Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2015, 19:39 WIB
HARARE, KOMPAS.com - Pemerintah Zimbabwe, Rabu (6/5/2015), bersikukuh akan mengekspor lima ekor gajah untuk mengumpulkan dana bagi upaya konservasi dan mengurangi populasi hewan besar itu.

Namun, rencana pemerintah Zimbabwe itu mendapat kritik dan kecaman dari berbagai organisasi dan komunitas internasional. Padahal, sebelumnya niat pemerintah Zimbabwe untuk mengekspor 62 ekor bayi gajah sudah mendapat kecaman dari berbagai organisasi penyayang hewan.

"Meski ada keprihatinan terkait isu hak dan kesejahteraan hewan, pemerintah Zimbabwe akan tetap menangkap dan mengekspor lima ekor gajah yang akan dikirim ke tujuan yang tepat dan dalam dipahami," kata Menteri Lingkungan Zimbabwe, Saviour Kasukuweredi hadapan parlemen negeri itu.

Kasukuwere menambahkan ekspor kelima ekor gajah itu tak melanggar aturan dan mengikuti prosedur yang ditetapkan Konvensi Internasional tentang Perdagangan Hewan-hewan yang Terancam Punah.

Pemerintah Zimbabwe melanjutkan, negeri itu memiliki 80.000 ekor gajah saat ini namun hanya mampu "memelihara" dan mengawasi maksimal 42.000 ekor gajah saja.

"Zimbabwe hingga saat ini masih memilih tidan menggunakan cara membunuh untuk mengendalikan populasi gajah. Kami memilih menangkap dan merelokasi termasuk mengekspor mereka," ujar Kasukuwere.

Dia menegaskan, semua kebun binatang di AS, Jerman dan Australia memiliki banyak koleksi hewan-hewan langka, salah satunya gajah, yang diimpor dari Zimbabwe.

Bulan lalu aktris AS Pamela Anderson menyerukan agar Zimbabwe membatalkan niatnya mengekspor puluhan ekor bayi gajah ke China dan Uni Emirat Arab.

Sedikitnya 300 ekor gajah tewas di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe tahun lalu setelah para pemburu gelap meracuni air minum para gajah itu dengan menggunakan sianida.

Pengelola taman nasional mengatakan, kurangnya dana mengakibatkan terbatasnya patroli polisi hutan yang mengakibatkan para pemburu gelap merajalela.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com