Salin Artikel

Apakah di Rusia Ada Islam?

KOMPAS.com – Apakah di Rusia ada Islam? Beberapa orang mungkin masih menyimpan pertanyaan mengenai hal itu ketika ingin tahu lebih dalam mengenai negara yang kini dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.

Jawaban singkatnya adalah ada.

Islam bahkan menjadi agama terbanyak kedua yang dianut warga Rusia.

Diberitakan The Moscow Times, Selasa (5/3/2019), berbagai perkiraan telah menempatkan populasi Muslim di Rusia berada di antara jumlah 14-20 juta orang atau 10-14 persen dari total populasi Rusia yang berjumlah 146,8 juta pada 2018.

Oleh sejumlah pihak, populasi penduduk muslim di Rusia ini diprediksi bisa meningkat dalam beberapa tahun ke depan. 

Salah satu yang mengungkapkan pemikiran itu adalah Ravil Gainutdin, Ketua Dewan Mufti, sebuah kelompok agama yang mewakili komunitas Muslim Rusia.

Pada awal 2019, Ravil memprediksi sekitar 30 persen dari populasi Rusia akan memeluk Islam dalam 15 tahun ke depan atau pada tahun 2034.

Perkiraannya itu didasarkan pada tren demografis yang telah terjadi di Rusia.

Wilayah mayoritas Muslim Rusia, seperti republik di Kaukasus Utara dan republik Tatarstan, diketahui memiliki tingkat kelahiran tertinggi di negara tersebut.

“Menurut para ahli, populasi [Muslim] Rusia akan meningkat menjadi 30 persen dalam satu setengah dekade,” kata Ravil Gainutdin, dikutip dari Anadolu Agency.

Kristen Ortodoks jadi agama terbanyak yang dianut 

Kristen Ortodoks adalah agama mayoritas di Rusia dengan jumlah kira-kira 80 persen dari jumlah penduduknya.

Sementara itu, agama terbanyak yang dianut penduduk Rusia setelah Kristen Ortodok dan Islam, yakni Buddha dan Yahudi.

Dikutip dari Buku Geliat Islam di Rusia: Catatan Diplomat Indonesia (2012) karya M. Aji Surya dan Frassmingi Kamasa, Ortodoksi, Islam, Buddha, dan Yahudi adalah empat agama tradisional yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah di Rusia.

Apabila ada siswa atau keluarga yang tidak tertarik dengan salah satu agama tersebut, maka Pemerintah Rusia akan mewajibkan siswa mengambil fundamental keempat agama itu atau etika yang bersifat non-religius.

Menurut UU yang berlaku di Rusia, semua agama tradisional tersebut mendapatkan perlakuan yang sama dengan posisi yang sejajar.

Tetapi, pada praktiknya, dilaporkan ada hierarki berdasarkan jumlah pengukutnya dengan Ortodoksi di peringat pertama, Islam kedua, Buddha ketuga, dan Yahudi keempat.

Islam sebegai agama terbesar kedua di Rusia mempunyai pola yang berbeda dengan Ortodoksi.

Islam tidak mengenal patriarti atau sentralisasi kekuasaan agama. Hal ini disebut membuat Pemerintah Rusia sulit mengontrol umat Islam meski mekanisme pengontrolan agama Sialam diatur dalam Departemen Spiritual yang dibentuk sejak abad ke-10 di masa pemerintahan Tsarina Catherine Agung.

Islam diatur menurut pengaturan Ortodoksi mendapatkan pertentangan keras dari para pemuluknya. Tetapi, mereka masih bernaung di grup besar yang dipimpin oleh dua tokohnya.

Islam di luat ini pun akan dianggap sebagai sekte oleh pemerintah.

Dua grup bersar di atas diwakili oleh pemimpinnya, yakni Ravil Gainutdin dan Talgat Tadjuddin.

Talgat berorientasi pada Islam spirit dan penggabungan antara Islam dengan Ortodoksi atau dikenal sebagai krypto Ortodoksi.

Dia mengatakan bahwa hari raya Natal adalah hari raya orang Islam karena berasal dari Nabi Isa (Yesus).

Hal itu berbeda dengan pandangan Ravil yang “lebih murni” dan tradisional karena menekankan kembali kepada ajaran alquran dan hadis.

Ravil menentang tradisi pagan yang masih tersisa.

Contoh budaya berhala yang masih lekat di Rusia dan masih dilaksanakan oleh beberapa umat Islam Rusia adalah minta air suci serta percaya adanya sungai sudi dan semacamnya.

Meski keduanya mempunyai perbedaan dalam hal akidah, tetapi keduanya juga sepakat bahwa dakwah kaum Wahabi dianggap sebagai ancaman bagi kerukunan umat beragam Rusia.

Hal tersebut dilakukan karena dakwah Wahabi menurut pandangan resmi Pemerintah Rusia dianggap telah memurtadkan orang Rusia (Slavia) Kristen menjadi Islam.

Ortodoksi dan Islam mengutuk aksi Wahabi semacam ini dan oleh karena itu Wahabi menjadi “musuh bersama” di Rusia.

Buku "Geliat Islam di Rusia: Catatan Diplomat Indonesia" karya karya M. Aji Surya dan Frassmingi Kamasa yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, bisa dibeli di Gramedia.com.

https://internasional.kompas.com/read/2022/02/11/132900370/apakah-di-rusia-ada-islam-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke