Salin Artikel

Mengapa Teori Evolusi Darwin Dianggap Kontroversial

KOMPAS.com – Pada 1859, Charles Darwin menerbitkan mahakaryanya berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection.

Lewat buku tersebut, naturalis asal Inggris tersebut membeberkan teori evolusi bahwa makhluk hidup berevolusi karena seleksi alam.

Dilansir History, teori evolusi Darwin menyebutkan bahwa organisme dapat berevolusi secara bertahap melalui proses seleksi alam.

Karena seleksi alam, organisme dengan variasi genetik yang sesuai di lingkungannya cenderung mampu memperbanyak keturunan daripada organisme dari spesies yang sama tetapi tidak memiliki variasi.

Sehingga, hal itu bisa memengaruhi susunan genetik spesies secara keseluruhan.

Dalam menyusun teori evolusi tersebut, Darwin dipengaruhi oleh pemikiran seorang naturalis asal Perancis Jean-Baptiste de Lamarck dan ekonom Inggris Thomas Malhus.

Dia mendapatkan sebagian besar dukungan terhadap teori evolusinya tersebut dalam ekspedisi di atas kapal HMS Beagle selama lima tahun pada 1830-an.

Selama ekspedisi tersebut, Darwin mengunjungi berbagai tempat seperti Kepulauan Galapagos dan Selandia Baru.

Selama ekspedisi, dia mendapatkan pengetahuan yang mendalam mengenai flora, fauna, dan geologi.

Kontroversi teori evolusi Darwin

Sejak diterbitkan pada 1859, buku On the Origin of Species by Means of Natural Selection rupanya laris manis.

Dari satu sisi, On the Origin of Species by Means of Natural Selection sangat populer. Tetapi pada sisi lain menjadi kontroversial.

Mengapa teori evolusi Darwin dianggap kontroversial. Pasalnya, kelanjutan logis dari teori evolusi Darwin adalah bahwa manusia (Homo sapiens) hanyalah wujud lain hewan.

Sebagian besar ilmuwan menyepakati teori evolusi Darwin karena dianggap memecahkan teka-teki ilmu biologi.

Namun, bagi kalangan pemuka agama, terutama kelompok Kristen di Inggris, mengutuk teori tersebut. Timbullah kontroversi sekaligus pro dan kontra atas teori evolus Darwin.

Kontroversi atas gagasan Darwin semakin besar setelah terbitnya buku The Descent of Man, dan Selection in Relation to Sex pada 1871 mengenai bahwa manusia berevolusi dari kera.

Menurut kelompok Kristen, teori evolusi Darwin kontroverial karena bertentangan dengan narasi penciptaan di Kitab Kejadian (Genesis).

Selain itu, Inggris cukup lambat dalam menerima seleksi alam sebagai mekanisme yang mendorong evolusi.

Teori evolusi dari seleksi alam semakin memperoleh daya tarik yang luas setelah Darwin meninggal dunia pada 1882.

Mempertanyakan teori evolusi Darwin

Meski ada banyak bukti dari catatan fosil, genetika dan bidang ilmu pengetahuan lainnya, beberapa orang masih mempertanyakan validitas teori evolusi.

Beberapa politisi dan sejumlah pemimpin agama masih mencela teori evolusi Darwin, sebagaimana dilansir Live Science.

Di sisi lain, banyak ilmuwan arus utama tidak melihat adanya kontroversi dari teori evolusi Darwin.

Kendati demikian, seorang antropolog di Smithsonian National Museum of Natural History Briana Pobiner mengatakan, saat ini ada beberaoa orang religius yang menerima teori evolusi.

"Banyak orang memiliki keyakinan agama yang mendalam juga menerima (teori) evolusi. Akan ada rekonsiliasi yang nyata," tutur Pobiner.

Meski memicu kontrovesi, Darwin tetap dihormati karena pengabdiannya dalam ilmu pengetahun. Dia dimakamkan di Westminster Abbey di samping raja, ratu, dan tokoh terkenal lainnya dalam sejarah Inggris.

Setelah itu, ilmu pengetahuan, terutama genetika dan biologi molekuler, semakin berkembang.

Karena perkembangan itulah, teori evolusi Darwin mengalami sejumlah modifikasi. Namun, gagasan Darwin tetap menjadi pusat bidang ini.

https://internasional.kompas.com/read/2022/02/11/183100370/mengapa-teori-evolusi-darwin-dianggap-kontroversial

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke