Salin Artikel

Intip Kisah Cinta Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II yang Bersemi dari Remaja

KOMPAS.com - Dalam kisah cinta Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II, membawa usia pernikahan mereka melewati 7 dekade lamanya. Pangeran Philip telah mendukung Ratu Elizabeth II, baik sebagai permaisuri maupun suami, hingga akhir hayatnya.

Seorang sekretaris pribadi kerajaan berkat, "Pangeran Philip adalah satu-satunya orang di dunia yang memperlakukan Ratu hanya sebagai manusia biasa. Dialah satu-satunya orang yang bisa."

Itu adalah pernikahan berdasarkan cinta. Mereka memilih satu sama lain, seperti yang diungkapkan BBC pada Minggu (11/4/2021).

Kisah cinta mereka dimulai ketika usia remaja. Saat itu, Pangeran Philip muda adalah seorang kadet berusia 18 tahun dan Elizabeth hanyalah remaja usia 13 tahun.

Kedua remaja itu saling mengobrol tentang bermain kroket dan tenis, yang mengantarkan pada romansa sepasang remaja.

Cerita mereka terus berkembang selama bertahun-tahun. Bersahabat dengan surat-surat untuk saling bertukar kabar dan sesekali saling berkunjungan selama perang.

Ketika Philip pergi pergi bertugas dengan Angkatan Laut Kerajaan, sang putri muda menyimpan fotonya di kamar.

Pangeran Philip muda memiliki kehidupan berpindah-pindah. Lahir sebagai seorang pangeran Yunani, tapi seluruh keluarganya diasingkan dan berantakan.

Anggota keluarganya terpencar-pencar, sehingga dia terlatih untuk menjadi pribadi yang sangat mandiri dan kuat secara emosional.

Karakternya pendiam, pemalu, dan bijaksana. Mereka bisa dibilang saling melengkapi.

Cucu mereka, Pangeran Wiliam menyimpulkan hubungan kakek dan neneknya.

"Dia (Pangeran Philip) membuatnya (Ratu Elizabeth II) tertawa karena beberapa hal yang ia katakan dan lakukan, dan cara keduanya memandang hidup sangat berbeda, jadi bersama-sama mereka adalah pasangan yang serasi," ungkap Pangeran Wiliam.

Jatuh cinta

Berlangsung lama mereka merajut kisah cinta, pada 1946, Pangeran Philip muda tak basa-basi lagi mengungkapkan niatnya untuk menyunting Elizabeth muda.

Pada 1947, setelah ulang tahun Elizabeth ke-21, dibuatlah pengumuman di depan publik tentang rencana pertunangan mereka.

Pangeran Philip membantu merancang cincin pertunangan platinum dan berlian menggunakan batu dari tiara milik ibunya, Putri Alice dari Yunani.

Sesaat sebelum pernikahan mereka, Pangeran Philip menulis surat kepada Ibu Suri bahwa dia telah "jatuh cinta sepenuhnya dan tanpa syarat" kepada putrinya.

Pasangan itu menikah dihadapan 2.000 tamu di Westminster Abbey. Momen itu digelar hanya berjarak 2 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II dan negara masish belum pulih sepenuhnya dari konflik.

Sehingga, pernikahan mereka adalah momen perayaan langka. Winston Chrushill menyebutnya "kabar bahagia di tengah jalan sulit yang kami lalui".

Tahun berikutnya, putra tertua mereka Charles lahir, kemudian putri mereka Anne.

Pada tahun-tahun awal pernikahan, mereka tinggal di Malta. Saat itu, Pangeran Philip bertugas di HMS Checkers dengan karier di Angkatan Laut yang berkembang pesat.

Mereka dapat menjalani kehidupan yang relatif normal, menikmati hidup dalam iklim hangat, jauh dari istana dan tugas kerajaan.

Semua itu berubah pada 6 Februari 1952 dengan kematian dini Raja George VI. Ratu Elizabeth saat itu baru berusia 25 tahun dan Pangeran Philip berusia 30 tahun.

Mereka selalu tahu sang putri ditakdirkan untuk menjadi Ratu, tetapi berharap waktu itu datang beberapa tahun lagi, untuk sementara dapat menjalani hidup mereka sendiri.

Bagi Duke of Edinburgh, aksesi itu artinya ia harus melepas ambisi karier apa pun yang ia miliki terhadap Angkatan Laut Kerajaan.

Bagi seorang pria yang biasa menjadi komandan kapal, tiba-tiba diturunkan ke peran pendukung tidaklah mudah.

Selain itu, perlu diingat bahwa pada 1950-an, budaya patriarki masih sangat jarang seorang suami dikalahkan oleh istrinya.

Bagi Ratu, yang juga seorang ibu muda, ada aturan peran yang harus dia penuhi sejak lahir yang harus didahulukan.

Peran ganda

Kisah cinta Duke of Edinburgh dan Ratu Elizabeth II dapat awet, mungkin salah satunya karena kemampuan mereka dalam bertukar posisi, yang dilakukan tanpa mengeksposnya ke publik.

Namun, bukan tanpa kendala. Semasa hidupnya, diceritakan bahwa Pangeran Philip terkadang mempertanyakan perannya sendiri sebagai permaisuri istrinya. Ia seringkali melawan sikap para bangsawan.

Pada 1956, dia menghabiskan 4 bulan berkeliling ke negara Persemakmuran Inggris, yang sempat membuat beberapa orang mempertanyakan komitmennya kepada ratu.

Namun, kemudian pasangan itu menemukan ritme dan pola peran mereka dalam beberapa dekade selanjutnya.

Duke of Edinburgh memungkinkan Ratu untuk menjalankan perannya sebagai kepala negara, sementara dia mengambil peran sebagai kepala keluarga.

Bagi dunia luar, Ratu Elizabeth II adalah bosnya, tetapi dalam kehidupan pribadi perannya berbeda. Pangeran Philip yang bertanggung jawab dan memegang kendali.

Misalnya, Pangeran Philip bertanggung jawab mempersiapkan acara barbekyu, sementara Elizabeth mencuci.

Duke sering menjadi orang di berbagai acara melakukan obrolan dengan penuh semangat kepada orang banyak atau tamu, membuka jalan atau memecahkan kebekuan untuk kedatangan Ratu.

"Adalah rahasia pernikahan yang bahagia memiliki minat yang berbeda," ucap Pangeran Philip.

Sang Ratu terkenal sangat menyukai anjing dan kuda, sedangkan, Pangeran Philip adalah olah ragawan yang produktif.

Pada 2012, Pangeran Harry berkata, "Terlepas dari apakah kakek saya tampaknya melakukan urusannya sendiri, seperti berkeliaran seperti ikan di sungai, tapi faktanya bahwa dia ada di sana (mendampingi ratu), secara pribadi, saya rasa dia (ratu) tidak bisa melakukannya tanpa dia (Pangeran Philip)."

Selama lebih dari 70 tahun Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth II bisa dibilang telah memiliki hubungan pernikahan yang konstan.

Romansa mereka akan dikenang sebagai kisah cinta kerajaan yang abadi.

https://internasional.kompas.com/read/2021/04/11/205158270/intip-kisah-cinta-pangeran-philip-dan-ratu-elizabeth-ii-yang-bersemi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke