Salin Artikel

Dampak Kerusakan Jembatan Baltimore terhadap Rantai Pasokan AS

Jembatan berusia 47 tahun itu runtuh akibat tabrakan tersebut. Saat kejadian, delapan pekerja sedang berada di jembatan tersebut. Dari mereka itu, dua orang selamat dan pihak berwenang baru menemukan dua jenazah. Empat pekerja lainnya diperkirakan telah tewas.

Tabrakan itu diketahui karena hilangnya tenaga mesin kapal secara tiba-tiba.

“Beberapa menit sebelum (menabrak) anjungan, terjadi pemadaman (listrik) total di kapal sehingga kapal kehilangan tenaga mesin dan tenaga listrik. Benar-benar pemadaman listrik total,” kata Clay Diamond, direktur eksekutif dan penasihat umum American Pilots Association.

Segala cara dilakukan untuk memperlambat laju kapal. Namun kapal itu akhirnya menabrak pilar jembatan. Kapal justru mengarah ke kanan dan menabrak pilar alih-alih melewati bagian tengah jembatan.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura mengonfirmasi Dali telah kehilangan tenaga mesin.

“Akibatnya (matinya listrik sesaat), kapal tidak dapat mempertahankan arah yang diinginkan dan bertabrakan dengan jembatan Francis Scott Key,” kata pihak Singapura dalam sebuah pernyataan.

Jembatan Baltimore pada dasarnya “fracture critical” dan tidak memiliki redundansi. Artinya, jika ada satu komponen gagal, maka kemungkinan besar akan menyebabkan sebagian atau seluruh jembatan runtuh. Meski demikian, Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Jennifer Homendy mengatakan, jembatan ini dalam kondisi memuaskan ketika terakhir kali dilakukan inspeksi pada Mei tahun lalu.

Jembatan Baltimore merupakan salah satu jembatan fracture critical dari total 17.468 jembatan fracture critical yang ada di AS. Total jumlah jembatan di AS 615.000 unit.

Fokus pemerintah AS kini adalah mencari sisa pekerja yang masih hilang. Diskusi terkait pembangunan kembali akan dilakukan setelahnya.

“Ini akan memakan waktu,” kata Presiden Biden. “Masyarakat Baltimore dapat mengandalkan kami untuk tetap bersama mereka di setiap langkah hingga pelabuhan dibuka kembali dan jembatan dibangun kembali.”

Salah Satu Jembatan Rangka Terpanjang di AS

Jembatan itu dibangun dengan maksud meringankan kekhawatiran lalu lintas dan pemeliharaan Terowongan Pelabuhan Baltimore yang melayani jalur air. Pembangunan jembatan ini dimulai tahun 1972 dan selesai pada Maret tahun 1977 dengan perkiraan biaya 110 juta dolar AS.

Menurut Preservation Maryland, proyek itu merupakan pencapaian yang signifikan karena berhasil membangun salah satu jembatan rangka terpanjang di AS.

Selama beberapa dekade, jembatan ini telah menjadi jalur transportasi penting bagi penduduk Maryland dan banyak pengemudi lain yang melintasi Pantai Timur, terutama antara New York dan Washington, DC. Jembatan sepanjang sekitar 2 kilometer itu dilalui sekitar 30.000 orang setiap hari dan volume lalu lintas keseluruhan dapat mencapai sekitar 11,3 juta kendaraan setiap tahunnya.

Tidak hanya itu, jembatan ini juga merupakan bangunan ikonik dari Baltimore.

Dampaknya terhadap Rantai Pasokan AS

Runtuhnya jembatan ini dapat menghentikan arus kapal masuk dan keluar dari Pelabuhan Baltimore.

Pelabuhan Baltimore menempati peringkat kesembilan pelabuhan AS terbesar untuk kargo internasional. Pelabuhan itu memegang rekor 52,3 juta ton senilai 80,8 miliar dolar pada tahun 2023. Menurut pemerintah negara bagian Maryland, pelabuhan tersebut juga menjadi ladang pekerjaan bagi 15,330 pekerja lapangan dan 139,180 pekerja di bidang jasa terkait.

Pelabuhan itu merupakan pelabuhan  terkemuka di AS dalam sektor mesin pertanian dan konstruksi serta impor gula dan gipsum. Pelabuhan itu merupakan pelabuhan kedua di AS yang mengekspor batu bara.

“Meskipun Baltimore bukan salah satu pelabuhan terbesar di Pantai Timur AS, Baltimore masih mengimpor dan mengekspor lebih dari satu juta kontainer setiap tahunnya, sehingga hal ini berpotensi menyebabkan gangguan signifikan terhadap rantai pasokan,” kata Emily Stausboll, analis pasar di perusahaan analisis pengiriman yang berbasis di Norwegia, Xeneta.

Ekonom pasar keuangan nasional Oren Klachkin menambahkan, runtuhnya jembatan tersebut juga dapat “mengganggu aktivitas logistik di pantai timur.”

Kemacetan lalu lintas juga akan meningkat secara signifikan karena sekitar 30.000 hingga 35.000 kendaraan yang biasanya menggunakan jembatan tersebut setiap harinya akan dialihkan melalui terowongan.

Di sisi lain, kargo berisi material berbahaya yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam terowongan akan dialihkan melalui jalur memutar yang lebih panjang. Namun, mengubah rute kargo ke Philadelphia, Norfolk atau Pelabuhan New York atau New Jersey dapat menaikkan harga angkutan truk dan kereta api jika volumenya signifikan. Kemacetan juga dapat terjadi di pelabuhan-pelabuhan alternatif tersebut.

Walau ada potensi peningkatan biaya pengiriman, kepala ekonom di Moody’s Analytics Mark Zandi mengatakan hal ini tidak akan menjadi masalah bagi perekonomian AS karena masih adanya pelabuhan-pelabuhan alternatif.

Namun, yang menjadi masalah utamanya kini adalah menentukan seberapa besar potensi biaya tambahan pada pelayaran akibat belum diketahuinya berapa lama pelabuhan tersebut akan ditutup.

Gubernur Maryland, Wes Moore mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan kapan pelabuhan itu dapat digunakan lagi.

“Saat ini fokus eksklusif kami adalah menyelamatkan nyawa, fokus eksklusif kami adalah pencarian dan penyelamatan,” katanya pada konferensi pers.

Pembangunan Kembali Jembatan Baltimore

Pembangunan kembali Jembatan Baltimore akan memakan bertahun-tahun. Moore menggambarkan proses pembangunan kembali jembatan ini sebagai proses “pembangunan jangka panjang” yang belum ada batas waktunya.

Meskipun runtuhnya jembatan akan menyebabkan kemacetan lalu lintas dan redupnya bisnis pelabuhan untuk sementara, uang yang akan digunakan untuk membangun kembali jembatan akan menjadi stimulus ekonomi bagi kota tersebut walau tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Ini seperti bencana alam. Hal ini sangat mengganggu dalam jangka pendek, namun kemudian terjadi pembangunan kembali dan hal ini menambah aktivitas ekonomi,” kata Zandi.

Nama Jembatan Diambil dari Penulis Lirik Lagu Kebangsaan AS

Jembatan Baltimore atau yang dikenal dengan nama Francis Scott Key Bridge diambil dari nama penulis lirik lagu kebangsaan AS, “The Star-Spangled Banner”. Pada September 1814, Francis Scott Key menjadi saksi pengibaran bendera Amerika oleh tentara AS di Benteng McHenry sebagai simbol penentangan terhadap pengeboman oleh tentara Inggris.

Pemandangan ini kemudian menginspirasi Key untuk menulis sebuah bait puis berjudul “The Defense of Fort M’Henry”. Puisi ini kemudian dikembangkan menjadi lagu “The Star-Spangled Banner” dengan mengambil melodi dari lagu yang sudah ada berjudul “To Anacreon in Heaven”. Di tahun 1931, lagu tersebut resmi jadi lagu kebangsaan AS.

Key juga berjasa dalam negosiasi dengan pasukan Inggris untuk pembebasan William Beanes, seorang dokter terkemuka yang ditahan sebelum Pertempuran Baltimore. Key juga merupakan penasihat Andrew Jackson, jaksa wilayah distrik Kolombia dari tahun 1833 sampai dengan tahun 1841.

https://internasional.kompas.com/read/2024/04/01/113120670/dampak-kerusakan-jembatan-baltimore-terhadap-rantai-pasokan-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke