Para pakar mengatakan dalam waktu kurang dari dua pekan, pasukan Rusia dan milisi pro-Moskwa telah mengubah realitas di lapangan, yaitu memisahkan Crimea dari wilayah Ukraina lainnya.
"Sudah dilakukan sebuah rencana rasional. Langkah demi langkah mereka memutus Crimea dari Ukraina, mempersiapkan sebuah aneksasi," kata analis politik Volodymir Fesenko.
"Semua langkah itu dilakukan untuk mempersiapkan langkah selanjutnya yaitu referendum, untuk melegitimasi aneksasi," tambah Fesenko.
Inilah lima langkah yang sudah diambil untuk memastikan pemisahan Crimea dari Ukraina.
1. Menempatkan pemerintahan boneka
Lima hari setelah presiden pro-Moskwa Viktor Yanukovych digulingkan, milisi pro-Moskwa langsung bergerak menguasai parlemen dan gedung-gedung pemerintahan di ibu kota Crimea, Simferopol dan mengibarkan bendera Rusia.
Politisi pro-Rusia, Sergei Aksyonov dengan cepat ditunjuk menjadi perdana menteri sementara dan anggota parlemen memutuskan bergabung dengan Rusia dan menggelar referendum.
2. Menguasai wilayah darat
Ribuan prajurit Rusia, sebagian besar diyakini berasal dari Armada Laut Hitam yang berbasis di Crimea, dengan cepat disebar di seluruh semenanjung setelah pemerintahan berada di tangan pihak pro-Moskwa.
Penjaga perbatasan Ukraina mengatakan setidaknya 30.000 prajurit Rusia kini berada di wilayah semenanjung itu. Namun, para prajurit itu meski membawa perlengkapan standar militer mereka tidak mengenakan tanda-tanda apapun, mengepung sejumlah instalasi militer Ukraina.
Sejumlah tembakan peringatan pernah dilepaskan namun sejauh ini tidak ada aksi kekerasan besar.
3. Menutup perbatasan
Wilayah Crimea, yang menjorok ke Laut Hitam dari daratan Ukraina, relatif mudah untuk menutup perbatasannya.
Hanya dalam hitungan hari, pasukan Rusia sudah membangun pos-pos pemeriksaan di sepanjang dua jalan utama yang menuju ke semenanjung itu, lengkap dengan berbagai peringatan misalnya peringatan bahaya ranjau.