Salin Artikel

Sejarah Perang Rusia-Ukraina, sejak Era Kievan Rus hingga Aneksasi Crimea

Hubungan Ukraina dan Rusia sendiri panjang dan rumit sejak zaman dulu, yang sempat diselingi gesekan dan konflik.

Kini dengan meningkatnya pengerahan militer Moskwa di perbatasan, ancaman perang Ukraina dan Rusia pun terbuka lagi.

Lalu bagaimana sejarah perang Ukraina dan Rusia serta akar konflik mereka? Berikut penjelasannya dikutip dari AFP pada Rabu (26/1/2022).

Moskwa hari ini menganggapnya sebagai tempat lahir Rusia modern.

Dalam esai 5.000 kata berjudul "Tentang kesatuan sejarah Rusia dan Ukraina", Presiden Vladimir Putin berpendapat, "Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa, satu kesatuan, berasal dari ruang sejarah dan spiritual yang pada dasarnya sama."

Dalam konferensi pers akhir tahun pada Desember 2021, Putin kembali menyebut bahwa Ukraina diciptakan oleh pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin pada 1920-an, dan menurutnya perbedaan antara kedua negara itu dibuat-buat.

Sejak itu, Moskwa berulang kali menuduh Kiev memudarkan unsur Rusia di Ukraina dengan mempromosikan bahasa Ukraina.

Ukraina mengatakan, tujuannya adalah untuk membatalkan "Rusifikasi" yang berasal dari Kekaisaran Rusia dan era Soviet.

Mayoritas penduduk Rusia bilingual tetapi menganggap bahasa Ukraina sebagai bahasa ibu mereka. Adapun bahasa Rusia dominan di selatan dan timur, termasuk wilayah yang dikuasai separatis pro-Moskwa sejak 2014.

Menyusul aneksasi Crimea oleh Moskwa pada 2014, bahasa Rusia menjadi kurang populer dan undang-undang pada 2019 menjadikan bahasa Ukraina sebagai bahasa yang dominan di beberapa sektor termasuk perdagangan.

Para sejarawan di Kiev menggambarkan peristiwa tersebut sebagai genosida yang diatur oleh pemimpin Soviet saat itu Joseph Stalin untuk menghukum warga Ukraina karena menentang kolektivisasi paksa lahan pertanian.

Di bawah Putin, pihak berwenang Rusia berusaha tidak mengungkit penindasan era Stalin. Moskwa menolak narasi Kiev, dengan menempatkan peristiwa itu dalam konteks kelaparan lebih luas yang menghancurkan kawasan Asia Tengah dan Rusia.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan separatis yang didukung Moskwa pecah setelah aneksasi Crimea pada 2014.

Wilayah Donbass berada di jantung pertempuran budaya antara Kiev dan Moskwa, karena sebagian besar dihuni penutur bahasa Rusia yang menurut Kremlin harus dilindungi dari nasionalis Ukraina.

Para kritikus Moskwa di Ukraina mengatakan, susunan demografis Donbass diubah oleh kelaparan dan pergerakan ratusan ribu pekerja Rusia di sana setelah Perang Dunia II.

Sebelumnya saat diperintah oleh Khanate, Crimea dianeksasi oleh Kekaisaran Rusia pada abad ke-18 dan memainkan peran kunci selama perang dengan Kekaisaran Ottoman.

Pemimpin Partai Komunis Nikita Khrushchev lalu menyerahkan semenanjung itu kepada Soviet Ukraina pada 1954 sebagai langkah simbolis.

Crimea juga merupakan rumah bagi bangsa Tatar, etnis minoritas yang sebagian besar Muslim dan mayoritas menentang aneksasi Rusia.

Ribuan orang Tatar Crimea telah meninggalkan semenanjung itu setelah mendapat tekanan dari pihak berwenang Rusia.

Sebagian besar negara tidak mengakui pencaplokan Crimea oleh Rusia, dan Kiev berharap semenanjung itu dapat menjadi bagian dari Ukraina lagi.

Namun, pada 2018 Moskwa membangun jembatan melintasi Selat Kerch untuk menghubungkan semenanjung itu ke Rusia.

Kemudian, pada 2022 perang Rusia-Ukraina dikhawatirkan kembali pecah atas konflik antara kedua negara yang turut melibatkan Amerika Serikat dan NATO.

https://internasional.kompas.com/read/2022/02/02/081200570/sejarah-perang-rusia-ukraina-sejak-era-kievan-rus-hingga-aneksasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke