Salin Artikel

Biografi Robert Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia

KOMPAS.com - Robert Baden Powell dikenal sebagai Bapak Pramuka Sedunia atas jasanya mengembangkan gerakan pandu ke seluruh dunia.

Namun, tidak banyak yang menyadari fakta bahwa ia juga seorang pemimpin militer yang sukses, seorang penulis dan seniman.

Selama tiga puluh empat tahun dinas militernya, ia memenangkan banyak perang dan beberapa kali dipuji karena teknik militernya yang berani dan inovatif.

Selama bertugas, Baden Powell juga menulis banyak buku pedoman pelatihan, yang kemudian membantunya memulai gerakan Pramuka. Saat ini, gerakan tersebut telah menyebar ke 216 negara dengan lebih dari 38 juta anggota.

Bocah petualang

Robert Baden Powell lahir pada 22 Februari 1857, di wilayah Paddington di pusat kota London.

Dia memulai pendidikannya di Dame's School di Kensington. Pada 1868, Sang Bapak Pandu bersekolah di Rose Hill School di Tunbridge Well di Kent.

Dua tahun kemudian dia pergi ke Charterhouse School di Surrey dan sering menyelinap ke hutan di dekat sekolahnya, mengelabui mata gurunya.

Kebiasaan itu membuatnya ditolak masuk ke Balliol College. Jadi, dia memutuskan untuk mengikuti ujian Komisi Angkatan Darat, yang terbuka untuk semua.

Dia berhasil menempati posisi kedua di kavaleri dan posisi keempat di infanteri, kemudian memilih pasukan berkuda.

Panduan pertahanan diri

Baden-Powell bertugas di Angkatan Darat Inggris dari 1876 hingga 1910 di India dan Afrika. Kembali ke Inggris pada 1884, Baden Powell diharuskan melakukan perjalanan ke Jerman, Austria dan Rusia.

Dalam misi itu dia mengumpulkan masukan intelijen dan belajar tentang perkembangan militer mereka, sebuah buku berjudul 'Pengintaian dan Kepramukaan' tulisannya juga diterbitkan selama periode ini.

Pada 1899, selama Perang Babi Kedua di Afrika Selatan, Baden Powell berhasil mempertahankan kota dalam Pengepungan Mafeking. Pasukan Boer yang berjumlah lebih dari 8.000 orang mengepung dia dan pasukannya, namun mereka bertahan selama 217 hari.

Strategi pertahanan diri Baden Powell disebut membantu pasukannya bertahan sampai bala bantuan tiba. Alhasil, dia pun menjadi pahlawan nasional di tanah air.

Sekembalinya ke Inggris pada 1903, ia diangkat sebagai inspektur jenderal kavaleri, dan pada tahun berikutnya ia mendirikan Sekolah Kavaleri, Netheravon, Wiltshire. Dia dipromosikan menjadi letnan jenderal pada 1907.

Baden Powell saat itu menemukan bahwa manual pelatihan militernya "Aids to Scouting" telah menjadi sesuatu yang laris, dan digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Setelah pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade Amerika, Sir William Smith, Baden-Powell untuk menulis ulang "Aids to Scouting" agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 mengadakan kamp di Pulau Brownsea

"Scouting for Boys" tulisannya kemudian diterbitkan pada 1908 dalam enam jilid. Para remaja secara spontan membentuk pasukan Pramuka dan gerakan Pramuka secara tidak sengaja telah dimulai, pertama nasional, dan segera obsesinya meluas ke tingkat internasional.

Memimpin gerakan pramuka dunia

Meskipun ia dapat melanjutkan karir militernya, Robert Baden Powell memutuskan untuk pensiun dari Angkatan Darat pada 1910.

Langkah itu diambil atas saran Raja Edward VII, yang menyarankan agar ia dapat melayani negaranya dengan lebih baik dengan mempromosikan Kepramukaan.

Di bawah kepemimpinannya, Baden-Powell membawa Pramuka kepada para pemuda dunia dan gerakan pramuka dunia tumbuh.

Pada akhir 1910, ada lebih dari 100.000 Pramuka di Inggris. Pada 1922, ada lebih dari satu juta pramuka di 32 negara dan pada 1939; jumlah Pramuka telah tumbuh lebih dari 3,3 juta.

Tak heran dengan capaian itu, Robert Baden-Bowell pun dikenal sebagai "Pemimpin Pramuka Dunia"

Robert Baden-Bowell meninggal pada 8 Januari 1941 di sebuah pondok di Nyeri, dekat Gunung Kenya, tempatnya menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dan dimakamkan di sana.

https://internasional.kompas.com/read/2022/02/07/170000070/biografi-robert-baden-powell-bapak-pramuka-sedunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke