Salin Artikel

Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Balik Kejayaan Industri Perfilman Hollywood

Popularitas perfilman AS begitu tinggi sehingga ketika ada suatu kontroversi, hal itu akan dengan segera memperoleh perhatian global yang luar biasa. Salah satu kontroversi di dunia perfilman Hollywood yang paling populer adalah kekerasan dalam lingkungan kerja.

Sebuah survei yang dilakukan USA Today tahun 2018 menemukan bahwa 94 persen  dari perempuan yang pernah bekerja di Hollywood merupakan korban pelecehan seksual atau bentuk-bentuk kekerasan lain di lokasi syuting. Beberapa artis papan atas, Rose McGowan, Gwyneth Paltrow, Ashley Judd, dan Salma Hayek bahkan ikut menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual di Hollywood.

Salah satu nama yang tidak kalah populer di Hollywood, Judy Garland, juga pernah menjadi bagian dari korban kekerasan di Hollywood. Pengalaman buruk Garland bermula saat ia memerankan Dorothy di The Wizard of Oz, saat usia Garland masih 16 tahun.

Selain diancam dan dilecehkan, Garland juga selalu dituntut untuk menurunkan berat badan dan dibuat merasa buruk rupa. Judy Garland setelah itu mulai menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol. Pada akhirnya Garland meninggal tahun 1969 karena overdosis barbiturat yang tidak disengaja.

Kasus serupa juga terjadi pada Marilyn Monroe, Beverly Aadland, dan Shirley Temple.

Tidak hanya perempuan, kekerasan di Hollywood juga sering kali menargetkan pria.

Corey Feldman, aktor yang tahun '80-an sempat menjadi salah satu artis remaja paling populer, berkata, “Masalah terbesar di Hollywood adalah pedofilia.”

Corey Feldman dahulu memiliki seorang sahabat yang juga sesama artis cilik bernama Corey Haim. Keduanya sering kali disebut sebagai Two Coreys. Haim meninggal dunia tahun 2019 akibat pneumonia, dan beberapa tahun setelah kecanduan narkoba, Feldman akhirnya baru berani angkat bicara terkait pelecehan seksual yang ia dan Haim hadapi saat bekerja di Hollywood.

Menurut Feldman, Haim diperkosa oleh “seorang tokoh besar Hollywood” saat membuat film Lucas tahun 1986.

Kasus di Nickelodeon

Baru-baru ini Hollywood menjadi sorotan setelah adanya gugatan terbaru terkait kekerasan yang terjadi saat produksi beberapa acara di salah satu jaringan televisi anak-anak paling terkenal, Nickelodeon. Kasus ini bahkan diangkat menjadi dokumenter berjudul Quiet on Set: The Dark Side of Kids TV yang episode pertamanya baru saja tayang pada 17 Maret lalu.

Dokumenter tersebut berkisah seputar budaya kekerasan di balik beberapa acara anak-anak paling ikonik produksi Nickelodeon di akhir tahun 1900-an dan awal 2000-an.

Salah satu yang dikisahkan dalam dokumenter tersebut yaitu Dan Schneider, pria yang dulu digelari “Norman Lear dari televisi anak-anak” karena acara-acara buatannya, seperti iCarly, Drake & Josh, Zoey 101, dan Victorious. Schneider akhirnya dipecat dari Nickelodeon tahun 2018 setelah gugatan pertama terhadap dirinya naik ke permukaan.

Salah satu perilaku aneh Schneider pernah tampak melalui video yang menunjukkan dirinya berada dalam bak mandi air panas bersama Amanda Bynes, aktris yang saat itu baru berusia 13 tahun dan mengenakan bikini. Schneider juga dilaporkan sering melontarkan lelucon bersifat seksual kepada anak-anak.

Dalam biografinya di tahun 2022, Jennette McCurdy, bintang iCarly yang berperan sebagai lawan main Ariana Grande menceritakan bagaimana Schneider, yang tidak disebutkan namanya saat itu, menyuruhnya meminum alkohol pada saat masih di bawah umur, memijat bahunya, dan membuatnya merasa tidak nyaman dengan memaksa dia mengenakan bikini ukuran kecil pada usia 15 tahun.

Tidak hanya Schneider, satu episode dalam Quiet on Set juga menceritakan Brian Peck, pelatih akting yang dihukum pada tahun 2004 karena pelecehan seksual terhadap anak-anak dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara. Drake Bell, bintang cilik The Amanda Show dan Drake & Josh, mengaku menjadi korban Brian Peck.

Bell yang kini berusia 37 tahun mengungkapkan bagaimana dia diperlakukan Peck saat membintangi The Amanda Show. Ketika Bell berusia 15 tahun, ia mengaku pernah terbangun karena Peck tengah melakukan pelecehan seksual terhadapnya di sofa. Bell mendeskripsikan pelecehan tersebut, yang berlangsung selama enam bulan, sebagai tindakan yang “brutal".

Selain Brian Peck, kisah Jason Handy, asisten produksi yang bekerja dekat dengan para pemeran cilik All That dan The Amanda Show telah menerima hukuman enam tahun pada tahun 2004 karena menganiaya dua remaja perempuan, juga ditampilkan dalam serial dokumenter Quiet On Set tersebut.

Karyawan Nickelodeon yang lain, seorang animator bernama Ezel Channel, dipenjara selama lebih dari tujuh tahun setelah dia dihukum pada tahun 2009 karena melakukan pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki di studio.

Setelah seri dokumenter Quiet on Set dirilis, Schneider merilis permintaan maaf di YouTube. Dia meminta maaf kepada orang-orang yang dia sakiti selama ia bekerja untuk Nickelodeon. Dia berjanji akan menjadi lebih baik.

Bagi para korban yang traumanya berkembang menjadi kecemasan, depresi, kecanduan alkohol, atau gangguan mental, permintaan maaf Schneider tentu tidaklah cukup.

https://internasional.kompas.com/read/2024/04/02/060000570/kekerasan-dan-pelecehan-seksual-di-balik-kejayaan-industri-perfilman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke