Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Didesak Terapkan "Hukum Photoshop" di Dunia "Fashion"

Kompas.com - 04/02/2014, 12:26 WIB
Israel baru meloloskan hukum yang berbunyi seluruh foto yang telah diubah dengan program komputer Photoshop harus dilengkapi peringatan jelas dan bahwa model busana harus memiliki indeks massa tubuh minimum 18,5. Aturan itu untuk menyikapi berbagai masalah yang timbul akibat pandangan negatif terhadap tubuh sendiri, yang dapat berbuntut anoreksia (sengaja tak makan untuk menguruskan tubuh).

Ada yang menyarankan Australia mengambil tindakan serupa

Pandangan negatif terhadap tubuh sendiri sering menjangkiti perempuan di seluruh dunia, termasuk Australia. Akibat dari pandangan negatif ini bermacam-macam, mulai dari rendah diri, diet yang berbahaya bagi kesehatan, depresi, dan anoreksia (mengurangi porsi makan secara drastis untuk menguruskan tubuh), dan bulimia (memuntahkan makanan kembali).

Tahun 2009, Pemerintah Australia mendirikan kelompok penasihat nasional untuk menyikapi masalah ini. Mereka membuat tata tertib industri media, fashion dan iklan. Di antara kandungan tata tertib itu adalah terwakilinya keberagaman, tidak menggunakan Photoshop untuk mengubah bentuk tubuh di foto dan bahwa model harus memiliki berat badan sehat.

Namun, menurut ketua kelompok tersebut, Mia Freedman, tata tertib itu gagal karena Photoshop tetap banyak digunakan. Ia meminta diterapkannya peraturan yang lebih ketat.

Israel telah meloloskan hukum yang dijuluki "hukum Photoshop". Gerakan ini digawangi agen dan fotografer Adi Barkan. Awalnya, ia dimintai tolong oleh model berusia 15 tahun bernama Caty, yang menderita anoreksia dan harus masuk rumah sakit. Barkan pun mencari bantuan medis.

Begitu dukungan Barkan untuk Caty diketahui publik, ia dibanjiri permintaan serupa dari perempuan-perempuan lain yang juga menderita anoreksia. Barkan pun sadar betapa parahnya masalah pandangan negatif terhadap tubuh sendiri di negara tersebut.

"Sebab utama kematian untuk usia antara 15 tahun dan 24 tahun adalah anoreksia. Bukan kanker, melainkan anoreksia!" tegasnya.

Setelah Barkan bertahun-tahun melobi, Israel pun meloloskan "hukum Photoshop" tahun 2013. Dalam hukum ini disebutkan bahwa gambar apa pun yang melalui proses Photoshop harus dilengkapi peringatan jelas yang meliputi 7 persen permukaan foto. Saat datang ke lokasi pemotretan, model pun harus menyerahkan sertifikat yang menyatakan bahwa indeks massa tubuh mereka mencapai 18,5.

Namun, peraturan ini pun tak diindahkan. Menurut Barkan, ini karena hukum tersebut bukanlah hukum pidana, melainkan perdata sehingga tak ada hukuman. Kini, ia bekerja sama dengan sejumlah pengacara besar untuk melontarkan tuntutan kepada mereka yang melanggar hukum. Para penuntut dalam kasus-kasus tersebut adalah perempuan yang mengalami gangguan pola makan akibat para pelanggar hukum itu.

Selain itu, ia juga melancarkan kampanye bersama dengan organisasi konsumen terbesar Israel untuk menunjukkan dan mempermalukan mereka yang melanggar "hukum Photoshop".

Marilyn Krawitz, pengajar Fakultas Hukum Universitas Notre Dame di Perth, Australia, dan penulis artikel berjudul "Beauty is only Photoshop Deep (Kecantikan Hanyalah Sedalam Photoshop)" menyatakan bahwa isu kesehatan publik macam ini memang biasanya butuh waktu untuk mencapai perubahan.

"Contohnya di Australia, apabila Anda melihat industri rokok, pelarangan iklan rokok, tidak terjadi begitu saja, butuh waktu berpuluh-puluh tahun. Jadi, saya rasa mungkin saja di Israel saat ini ada banyak perubahan yang tengah berlangsung," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com