Salin Artikel

Saat Iran "Pamer" Rudal Baru untuk Unjuk Gigi dan Tujuan Dagang

Setidaknya dalam satu serangan yang diklaim Teheran menyasar kelompok teroris ISIS di Idlib, Suriah, Iran tampaknya menggunakan salah satu rudal jarak jauh dan tercanggihnya, Kheibar Shekan. Jangkauan dan akurasi rudal tersebut menarik perhatian para pejabat keamanan nasional di Eropa dan Israel, serta para ahli yang memantau kemajuan teknologi Iran. Demikian laporan New York Times yang ditulis dua wartawannya, Lara Jakes dan David E Sanger pada Januari lalu.

Kantor Berita Iran, Tasnim, ketika itu melaporkan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dari Iran selatan. Iran bisa saja menembakkan rudal-rudal tersebut dari Iran utara. Namun mereka sengaja menembakkannya dari selatan untuk melihat apakah rudal-rudal tersebut dapat mencapai jarak jangkauan yang diharapkan. Kantor berita itu juga mengklaim bahwa penembakan rudal ke wilayah Suriah itu itu merupakan “pesan” kepada Israel.

Produsen Senjata

Menurut laporan New York Times itu, kombinasi rudal terbaru dan armada dronenya, yang telah dibeli Rusia dalam jumlah ribuan unit untuk digunakan di Ukraina, telah membantu Iran menjadi produsen persenjataan paling canggih di Timur Tengah saat ini.

Keinginan Teheran untuk campur tangan, sebagai pemasok senjata bagi pasukan proksinya di kawasan dan kepada Moskwa, mungkin akan mempersulit perhitungan Amerika Serikat (AS). Pentagon mempertimbangkan pertanyaan yang menggantung terkait konflik yang semakin meluas di Timur Tengah: Apakah hal tersebut dapat menyebabkan konflik langsung dengan Iran?

Rencana AS melawan Iran sudah lama dibangun pada asumsi bahwa kemampuan Teheran terbatas untuk menimbulkan kerugian di luar wilayah perbatasannya.

Rudal-rudalnya diragukan keakuratannya, dan program dronenya masih baru. Senjata paling ampuhnya terhadap AS dan sekutu-sekutu AS sebagian besar adalah senjata siber. AS dan negara-negara Barat lebih memperhitungan ancaman dari China dan Rusia, setelah itu baru dari Iran. 

Namun kemampuan Iran untuk memproduksi ribuan drone mengejutkan banyak pejabat militer. Kini kemampuan rudalnya memaksa Barat memikirkan strategi pertahanan dan bagaimana meresponsnya.

Mark Esper, yang pernah menjabat sebagai salah satu menteri pertahanan Presiden Donald Trump pada Januari lalu mengatakan, “Iran memasok, mendukung, menginspirasi, mendanai semua kegiatan” yang telah mengganggu kehidupan di Timur Tengah dan sekitarnya, termasuk meningkatnya serangan Houthi di Laut Merah.

“Sejujurnya, kita harus bekerja sama dengan negara-negara demokrasi Barat dan negara-negara Arab, dan memikirkan rencana untuk berurusan dengan Iran guna menghentikan hal ini,” kata Esper kepada CNN.

Risiko yang dihadapi kawasan tersebut dan dunia adalah serangan seperti itu akan memicu perang yang lebih luas. Setelah Iran melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap apa yang disebutnya sebagai kelompok teroris di Pakistan pada Januari lalu itu, Pakistan mengatakan bahwa pihaknya telah membalas dengan serangan rudal terhadap ekstremis di Iran.

Dua wartawan New York Times itu menulis bahwa para diplomat dan pakar sepakat bahwa aksi Iran menembakkan rudal ke arah musuh-musuhnya sebagian merupakan pelampiasan kemarahan, sebagian merupakan peringatan dan sebagian lagi merupakan promosi penjualan kepada calon pelanggan.

Rudal Iran yang biasa digunakan, seperti yang dijual kepada pemberontak Houthi di Yaman atau kepada Hizbullah di Lebanon, dapat dikombinasikan dengan drone untuk melumpuhkan pertahanan udara. Namun Kheibar Shekan bisa menyerang lebih jauh dan lebih akurat dibandingkan rudal lain apa pun yang pernah dibuat Iran.

Kheibar Shekan, yang diluncurkan tahun 2022, merupakan rudal berbahan bakar padat yang dilengkapi sistem pemandu canggih untuk mengenai target. Rudal itu memiliki jangkauan 1.450 kilometer. Itu berarti rudal tersebut dapat menjangkau Israel jika ditembakkan dari Iran. Namun yang membuatnya menonjol dibanding persenjataan Iran lainnya adalah hulu ledaknya bisa gesit bermanuver berkat sirip aerodinamis kecil untuk menghindari setidaknya beberapa sistem pertahanan udara tradisional.

Penggunaan rudal itu, ketika pertama kali dilucurkan tahun 2022 dan yang dilakukan baru-baru ini, menunjukkan bahwa rudal itu adalah proyek favorit Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, sebuah cabang militer Iran yang mengembangkan rudal secara terpisah, namun paralel, dengan program yang dijalankan Kementerian Pertahanan Iran.

Unjuk Kekuatan

Keputusan untuk menggunakan Kheibar Shekan di Suriah pada Januari lalu, saat jenis rudal yang lama tidak kalah efektifnya, dipandang sebagai tanda bahwa Iran mungkin lebih tertarik untuk menunjukkan kekuatannya kepada Barat daripada membalas kelompok teroris.

“Sangat menarik melihat bahwa sistem (rudal) itu digunakan,” kata Fabian Hinz, seorang pakar rudal, drone, dan Timur Tengah di International Institute for Strategic Studies di London kepada New York Times. Dia menambahkan, “Ada pertanyaan apakah mereka memilihnya untuk menguji salah satu rudal paling canggih mereka dalam kondisi pertempuran, atau mengirim pesan ke Israel, atau ingin melakukan keduanya.”

Menurut perkiraan intelijen dan militer AS, secara keseluruhan Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik dan terus menambah persediaan rudal jelajahnya. Menurut Emirates Policy Center, sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Abu Dhabi, tahun lalu Iran berencana menghabiskan 41 persen anggaran militernya untuk pengembangan dan produksi senjata.

Sebagai perbandingan, senjata tempur utamanya, tank dan pesawat terbang, sebagian besar dianggap sudah tua atau usang.

Produksi rudal Iran telah melonjak selama 15 tahun terakhir, karena Iran telah meningkatkan teknologi presisi, panduan, dan aerodinamika senjatanya secara signifikan.

Selama tahun-tahun tersebut, Iran beralih dari sikap defensif di Timur Tengah ke sikap di mana Garda Revolusi berperan lebih tegas di kawasan, termasuk menyokong militan Muslim Syiah lainnya di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.

Serangan-serangan pada Januari lalu itu kemungkinan besar merupakan demonstrasi agresif atas kemajuan teknologi Iran dan merupakan pengingat bahwa Iran adalah kekuatan regional yang tidak akan akan segan-segan untuk melakukan serangan.

“Mungkin ada perasaan di antara para pemimpin Iran bahwa mereka perlu melakukan sesuatu setelah serangan itu,” kata Hinz. “Mungkin ada juga gagasan bahwa, karena ada begitu banyak ketegangan di kawasan ini, Iran tidak bisa dianggap diam saja.”

Program rudal balistik Iran telah berkembang dari gudang rudal Scud, yang diperoleh dari Libya dan Korea Utara tahun 1980an, menjadi senjata presisi yang dipandu oleh navigasi satelit dan GPS, atau pencari inframerah, untuk menyerang bangunan tertentu. Rudalnya terdiri dari rudal jarak menengah dan pendek, termasuk beberapa yang dirancang untuk menyerang sasaran di medan perang yang jaraknya hanya 20 kilometer.

Iran juga mulai meningkatkan program rudal jelajah untuk serangan darat, termasuk yang digunakan Houthi yang dikenal sebagai Quds. Hinz mengatakan Houthi mengklaim versi baru dari rudal tersebut, yang disediakan Iran atau ditiru dari model Iran, yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer. Iran mengatakan bahwa varian persenjataannya yang lain, rudal Paveh, memiliki jangkauan sekitar 1.650 kilometer.

Program rudal itu merupakan bagian penting dari militer Iran dan kemungkinan besar menjadi alasan utama mengapa anggaran pertahanan Teheran menduduki peringkat ke-10 terbesar di dunia tahun 2022. Demikian menurut analisis terbaru International Institute for Strategic Studies.

Dalam beberapa waktu terakhir, menurut Hinz dan para pejabat intelijen AS, Iran dan Rusia tampaknya semakin mendekati kesepakatan yang akan memperluas kerja sama mereka mengenai pasokan drone Iran hingga mencakup rudal balistik. Hal itu bisa menjadi penentu di medan perang di Ukraina, di mana Rusia dalam beberapa pekan terakhir telah beralih ke strategi yang mencoba mengalahkan pertahanan udara Ukraina yang disokong Barat dengan meluncurkan serangan rudal ke kota-kota besar, kawasan industri, dan pelabuhan di Ukraina.

Hinz mengemukakan, sulit untuk mengetahui secara pasti rudal apa yang telah diberikan Iran kepada Hizbullah, sekutunya, yang terkenal sangat merahasiakan kemampuan mereka. Namun Kheibar Shekan – atau setidaknya mirim dengan itu, telah dipamerkan kelompok Houthi di Yaman.

Nama Kheibar Shekan diambil dari nama pertempuran pada abad ketujuh ketika pasukan Muslim mengalahkan suku-suku Yahudi. “Jadi Anda bisa melihat misi rudal tersebut,” kata Hinz.

https://internasional.kompas.com/read/2024/02/19/152330670/saat-iran-pamer-rudal-baru-untuk-unjuk-gigi-dan-tujuan-dagang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke