Presiden Brasil Bersedia Terima Bantuan G7 untuk Atasi Kebakaran Amazon, asal...

Bolsonaro meminta kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron agar menarik pernyataan yang menghina dirinya, sebelum mempertimbangkan untuk menerima bantuan G7.

"Tuan Macron harus menarik penghinaannya yang dia lakukan terhadap saya," kata Bolsonaro kepada wartawan di Brasilia, Selasa (27/8/2019).

"Untuk berbicara maupun menerima apa pun dari Perancis, dengan niat terbaik, dia harus menarik kata-katanya. Dan dari sana kita dapat berbicara," lanjutnya.

Pernyataan Bolsonaro itu menyusul perang kata-kata dengan Macron, seputar kebakaran yang melanda hutan Amazon, yang disebut semakin buruk dalam beberapa tahun belakangan dan memicu kemarahan global.

Macron, yang sempat menyebut kebakaran hutan Amazon sebagai krisis internasional, telah mengancam akan menunda kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dengan negara-negara Amerika Selatan.

Sebelumnya, pada Senin (26/8/2019), Macron mengecam komentar kasar Bolsonaro tentang istrinya, Brigitte.

Sebaliknya, Bolsonaro menuding Macron telah memperlakukan Brasil seperti "sebuah koloni atau tanah tak bertuan".

Diberitakan sebelumnya, pemerintah Brasil telah menolak tawaran bantuan untuk mengatasi kebakaran hutan Amazon dari pihak asing, dalam hal ini negara-negara anggota G7, senilai 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 285 miliar.

Presiden Chili, Sebastian Pinera, selaku tamu dalam pertemuan G7, mengatakan negara-negara di mana hutan Amazon berada sangat membutuhkan pasukan pemadam kebakaran dan pesawat pembom air.

Namun pemerintahan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan menolak tawaran bantuan tersebut.

"Kami menghargai (tawaran) itu, namun mungkin sumber daya itu akan lebih tepat jika digunakan untuk reboisasi Eropa," kata kepala staf kepresidenan Brasil, Onyx Lorenzoni kepada situs berita G1, yang dikutip AFP.

"(Presiden) Macron bahkan tidak bisa menghindari kebakaran sebuah gereja situs warisan dunia yang sudah dapat diramalkan terjadinya," tambah Lorenzoni, merujuk pada kebakaran Katedral Notre Dame, pada April lalu.

"Apa yang ingin dia ajarkan kepada negara kami," lanjutnya dalam pernyataan yang telah dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan Brasil.