Salin Artikel

Pascademonstrasi Mematikan, Presiden Irak Serukan Perombakan Kabinet

Seruan itu datang setelah terjadinya aksi protes mematikan yang terjadi di ibu kota dan provinsi selatan negara itu.

"Perlu adanya perombakan pejabat menteri yang mendasar demi meningkatkan kinerja pemerintah untuk mencapai lompatan kualitatif dalam tugasnya menyediakan layanan, mempekerjakan para pengangguran, dan mencapai keadilan sosial," kata Presiden Saleh.

Menurut kantor berita pemerintah Irak, dikutip Al Arabiya, Rabu (9/10/2019), Saleh membuat pernyataan itu selama pertemuan dengan sejumlah tokoh suku dan pejabat tinggi pemerintah Irak.

Saleh juga menegaskan kembali bahwa demonstrasi adalah hak yang dijamin untuk setiap warga negara, selama dilakukan secara damai.

Pernyataan Presiden Saleh itu juga datang setelah sebelumnya dia juga menyerukan untuk penghentian kekerasan, setelah aksi demonstrasi yang menewaskan hingga lebih dari 100 orang pengunjuk rasa dalam sepekan terakhir.

Aksi protes menuntut reformasi untuk memerangi korupsi dan tingginya angka pengangguran mulai pecah pada Selasa (1/10/2019) pekan lalu.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Presiden Salem mendesak agar segera dihentikannya aksi kekerasan, serta mengusulkan untuk dilakukannya dialog nasional tanpa campur tangan pihak asing.

"Tidak ada legitimasi untuk proses maupun sistem politik apa pun yang tidak bekerja demi mencapai tuntutan Anda," kata Saleh, berbicara kepada pengunjuk rasa.

Aksi demonstrasi belum pernah terjadi sebelumnya di Irak, karena spontanitas dan kebebasan rakyat yang berada dalam masyarakat yang sangat terpolitisasi.

Namun demonstrasi yang terjadi sejak Selasa pekan lalu itu telah menjadi sangat mematikan, dengan lebih dari 100 orang dilaporkan tewas dan 6.000 lainnya luka-luka.

Saksi mata melaporkan bahwa petugas keamanan menggunakan meriam air, gas air mata, hingga peluru tajam, untuk mengendalikan pengunjuk rasa.

Namun pihak berwenang balik menuduh "penembak jitu tak dikenal" sebagai pelaku yang telah menembak para pengunjuk rasa maupun petugas polisi.

Presiden Saleh mengatakan bahwa mereka yang menyerang demonstran dan pasukan keamanan merupakan "musuh rakyat". Dia juga mengecam aksi kekerasan yang terjadi selama akhir pekan.

Sebelumnya, militer Irak untuk pertama kalinya, mengakui bahwa mereka telah menggunakan "kekerasan berlebihan" dalam menghadapi aksi demonstrasi.

Dalam aksi protes di kota Sadr, timur Baghdad, pada Minggu (6/10/2019) malam, sebanyak 13 orang dilaporkan tewas, menurut petugas medis dan aparat keamanan.

Sementara, Komite Palang Merah Internasional, pada Senin, mendesak agar petugas kesehatan Irak diizinkan merawat yang terluka dengan selamat.

https://internasional.kompas.com/read/2019/10/09/16541751/pascademonstrasi-mematikan-presiden-irak-serukan-perombakan-kabinet

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke