Salin Artikel

Menengok Corippo, Penampakan Desa Terkecil di Swiss

Pemanas ruangan nihil, pasokan air minum juga kembang kempis. Siang lancar, menjelang senja mampet. "Kami disarankan menampung air di bak mandi,“ kata salah satu penduduk setempat.

Bangunan rumah sangat khas. Semua dari batu. Dinding dan lantainya dari batu, jenis granit. Tidak terkecuali atapnya. Tiap rumah hanya ada dua ruangan. Sempit dan berpintu langsung keluar ruangan. Rumah Rustico, mereka menyebutnya.

Ada 70 rumah di sana. Sebanyak 30 bangunan kosong melompong dan 30 bangunan masih berpenghuni. Sisanya rusak, menjadi puing reruntuhan, dikuasai alam.

Dari 30 bangunan itu pun, hanya beberapa buah yang dihuni normal. Sisanya disewakan untuk turis yang mau tetirah.

Inilah Corippo. Tempat yang dijuluki desa terkecil di Swiss. 11 jiwa penduduknya, dan usianya rata rata di atas 60 tahunan. Jika tidak ada pendatang baru yang mau menetap di sini, Corippo akan hanya tinggal bangunan batu dan nama.

Menyerah dengan keadaan? Agaknya tidak berlaku di Corippo. Lambat tetapi pasti, Corippo kini mulai bangkit dari mati surinya.

Ketika Kompas.com berkunjung ke sana, tidak terlihat ada banyak kehidupan. Kantor desa tutup, gereja juga kosong. Pintu kayu rumah batu itu juga tertutup rapat. Jikapun ketemu manusia, itu pun dua turis yang sedang menyewa penginapan di sana.

"Wandern (hiking),“ jawab turis itu. Corippo berada di ketinggian 600 mdpl. Cocok untuk menyepi di malam hari. Siang harinya, ya itu tadi, wandern alias hiking.

Ada beberapa obyek wisata yang menarik, bahkan viral di sekitar Corippo. Nun di bawah sana, 30 menitan jalan kaki, tepatnya di Lembah Verzasca, mengalir sungai berair hijau jernih, yang ditahbiskan sebagai Maladewa-nya Swiss.

Tak jauh dari sungai surgawi itu, ada bendungan yang menjadi terkenal, karena Pierce Brosnan, James Bond zaman itu, meloncat dengan seutas tali dalam film Golden Eye.

Telaga Lago Maggiore, yang menempel di kota Locarno, juga hanya 20 menit dengan mobil dari desa ini. Untuk tetirah, menyelami kesunyian alam, Corippo sangat ideal.

Namun untuk menetap, sebagai rumah tinggal, itu soal lain. Jumlah penduduknya merosot terus menerus. Sekitar 100 tahun silam masih ada 300 jiwa, kini tersisa hanya 11 jiwa. Itu pun semua sudah manula.

"Yang muda berkelana, menikah dan tidak mau kembali lagi kemari,“ kata Claudio Scettrini, warga Corippo. Bukannya sama sekali tidak mau kembali, imbuh Scettrini. "Namun pacar, atau istri, tidak ada yang mau diajak menetap disini,“ katanya.

"Punah jelas tidak,“ kata sekretaris desa Verzasca, desa sebelah Corippo, menjawab pertanyaan Kompas.com. "Bahkan Juni tahun ini, hotel di Corippo sudah siap menerima tamu,“ katanya. 11 jiwa penduduk Corippo, imbuhnya, juga masih tinggal disana.

Yang disebut sebagai hotel, masih kata sekretaris desa Verzasca, bukan hotel biasa. "Namun ya rumah-rumah rustico itu,“ katanya.

Mata Indonesia yang biasa menerjemahkan hotel sebagai bangunan besar dengan lampu neon menyala, akan kesulitan menemukan hotel semacam itu di Corippo. Albergo Difusso, imbuh sekretaris Desa Verzasca. Hotel yang berserakan, dalam terjemahan bebas Indonesianya.

Rumah rumah batu yang hanya memiliki dua kamar itulah, akan menjadi ruangan hotel khas Corippo. Lorong batu yang sempit dan berkelok kelok itu, berfungsi sebagai koridor.

Sementara Osteria, resto kecil di mulut desa Corippo, yang bersebelahan dengan Sala Comunale, balai desa, dan gereja Chiesa de Santa Maria del Carmine, disulap menjadi ruang makan.

"Sala Comunale sebagai resepsionis, sekaligus lobby hotel,“ katanya. Albergo Difusso, hotel yang berserakan itu, menyewakan 11 kamar dengan 26 ranjang. "Jika tidak diakali dengan cara begini, desa ini akan punah,“ katanya.

Jadi, seperempat rumah rustico di Corippo, berubah menjadi hotel, berbaur dengan rumah rustico 11 jiwa penduduk desa ini, serta beberapa penginapan swasta. Listrik kini mengalir lancar, begitu juga air. Kanalisasi juga sudah diperbaiki.

Corippo sebenarnya sudah bisa dilenyapkan dari bumi Swiss, daripada membebani anggaran pemerintah Heidiland. Namun pada 1975, ada undang-undang Swiss yang menahbiskan desa ini sebagai cagar budaya.

Bangunan batu itu tidak boleh diubah penampakannya, apalagi diruntuhkan. Harus tetap ada sebagaimana tertera dalam undang undang.

Agar bisa bertahan secara finansial, Corippo sejak 1920 bergabung dengan Desa Verzasca. Kemandiriannya musnah sejak bergabung dengan desa Verzasca. Dan proyek Albergo Difusso, Hotel Berserakan, diharapkan bisa membangkitkan kehidupan disana.

https://internasional.kompas.com/read/2021/05/12/210603870/menengok-corippo-penampakan-desa-terkecil-di-swiss

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke