Salin Artikel

Mengenang 41 Tahun Kematian Bob Marley dan Warisan Abadi Reggae

Saat itu, Marley bermain dengan band funk Amerika yang sangat populer, The Commodores. Tanpa kostum, tanpa koreografi, dan tanpa desain set untuk dibicarakan.

Tapi hanya beberapa hari setelah pertunjukan di New York City, Bob Marley pingsan saat jogging di Central Park.

Dia kemudian menerima diagnosis bahwa pertumbuhan kanker pada cedera sepak bola lama di jempol kakinya menjelma hal buruk.

Kanker pun menyebar dan kian menyebar ke otak, hati, dan paru-paru Marley.

Kurang dari delapan bulan kemudian, tepatnya pada 11 Mei 1981, Bob Marley, jiwa dan wajah internasional musik reggae, meninggal di sebuah rumah sakit Miami, Florida.

Dia baru berusia 36 tahun.

Dilansir History, Nesta Robert Marley lahir pada 6 Februari 1945, di pedesaan St Ann Parish, Jamaika.

Dia adalah putra seorang perwira Marinir Jamaika kulit putih setengah baya dan seorang gadis Jamaika Hitam berusia 18 tahun.

Pada usia sembilan tahun, Marley pindah ke Trench Town, sebuah ghetto West Kingston yang keras di mana dia akan bertemu dan berteman dengan Neville “Bunny” Livingston dan Peter McIntosh.

Dia lantas putus sekolah pada usia 14 hingga membuat musik.

Jamaika saat itu sedang memasuki masa kreativitas musik yang luar biasa.

Ketika radio transistor tersedia di sebuah pulau yang kemudian hanya dilayani oleh stasiun radio nasional bergaya BBC yang tenang, musik Amerika tiba-tiba dapat diakses melalui stasiun radio AS.

Dari campuran ritme dan blues gaya New Orleans dan pribumi, tradisi musik yang dipengaruhi Afrika muncul.

Bob Marley, Peter Tosh dan Bunny Wailer tampil bersama sebagai The Wailers selama periode ini, menjadi grup mereka sendiri.

Reggae pun menjadi suara dominan di Jamaika. Berkat jangkauan internasional Island Records, The Wailers menarik perhatian dunia pada awal 1970-an melalui album mereka Catch a Fire (1972) dan Burnin’ (1973).

Eric Clapton menyebarkan nama grup lebih luas lagi dengan merekam "I Shot The Sheriff" versi pop-friendly dari album terakhir.

Dengan kepergian Tosh and Wailer pada tahun 1974, Marley menjadi pusat perhatian dalam grup, dan pada akhir tahun 70-an ia telah menghasilkan serangkaian album dan serangkaian hits seperti “Redemption Song” dan "One Love".

Meskipun tidak satu pun yang disebutkan di atas yang mendekati hit di AS selama masa hidup Bob Marley, lagu-lagu tersebut merupakan warisan abadi.

"One love, one heart
Let's get together and feel all right..."

https://internasional.kompas.com/read/2022/05/11/163000970/mengenang-41-tahun-kematian-bob-marley-dan-warisan-abadi-reggae

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke