Anggaran 2014 memang sudah kelar penyusunannya jauh sebelum "duet" maut topan itu meluluhlantakkan Meksiko. Dalam lajur keuangan anggaran itu, Negeri Sombrero cuma mematok dana 12 juta peso atau setara Rp 10,54 miliar untuk dana kesiapsiagaan rekonstruksi saat Meksiko menghadapi bencana alam. "Kami mesti mencari dana tambahan untuk rekonstruksi infrastruktur pascabadai, khususnya untuk pembangunan jalan raya," terang Menteri Keuangan Luis Videgaray.
Tewas
Data termutakhir Pemerintah Meksiko menunjukkan sudah 110 warga tewas dalam badai Manuel dan Ingrid. Korban terbanyak adalah penduduk wilayah barat daya Meksiko seperti Negara Bagian Guerrero, terang Menteri Dalam Negeri Meksiko Miguel Angel Osorio Chong.
Sementara itu, Presiden Nieto mengingatkan kalau jumlah korban tewas bisa meningkat. "Soalnya, 68 korban hilang saat tanah longsor di La Pintada belum ditemukan," kata Nieto.
Sementara itu, Meksiko dalam minggu ini memang masih berhadapan dengan potensi hujan deras susulan. "Terjangan dua topan ini terbilang terbesar sejak beberapa dekade," imbuh Nieto.
Data Pemerintah Meksiko menunjukkan ada 1,2 juta warga yang terlanda dampak kedua topan itu. Mereka berada di 24 dari 32 negara bagian di Meksiko. Lalu, masih ada 58.000 warga hidup di pengungsian.
Terakhir, Manuel dan Ingrid meluluhlantakkan Meksiko dalam 24 jam pada 1958. Secara bersamaan, kedua badai yang masing-masing datang dari Samudra Pasifik dan Atlantik ini membawa hujan deras dan angin puyuh berkepanjangan. Akibatnya, banjir dan tanah longsor tak terelakkan.
Hingga berita ini diunggah, Pemerintah Meksiko masih menghitung angka kerugian dampak kedua badai tersebut.