Salin Artikel

Apa Itu "Black Lives Matter" dan Apa Tujuannya?

Black Lives Matter telah bekembang menjadi gerakan internasional. Gerakan itu bermula sebagai tanggapan terhadap kekerasan dan diskriminasi sistemik terhadap orang-orang kulit hitam.

Black Lives Matter awalnya hanya sebuah frasa, dan khususnya sebuah hashtag, yang digunakan untuk menyoroti rasisme, diskriminasi, dan ketidaksetaraan yang dialami oleh orang kulit hitam di AS. Penggunaan frasa meningkat di AS setelah kasus pembunuhan yang dilakukan polisi mendapat perhatian besar publik. Namun istilah itu juga telah digunakan di Inggris dan berbagai negara lain.

Para pendukung penggunaan istilah itu menunjukkan fakta bahwa orang kulit hitam punya kemungkinan lebih besar ditembak polisi di AS. Mereka mengatakan, di AS dan banyak negara lainnya, orang-orang kulit hitam mengalami berbagai bentuk diskriminasi.

Mereka menginginkan tindakan untuk mengatasi perlakuan tidak setara dan penindasan yang terjadi sejak era perbudakan, namun masih berlanjut hingga saat ini.

Slogan tersebut secara luas digunakan setelah kematian Trayvon Martin di Florida tahun 2012. Remaja kulit hitam berusia 17 tahun yang tidak bersenjata itu ditembak oleh sukarelawan pengawas lingkungan George Zimmerman.

Dukungan bertambah setelah muncul kasus pembunuhan oleh polisi lainnya, termasuk terhadap Eric Garner, yang meninggal karena dicekik, dan Michael Brown, yang dibunuh seorang polisi yang mengatakan bahwa dia melakukan itu untuk membela diri.

Pada musim panas tahun 2020, George Floyd, pria kulit hitam tak bersenjata, dibunuh seorang polisi yang menekan leher Floyd dengan lutut polisi itu.

Protes yang menggunakan slogan #BLM terjadi di seluruh dunia dan tagar #BlackLivesMatter digunakan puluhan juta kali di media sosial.

Kontroversi Black Lives Matter

Beberapa orang berpendapat, penggunaan istilah Black Lives Matter menunjukkan dukungan terhadap organisasi dengan nama yang sama. Organisasi itu dimulai tahun 2013 oleh tiga perempuan kulit hitam, yaitu Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi.

Salah satu tujuan utama organisasi itu adalah menghentikan kebrutalan polisi dan berjuang agar pengadilan memperlakukan orang kulit hitam secara setara. 

Namun, mantan Menteri Perumahan dan Pembangunan AS, Ben Carson mengatakan, orang-orang yang memiliki tujuan mulia telah dimanfaatkan oleh "sebuah organisasi beraliran Marxis" yang mendukung "penghapusan model struktur keluarga Barat".

Carol Swain, komentator politik dan mantan profesor mengatakan, "Mereka menggunakan orang kulit hitam untuk memajukan agenda Marxis."

Menanggapi kritik tersebut, Patrice Cullors mengatakan "Saya percaya pada Marxisme". Namun dia menambahkan, "Saya berupaya memastikan orang tidak menderita".

Sementara Opal Tometi mengatakan, orang-orang mencoba mendiskreditkan BLM dengan menyebarkan informasi palsu "untuk mengalihkan perhatian, membingungkan dan memberikan alasan kepada orang-orang untuk tidak mendukung gerakan ini".

Banyak orang menjelaskan, mereka menentang rasisme, bukan mendukung organisasi tersebut, saat mereka bergabung dengan jutaan orang lainnya menggunakan tagar #blacklivesmatter atau ikut serta dalam aksi protes.

Femi Oluwole mengemukakan, BLM merupakan gerakan global dan "tidak ada organisasi individu yang mewakili seluruh gerakan Black Lives Matter".

Prof Deva Woodly kepada New York Times menjelaskan bahwa organisasi Black Lives Matter sering memberikan materi dan panduan bagi para pengunjuk rasa. Namun kelompok itu tidak mengatur semua demonstrasi. Dia mengemukakan, para aktivis yang baru menggunakan media sosial untuk menjangkau khalayak luas.

Para pendukung mencatat bahwa sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai, namun politisi konservatif AS dan pakar televisi berpendapat bahwa Black Lives Matter berkontribusi terhadap kematian sejumlah petugas polisi. Organisasi BLM mengatakan hal ini tidak benar, "Kami menyasar sistem kepolisian yang brutal, bukan polisi secara individu."

Di Inggris, meskipun terdapat organisasi resmi BLM, acara sering kali diselenggarakan sejumlah kelompok kecil atau individu yang berkumpul di bawah bendera "Black Lives Matter".

Pendukung Black Lives Matter juga berpendapat bahwa kritikus yang mengatakan “semua kehidupan penting” atau “white lives matter" mengabaikan dampak perbudakan dan kesenjangan ras. Mereka menjelaskan, ungkapan tersebut merupakan tuntutan untuk perlakuan yang setara dan diakhirinya rasisme, karena kehidupan orang kulit hitam sama pentingnya dengan kehidupan orang lain.

https://internasional.kompas.com/read/2024/03/14/132507470/apa-itu-black-lives-matter-dan-apa-tujuannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke