Salin Artikel

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

BEIJING, KOMPAS.com - Negara yang dikenal sebagai "Negeri Tirai Bambu" ini punya banyak cerita menarik. Salah satunya adalah tentang sejarah Tembok Besar China atau The Great Wall of China.

Tapi, apa sebenarnya alasan tembok besar itu dibangun? Bahkan membutuhkan waktu berabad-abad untuk menyelesaikannya.

Dilansir dari National Geographic, alasan Tembok Besar China dibangun selama berabad-abad oleh para kaisar China ialah untuk melindungi wilayah mereka.

Tembok Besar China memiliki panjang lebih dari 4.000 km.

Hal yang menarik dari tembok tersebut ialah menjadi salah satu kajaiban dunia karena dibangun selama berabad-abad dan memiliki struktur kuno.

Selama ribuan tahun, para kaisar China membangun tembok tersebut untuk melindungi wilayahnya dari penjajah nomaden di utara.

Salah satu bagian tembok kuno yang masih bertahan, di Provinsi Shandong, terbuat dari tanah padat yang disebut “rammed earth” dan diperkirakan berusia 2.500 tahun.

Jadi tembok pelindung di wilayah perbatasan

Selama berabad-abad pada masa berperang, sebelum China bersatu menjadi satu negara, tembok seperti itu bisa menjadi pelindung untuk wilayah perbatasan.

Namun, sekitar tahun 220 SM, Qin Shi Huang menjadi kaisar pertama yang menyatukan China. Dia yang menggagas proses penyatuan tembok agar bisa menjadi satu.

Pada saat itu, sebagian besar dinding terbuat dari tanah dan kayu. Kaisar demi kaisar kemudian memperkuat dan memperluas tembok yang tujuannya untuk mencegah penjajah dari utara.

Di beberapa tempat, temboknya ada yang terbuat dari batu bata. Di tempat lain, granit yang digali atau bahkan menggunakan balok marmer. Tapi, tembok tersebut terus diperbarui seiring dengan kemajuan teknik bangunan.

Sedang Zhu Yuanzhang yang menjadi Kaisar Hongwu, mengambil alih kekuasaan pada tahun 1368 M. Ia mendirikan Dinasti Ming, yang terkenal karena prestasinya dalam seni keramik dan lukisan.

Kaisar Ming memperbaiki tembok tersebut dengan menara pengawas dan bangunan tengah. Sebagian besar gambar dinding yang familiar menunjukkan konstruksi batu era Ming.

Meski demikian, diperkirakan tembok itu membentang antara 4.000 dan 5.500 km.

Di abad ke-17, kaisar Manchu memperluas kekuasaannya hingga ke Mongolia Dalam. Hingga menjadikan tembok tersebut kurang penting sebagai benteng pertahanan.

Tetapi ia tetap mempertahankan pentingnya Tembok Besar China sebagai simbol identitas dan budaya China.

Tak heran jika sampai sakarang Tembok Besar China ramai pengunjung setiap tahunnya untuk melihat mahakarya terbaik peninggalan kaisar-kaisar China pada zaman dahulu.

Panjang total 8.850 kilometer

Sedangkan seperti diberitakan National Geographic Indonesia pada Jumat (8/6/2012), survei arkeologi terbaru menyebutkan Tembok Besar China ternyata memiliki panjang dua kali lipat lebih dari perkiraan sebelumnya.

Survei yang dirilis oleh The State Administration of Cultural Heritage (SACH) atau Badan Administrasi Negara urusan Peninggalan Budaya China merupakan survei arkeologi pertama yang dilakukan terhadap simbol purba yang juga sebagai benteng pertahanan ini.

Survei dimulai sejak 2007 dengan melakukan pemetaan terhadap setiap jejak dinding di 15 provinsi di China. Terungkap bahwa dinding Tembok Besar China memiliki panjang 13.170,6956 mil atau 21,196.18 kilometer.

Sementara studi sebelumnya yang dirilis pada tahun 2009 menunjukkan panjang tembok ini hanya 5.500 mil atau 8.850 kilometer yang mengular ke seluruh penjuru negeri.

Kini, Tembok Besar China terdaftar sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 1987. Bahkan termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Namun saat ini sebagian besar dinding telah mengalami kerusakan berat dan runtuh akibat ulah tangan jahil para wisatawan saat mengunjungi ke tembok tersebut.

Meski demikian, Pemerintah China tengah melakukan penyelamatan dan pelestarian pada Tembok Besar China yang memiliki lebar antara 4-9 meter dan tinggi rata-rata tembok 7 meter tersebut.

https://internasional.kompas.com/read/2023/12/10/141700470/ini-alasan-tembok-besar-china-dibangun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke