keterangan pers pada Selasa (15/9/2015) siang.

Berikut pernyataan lengkapnya, "Ini bukan hari biasa bagi banyak orang di gedung ini. Pergantian pemimpin tidak pernah mudah bagi negara kita. Janji saya hari ini adalah mengantarkan pergantian ini semudah mungkin. Tidak akan ada upaya membuat keretakan, melemahkan, atau menarget orang. Saya tidak pernah membocorkan sesuatu yang merugikan orang. Saya tidak akan memulainya.

Negara kita butuh hal yang lebih baik dari semua ini. Saya ingin pemerintahan dan negara kita sukses. Selalu.

Saya selalu mengatakan baik saat di oposisi maupun di pemerintahan bahwa menjadi perdana menteri bukan tujuan akhir. Semuanya tentang rakyat yang Anda layani. Saya bersyukur bisa melihat keajaiban negara kita dan saya menyatakan terima kasih kepada rakyat yang memercayai saya untuk mengabdi.

Ya, ini adalah hari yang berat, tetapi sekali Anda masuk dalam permainan ini, Anda harus menerima aturan mainnya. Saya bangga dengan apa yang kita capai dalam dua tahun terakhir.

Sebanyak 300.000 orang mendapatkan pekerjaan. Sejumlah pajak dari era Partai Buruh telah kita hapuskan. Kita telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Jepang, Korea, dan China.

Program infrastruktur terbesar di negara ini sedang berjalan. Kita telah membongkar sisi gelap dan korup dari gerakan buruh.

Kita menanggapi ancaman teror dan menerjunkan pasukan ke bagian lain dunia. Perahu (imigran) telah kita hentikan dan dengan demikian kita berada dalam posisi lebih baik dalam menerima pengungsi. Kita melakukan perbaikan senilai 50 miliar dollar Australia terhadap APBN.

Tentunya masih banyak yang ingin saya kerjakan, pengakuan konstitusional warga aborigin, mengajak anak-anak mereka masuk sekolah, dan memberikan lapangan kerja bagi mereka. Saya adalah Perdana Menteri Australia yang pertama tinggal di perkampungan aborigin selama seminggu setiap tahun dan semoga saya bukan yang terakhir.

Kemudian masalah narkoba dan KDRT yang belum tertangani.

Australia punya peran penting di dunia, situasi di Timur Tengah, masalah di Laut China Selatan, dan lainnya. Saya khawatir ini semua tak tertangani jika ada ketidakstabilan kepemimpinan di negara kita.

Saya bangga dengan apa yang telah dicapai oleh pemerintahan Abbott.

Politik telah berubah dalam dekade terakhir. Kini kita memiliki lebih banyak polling dan komentar, kebanyakan kecut, pahit, dan merupakan pembunuhan karakter. Kepanikan akibat hasil polling itu mengakibatkan terjadinya guncangan terhadap posisi perdana menteri, yang tentu saja tidak baik bagi negara kita.

Jika boleh menyarankan kepada media, tolong jangan memuat pernyataan orang yang tidak mau disebutkan namanya. Tolong jangan menjadi pisau yang dipakai untuk membunuh orang lain."

Di bagian akhir pernyataannya, Tony Abbott juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga, partai, dan rakyat yang telah memberinya kesempatan menjadi perdana menteri.

Dengan tidak adanya tanya-jawab dalam pernyataan pers itu, belum diketahui apakah Tony Abbott masih akan bertahan sebagai anggota DPR (House of Representatives) biasa atau mengundurkan diri dari politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com