Salin Artikel

Mengintip Persenjataan Kelompok Hezbollah Melawan Israel

Dalam perkembangan terbaru, Israel menyerang sasaran milik Hezbollah di seputaran Kota Baalbek, Lebanon Timur, Senin (26/2/2024). Hal itu menjadi serangan pertama Israel di Lebanon timur dalam hampir lima bulan bentrokan lintas batas dengan Hezbollah.

Hezbollah, salah satu kelompok non-negara yang memiliki persenjataan paling berat di dunia, merupakan sekutu Iran yang paling tangguh dalam “Poros Perlawanan”. Anggota lain Poros itu adalah Hamas, kelompok-kelompok milisi di Irak, dan Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman.

Pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan, kelompoknya memiliki 100.000 petempur.

Berikut adalah ringkasan beberapa persenjataan Hezbollah yang signifikan, berdasarkan pernyataan Hezbollah sendiri, dari berbagai sumber keamanan, pakar senjata, dan laporan akademis.

Persenjataan secara keseluruhan

Kekuatan militer Hezbollah umumnya didukung roket (dalam jumlah besar). Para pakar yakin, kelompok Islam Syiah itu mungkin memiliki lebih dari 100.000 roket. Hezbollah mengatakan, mereka memiliki roket yang dapat menyerang seluruh wilayah Israel.

Banyak dari roket tersebut tidak memiliki sistem navigasi internal untuk mengontrol arah atau lintasannya setelah diluncurkan. Namun mereka juga memiliki rudal presisi, drone, dan rudal anti-tank, anti-pesawat, dan anti-kapal.

Pendukung dan pemasok senjata utama Hezbollah adalah Iran. Para pakar mengatakan, Iran mengirim senjata kepada kelompok itu melalui jalur darat, yaitu lewat Irak dan Suriah. Iran memiliki hubungan dekat dan pengaruh di dua negara itu. Banyak senjata kelompok Hezbollah buatan Iran, Rusia atau China.

Roket dan Rudal untuk Serangan Darat

Roket-roket tanpa sistem navigasi merupakan bagian terbesar dari persenjataan rudal Hezbollah dalam perang terakhir mereka dengan Israel tahun 2006, ketika kelompok itu menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel. Sebagian besar dari roket tersebut adalah Katyusha buatan Rusia yang punya jangkauan hingga 30 km.

Hezbollah memiliki roket buatan Iran, seperti Raad (bahasa Arab untuk Guntur), Fajr (Fajar), dan Zilzal (Gempa Bumi), yang berhulu ledak dengan kekuatan lebih tinggi dan jangkauan lebih jauh dibandingkan Katyusha.

Nasrallah mengatakan, perubahan terbesar dalam persenjataan kelompok itu sejak tahun 2006 adalah perluasan sistem panduan presisi. Tahun lalu, dia mengatakan Hezbollah memiliki kemampuan untuk melengkapi ribuan roket dengan sistem navigasi sehingga menjadi rudal yang presisi.

Hal itu kemudian menempatkan sebagian besar wilayah Israel dalam jangkauan Hezbollah, dan para ahli mengatakan hal itu memungkinkan Hezbollah menyerang sasaran yang lebih spesifik seperti infrastruktur penting dan situs militer.

Nasrallah tahun 2016 membuat ancaman terselubung bahwa Hezbollah akan menyerang tangki penyimpanan amonia di kota pelabuhan Haifa di Israel utara. Dia mengatakan bahwa dampaknya akan "seperti bom nuklir".

Rudal Anti-Tank

Hezbollah menggunakan rudal anti-tank yang punya sistem navigasi secara ekstensif saat perang tahun 2006. Mereka kembali mengerahkan roket yang punya sistem navigasi dalam beberapa serangan terakhir, yang menghantam posisi Israel di perbatasan.

Israel mengatakan, pada saat serangan terbaru itu bahwa mereka telah menghadapi rudal anti-tank.

Hezbollah telah mengunggah sejumlah video yang dikatakannya sebagai serangan langsung terhadap tank Israel dan kendaraan militer lainnya sejak 7 Oktober lalu. Video-video itu juga menunjukkan serangan yang terpandu terhadap instalasi militer di sisi Israel di perbatasan utara negara itu dengan Lebanon.

Rudal Anti-Pesawat

Hezbollah mengatakan pada 29 Oktober bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah drone Israel di Lebanon selatan dengan rudal darat-ke-udara. Itu pertama kalinya mereka mengumumkan insiden semacam itu.

Tidak ada komentar dari pihak Israel mengenai klaim tersebut. Namun sehari sebelumnya militer Israel mengatakan telah menggagalkan rudal permukaan-ke-udara yang ditembakkan ke arah kendaraan udara tak berawak (UAV) Israel, dan militer Israel telah merespons dengan menyerang tempat rudal tersebut ditembakan. Namun Israel tidak merinci lokasinya.

Para ahli sebelumnya mengatakan, Hezbollah mempunyai sistem pertahanan udara portabel yang dapat dioperasikan oleh satu orang atau lebih dan dirancang untuk meluncurkan rudal anti-pesawat udara dari bahu operator.

Rudal Anti-Kapal

Hezbollah pertama kali membuktikan bahwa mereka memiliki rudal anti-kapal pada tahun 2006, ketika mereka menyerang kapal perang Israel sekitar 16 km dari lepas pantai. Serangan itu menewaskan empat personel Israel dan merusak kapal tersebut.

Hezbollah sejak itu menyiarkan sejumlah video yang menunjukkan senjata-senjata yang sama yang digunakan tahun 2006 itu. Dikatakan bahwa target masa depan mereka mungkin mencakup infrastruktur gas lepas pantai Israel.

Drone

Drone milik Hezbollah, termasuk yang dikatakan sebagai jenis Ayoub dan Mersad yang dirakit secara lokal, sebagian besar digunakan untuk pengintaian, meskipun mereka dapat membawa persenjataan kecil.

Para pakar mengatakan, drone-drone itu, yang dapat diproduksi dengan harga murah dan dalam jumlah besar, mungkin ditujukan untuk menggoyang sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome.

Israel menuduh Iran pada September lalu membangun landasan udara di Lebanon selatan yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan. Sumber non-Israel yang mengetahui situs tersebut mengatakan, situs itu dapat menampung drone besar, yang berpotensi dipersenjatai, yang sesuai drone desain Iran.

https://internasional.kompas.com/read/2024/02/27/171435270/mengintip-persenjataan-kelompok-hezbollah-melawan-israel

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke