KOMPAS.com - Skandal doping selalu mengganjal banyak atlet yang berlaga di kompetisi internasional.
Beberapa kali kasus serupa terjadi, saat WADA, Organisasi Antidoping Dunia, berhasil mengungkapnya.
Dilansir berbagai sumber, berikut jenis doping atau zat terlarang yang biasa dikonsumsi oleh atlet untuk menunjang performanya.
Steroid
Steroid anabolik adalah obat yang mengandung testosteron, yakni hormon yang diproduksi testis pria dan ovarium wanita.
Steroid bisa meningkatkan ukuran dan pertumbuhan otot, serta mempercepat pemulihan pascacedera.
Diuretik
Diuretik sering dipakai menyamarkan deteksi zat doping terlarang lainnya. Obat ini juga berguna untuk menurunkan berat badan di cabor tertentu.
Contoh diuretik yang sering digunakan adalah furosemide, bendroflumethiazide dan metolazone.
Blood Doping
Doping darah bisa dengan cara autologous, yakni transfusi darah sendiri dari darah yang telah disimpan atau dibekukan.
Ada juga dengan homolog, yakni transfusi darah dari orang lain dengan golongan darah sama.
Insulin
Insulin berfungsi meningkatkan penyerapan glukosa dalam otot. Juga membantu pembentukan dan penyimpanan glikogen otot.
Atlet yang menggunakan doping ini biasanya berkompetisi dalam bidang olahraga yang butuh daya tahan tinggi.
Eritropoietin (EPO)
Eritropoietin sebenarya adalah hormon peptida yang diproduksi secara alami oleh tubuh manusia.
Penyuntikan EPO bertujuan meningkatkan konsentrasi sel darah merah dan kapasitas aerobik atlet.
CERA
CERA atau Continuous Erythropoiesis Receptor Activator merupakan turunan generasi ketiga dari EPO.
Dipakai untuk meningkatkan kapasitas pembawa oksigen demi meningkatkan daya tahan tubuh agar pemulihan yang lebih cepat.
https://internasional.kompas.com/read/2021/10/22/214500670/5-jenis-doping-yang-sering-dipakai-atlet