Salin Artikel

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Belum lama ini, Trump diterpa kontroversi baru terkait uang tutup mulut atau hush money. Kasus uang tutup mulut itu berpusat pada tuduhan bahwa Trump telah memalsukan catatan pengeluaran perusahaannya untuk menyembunyikan riwayat transaksi dengan mantan pengacaranya, Michael Cohen, yang membantu Trump mengubur cerita-cerita negatif seputar dirinya selama kampanye presiden tahun 2016.

Salah satu cerita negatif yang ditutup-tutupi yaitu terkait hubungan seksual di luar nikah antara Trump dengan aktris film dewasa, Stormy Daniels. Berdasarkan laporan AP News,  Cohen diduga telah membayar Daniels sebesar 130.000 dolar AS agar perempuan itu menyembunyikan kisah tersebut.

Kasus itu sampai saat ini belum juga usai dan masih dalam proses di pengadilan. Namun kini Trump justru mengundang kontroversi baru lagi yang mungkin saja dapat mengancam posisinya pada pemilihan umum (pemilu) November mendatang.

Menjual Alkitab hingga Parfum

Di tengah-tengah Pekan Suci umat kristiani pada akhir Maret lalu, Trump melalui akun Truth Social-nya mengumumkan peluncuran sebuah Alkitab yang diberi nama “God Bless The USA Bible”. Terinspirasi dari lagu patriotik ciptaan Lee Greenwood, “God Bless The USA”, Alkitab yang dipatok harga 59.99 ini juga mencakup salinan dokumen sejarah termasuk Konstitusi AS, Deklarasi Kemerdekaan, dan Ikrar Kesetiaan.

“Selamat Pekan Suci! Mari Membuat Amerika Berdoa Lagi," tulis Trump. "Menjelang Jumat Agung dan Paskah, saya mendorong Anda untuk mendapatkan salinan Alkitab God Bless The USA.”

Hal ini mendapat banyak reaksi negatif dari berbagai pihak karena ini terjadi hanya dalam beberapa minggu setelah Trump meluncurkan sederet produk untuk menyukseskan kampanyenya antara lain seperti sepatu kets hingga parfum.

Sepatu kets yang dijualnya berharga 199 hingga 399 dolar, dengan dua desain mencakup angka 45 yang terinspirasi dari jabatan Trump dahulu selaku presiden ke-45 AS. Di sisi lain, cologne dan parfumnya dijual dengan harga 99 dolar. Keduanya diberi nama “Victory47”.

Trump juga memiliki produk-produk lain, salah satunya NFT bergambar dirinya dalam berbagai karakter yang disebut sebagai Trump Digital Trading Cards.

Pihak Trump membantah akan menggunakan hasil dari penjualan Alkitab ini untuk keperluan kampanye.

“GodBlessTheUSABible.com tidak bersifat politis dan tidak ada hubungannya dengan kampanye politik apapun,” demikian pernyataan yang tercantum pada laman GodBlessTheUSABible.com di bagian FAQ.

Walau demikian, situs tersebut menambahkan bahwa mereka menggunakan nama, rupa, dan gambar Trump “di bawah lisensi berbayar dari CIC Ventures LLC.” Trump sendiri terdaftar sebagai manajer, presiden, sekretaris, dan bendahara CIC Ventures LLC dalam laporan keuangan tahun lalu.

Tidak hanya itu, laporan keuangan tersebut juga mengungkap bahwa Trump telah menghasilkan lebih dari 5 juta dolar melalui perusahaan tersebut. Sebuah catatan bisnis Florida bahkan menunjukkan bahwa alamat CIC sama dengan alamat klub golf Trump di West Palm Beach, Florida.

Trump Dikecam

Selain dari Skyes dan Klobuchar, Trump juga mendapat kecaman dari seorang sejarawan, Jemar Tisby.

“Hal yang sangat buruk tentang hal ini adalah hal ini memengaruhi pengabdian masyarakat kepada Tuhan dan kecintaan mereka terhadap negara, yang keduanya sendiri mungkin tidak berbahaya atau bahkan baik,” kata Tisby. “Namun dalam upaya ini, mereka memadukan keduanya. Dan dengan Trump sebagai juru bicaranya, ia menyampaikan pesan yang sangat jelas tentang jenis agama Kristen dan jenis cinta terhadap bangsa yang ia promosikan.”

Mantan anggota Partai Republik, Liz Cheney, seorang Republikan dari Wyoming, mengejek Trump melalui salah satu unggahan media sosialnya yang sekaligus menyinggung kasus dugaan perselingkuhan Trump. “Selamat Pekan Suci, Donald," tulisnya. “Daripada menjual Alkitab, sebaiknya Anda membelinya. Dan membacanya, termasuk Keluaran 20:14.”

Senator Raphael Warnock yang juga merupakan seorang pendeta senior di Gereja Baptis Ebenezer di Atlanta ikut mengecam Trump.

“Alkitab tidak membutuhkan dukungan Donald Trump, dan Yesus, pada minggu terakhir hidupnya, mengusir para penukar uang keluar dari kuil, yaitu mereka yang mengambil barang-barang suci dan menggunakannya sebagai peninggalan murahan untuk dijual di pasar,” kata Warnock.

Warnock juga turut menyinggung kegagalan usaha bisnis Trump, termasuk usaha steak dan Trump University yang kini sudah tidak beroperasi lagi akibat menghadapi dampak hukum.

“Jika dia tidak menjual steak kepada kita, dia menjual kepada kita sebuah sekolah yang gelarnya tidak sebanding dengan kertas yang tertulis di sana. Jika dia tidak menjual sekolah kepada kita, dia menjual sepatu kets kepada kita, dan sekarang dia mencoba menjual kitab suci,” jelas Warnock.

Hubungan Trump dengan Alkitab telah menjadi bahan diskusi beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020 contohnya, Trump berpose dengan Alkitab di luar gereja di Washington, D.C. di tengah protes atas pembunuhan George Floyd. Polisi Taman AS dan pasukan Garda Nasional sebelumnya telah menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa damai di wilayah tersebut, diduga untuk memberi jalan bagi sesi foto tersebut. Meski begitu, laporan pengawas pada tahun berikutnya menyatakan sebaliknya.

Pada tahun yang sama, klip wawancara Bloomberg dari tahun 2015, yang menunjukkan Trump menolak menyebutkan ayat Alkitab favoritnya atau ayat mana pun mulai muncul kembali di media sosial dan menjadi viral.

https://internasional.kompas.com/read/2024/04/09/050000370/trump-dituduh-menjual-alkitab-untuk-kebutuhan-kampanye

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke