Salin Artikel

Dahulu Negara Kaya, Mengapa Haiti Kini Sulit Berkembang?

Laporan dari Human Rights Watch mengatakan, pemerintah Haiti terbukti gagal melindungi masyarakat dari kelompok-kelompok kriminal. Baru-baru ini pemerintah Haiti menetapkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam setelah tragedi ledakan di dua penjara terbesar di Haiti yang dilakukan sebuah geng menyebabkan ribuan tahanan melarikan diri. Diperkirakan tahanan yang melarikan diri mencapai 4.000 orang. Al Jazeera melaporkan, 12 orang tewas akibat ledakan itu.

Alasan penyerangan tersebut sebagai wujud protes agar perdana menteri Haiti segera turun dari jabatannya.

Level keamanan Haiti dalam beberapa dekade terakhir memang kian menurun. Sampai dengan 3 Maret 2024, pemerintah Kanada telah meminta warganya tidak bepergian ke Haiti karena tingginya tingkat kejahatan di sana. Juli tahun lalu, pemerintah AS mengeluarkan peringatan serupa, yaitu agar warganya tidak bepergian ke Haiti. Warga AS yang sedang berada di Haiti dianjurkan untuk segera meninggalkan negara itu.

Tidak hanya masalah keamanan, perekonomian Haiti juga mengkhawatirkan. Haiti kini merupakan negara termiskin di belahan bumi bagian barat.

Laporan Council on Foreign Relations menyebutkan, lebih dari setengah populasi Haiti hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka yang masuk kategori ini juga kesulitan mengakses layanan dasar hingga untuk sekedar makan mereka kebanyakan mengandalkan pertanian subsisten.

Perekonomian negara ini juga sangat bergantung dengan pendapatan eksternal, salah satunya adalah dana bantuan internasional untuk Haiti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Antara tahun 2010-2020, Haiti telah menerima 13 miliar dollar AS dana bantuan.

Haiti juga terlilit utang. Di akhir tahun 2021, utang Haiti mencapai 30 persen dari keseluruhan PDB-nya.

Kondisi Haiti sebetulnya tidak selalu seperti saat ini. Dahulu, Haiti sempat menjadi salah satu koloni terkaya di Benua Amerika. Haiti dulu menjadi lambang penghapusan perbudakan dan kesetaraan ras.

Mengapa Haiti kini menjadi negara miskin dan berbahaya? Faktor-faktor apa saja yang menghambat pertumbuhan Haiti?

Utang Menumpuk

Walau telah merdeka dari Prancis tahun 1804, Haiti tidak pernah secara resmi lepas dari pengaruh negara lain. Prancis baru mengakui kemerdekaan Haiti tahun 1825 setelah koloninya itu setuju membayar biaya reparasi yang diperkirakan bernilai 21 miliar dolar (dalam nilai saat ini). Selama 122 tahun, sebanyak 80 persen pendapatan Haiti digunakan untuk melunasi utang itu.

Setelah lepas dari Prancis, masuklah AS ke Haiti. Tahun 1915, Presiden Woodrow Wilson mengirim angkatan laut ke Haiti dengan maksud mengembalikan stabilitas politik di sana. Selama dua dekade pendudukannya di Haiti, AS mengendalikan keamanan dan keuangan Haiti. Selama masa pendudukan AS, terjadi hal-hal seperti segregasi rasial, kerja paksa, dan sensor pers, serta penggulingan presiden dan legislatif yang menentang kehadiran AS.

Sekitar lima belas ribu orang Haiti tewas dalam pemberontakan melawan pemerintahan AS. Presiden Franklin D. Roosevelt akhirnya menarik mundur pasukan AS  tahun 1934 sebagai bagian dari kebijakan Good Neighbor Policy.

 Ketidakstabilan Politik

AS keluar dari Haiti tetapi masalah tidak selesai. Setelah AS mundur, Haiti justru mengalami ketidakstabilan pemerintahan yang mencapai puncaknya tahun 1957 saat berdirinya rezim otoriter di bawah François Duvalier dan putranya, Jean-Claude.

Selama 29 tahun mereka menjabat, pemerintahan Haiti dilanda korupsi yang menguras kas negara dan pelanggaran hak asasi manusia yang menyebabkan sekitar 30 ribu orang tewas atau hilang. Tahun 1986, protes massal dan tekanan internasional memaksa Duvalier muda melarikan diri dari negara itu dengan maksud memberi jalan bagi demokrasi.

Kaburnya Duvalier tidak menyelesaikan masalah dan ketidakstabilan politik di Haiti terus berlanjut. Jean-Bertrand Aristide, presiden pertama Haiti yang terpilih secara demokratis, dua kali digulingkan dalam kudeta pada tahun 1991 dan 2004.

Dua kejadian itu memicu intervensi militer AS yang didukung PBB. Pada tahun 2004, PBB meluncurkan Misi Stabilisasi di Haiti yang dipimpin Brasil dengan tujuan mengembalikan ketertiban setelah jatuhnya pemerintahan Aristide.

Pada tahun 2011, terpilihnya Michel Martelly sebagai presiden diselimuti oleh adanya tuduhan campur tangan AS. Martelly kemudian mengundurkan diri setelah dua kali menunda pemilihan presiden dan memerintah melalui dekrit selama lebih dari setahun.

Tahun 2016, Haiti mengalami kekosongan politik ketika tuduhan penipuan terhadap penerus Martelly, Jovenel Moïse, berakibat pada penundaan pelantikan resmi Moïse hingga awal tahun 2017.

Ketika Moïse akhirnya naik ke kursi kepresidenan, politik Haiti masih juga buruk. Sepanjang masa jabatannya, banyak warga yang menuntutnya untuk mundur karena beberapa isu seperti kenaikan harga bahan bakar dan penghapusan subsidi pemerintah, tuduhan korupsi, krisis ekonomi, dan perselisihan tentang legitimasi pemerintahannya.

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Moïse mencapai puncaknya pada Juli 2021 ketika Moïse tewas terbunuh. Setelah tragedi pembunuhan Moïse, Ariel Henry, perdana menteri Haiti yang baru dilantik beberapa hari sebelum pembunuhan Moïse ditunjuk untuk menjadi presiden pengganti sementara Haiti. Sejak itu, Henry menjadi tersangka pembunuhan Moïse setelah jaksa agung Haiti mengeklaim bahwa Henry telah berkomunikasi dengan tersangka kunci pembunuhan Moïse.

Henry kini masih menjadi presiden pengganti sementara Haiti karena pemerintah belum juga mengadakan pemilihan presiden kembali hingga saat ini. Penundaan pemilihan presiden inilah yang kemudian mendorong krisis yang lebih hebat di Haiti.

Warga Haiti kini sangat menderita karena tingkat kemiskinan yang makin parah dan kekerasan oleh kelompok-kelompok kriminal beberapa tahun terakhir. Warga Haiti juga berbondong-bondong mengajukan protes kepada pemerintah untuk menurunkan Henry dan melakukan pemilihan presiden lagi.

 Rawan Bencana Alam

Haiti terletak tepat di garis patahan geologis dan rentan terhadap badai. Hal ini menyebabkan Haiti menjadi negara dengan bencana alam terbanyak di Karibia.

Adanya deforestasi juga membuat Haiti rentan terhadap banjir dan tanah longsor. Haiti juga rentan terhadap angin topan, badai tropis, dan gempa bumi.

Gempa bumi besar di dekat ibu kota Haiti tahun 2010, contohnya. Sekitar 220.000 warga Haiti tewas dan 1,5 juta orang lainnya terpaksa mengungsi. Haiti juga terpaksa mengeluarkan biaya sebesar 8 miliar dollar untuk biaya rekonstruksi. Angka ini sendiri sudah melampaui PDB tahunan negara tersebut.

Antara tahun 2015 dan 2017, kekeringan di Haiti menyebabkan hilangnya panen sebesar 70 persen. Pada tahun 2016, Badai Matthew menghancurkan perumahan, peternakan, dan infrastruktur Haiti.

Haiti kemudian dilanda bencana alam berturut-turut pada Agustus 2021. Diawali dengan gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang semenanjung selatan. Akibatnya, 30 persen rumah penduduk hancur dan lebih dari 2.000 orang tewas serta memaksa puluhan ribu orang lainnya mengungsi.

Beberapa hari kemudian, Badai Tropis Grace melanda dan memperburuk kerusakan akibat bencana sebelumnya. Hujan lebat akibat badai tersebut juga memicu banjir bandang dan tanah longsor.

Sejumlah faktor memperbesar dampak bencana-bencana tersebut, termasuk perencanaan kota yang buruk, infrastruktur dan perumahan di bawah standar, besarnya populasi di pesisir, dan ketergantungan pada pertanian subsisten yang dapat merusak lingkungan jika dieksploitasi secara berlebihan.

Epidemi dan buruknya pengelolaan bantuan semakin memperumit masalah.

Demam berdarah dan malaria merajalela di Haiti. Wabah kolera yang dibawa pasukan penjaga perdamaian PBB dari Nepal setelah gempa bumi tahun 2010 juga telah menewaskan hampir sepuluh ribu orang dan menginfeksi hampir satu juta orang lainnya.

Meskipun negara ini telah dinyatakan bebas kolera pada tahun 2022, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan layanan penting lainnya memicu kemunculan kembali penyakit ini di seluruh pulau.

https://internasional.kompas.com/read/2024/03/05/060000570/dahulu-negara-kaya-mengapa-haiti-kini-sulit-berkembang-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke