Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Hitler Gelar Olimpiade 1936 di Berlin

Saat itu, pelaksanaan ajang olahraga ini diadakan dalam suasana tegang dan penuh dengan muatan politik.

Acara olahraga terbesar di dunia ini diadakan pada 1-16 Agustus 1936.

Berlin sebenarnya pernah dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 1916, namun dibatalkan karena meletusnya Perang Dunia I.

Kesempatan Berlin menjadi tuan rumah datang saat pihak penyelenggara saat itu memilih Jerman sebagai lokasi pertandingan.

Kontroversi

Pesta olahraga akbar ini diikuti dengan berbagai intrik. Kebijakan Nazi yang masih melanggengkan rasisme membuat banyak orang akhirnya memboikot Olimpiade 1936.

Sebelumnya, Hitler kurang menyukai gagasan untuk menjadikan Jerman sebagai tuan rumah Olimpiade.

Namun, sikapnya berubah saat melihat kesempatan untuk mempromosikan pemerintahan dan cita-citanya akan supremasi rasial dan gerakan anti-semit.

Melansir ABC, pesta olahraga di Berlin tercatat sebagai "Olimpiade Nazi. Gelaran olahraga ini disebut paling memalukan sepanjang sejarah.

Obsesi Nazi akan keunggulan ras Arya membuat koran resminya, Völkischer Beobachter, saat itu mengeluarkan propaganda bahwa membiarkan atlet kulit hitam bertanding adalah hal yang memalukan.

Bahkan, Komite Olimpiade Nasional Jerman membujuk Hitler untuk menyetujui adanya pertandingan di Berlin, dengan ajakan bahwa pertandingan yang diikuti oleh atlet dari ras non-Arya bisa digunakan untuk menguntungkan Jerman.

"Dua pelari kulit hitam melawan yang terkuat dari ras kulit putih," demikian penggalan salah satu komentator pertandingan waktu itu.

Selain itu, Olimpiade 1936 diwarnai pelarangan keikutsertaan atlet-atlet Yahudi untuk berkompetisi di Jerman.

Menurut Britannica, larangan ini dikeluarkan karena khawatir akan terjadi boikot massal.

Pihak komite penyelenggaran akhirnya menekan Pemerintah Jerman dan meminta jaminan bahwa para atlet Yahudi memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari tim olimpiade.

Estafet obor pertama

Meski demikian, gelaran Olimpiade di Berlin juga menorehkan sejarah.

Saat itu, para atlet melakukan prosesi membawa api yang kemudian dinyalakan di sebuah obor raksasa.

Tradisi yang kini disebut torch relay tersebut bermula di Berlin. Kala itu, prosesi estafet obor berlangsung selama 12 hari.

Menurut artikel New York Times, Hitler yang mengagumi citra dewa-dewi Yunani kuno pun menggunakan tradisi untuk mempromosikan pandangan akan kepercayaannya pada supremasi ras Arya.

Sejarawan Amerika David C. Young mengatakan, estafet obor diciptakan oleh Carl Diem.

Dalam bukunya, The Modern Olympics: A Struggle for Revival, Young mengungkapkan, Diem adalah seorang Jerman yang ditugaskan untuk menyelenggarakan Olimpiade 1936.

Kegiatan estafet obor tersebut bukan hanya digunakan sebagai ajang promosi semata, namun juga dimanfaatkan sebagai alat propaganda.

Estafet obor tersebut lalu digunakan oleh sang Fuhrer untuk menambah mitos mistis.

Di mata Hitler, obor melambangkan kesempurnaan dan kemenangan warga Jerman.

Acara itu diliput oleh hampir semua media di Jerman setiap saat. Bahkan, radio di negara itu menyiarkan langkah dan rute torch relay sepanjang waktu.

Bukan hanya obor, Olimpiade Berlin juga menampilkan kemajuan dalam peliputan media. Pesta olahraga tersebut disiaarkan di televisi untuk pertama kalinya.

Tuan rumah juara

Meski penuh dengan kontroversi, pertandingan ini juga menorehkan sejarah baru.

Jesse Owen yang merupakan salah satu atlet kulit hitam berhasil memenangkan empat medali emas dalam perlombaan lari sprint dan lompat jauh.

Selain itu, pertandingan ini diikuti oleh 3.963 atlet dari 42 negara yang berlaga di 129 pertandingan.

Hasilnya, setelah kompetisi berlangsung selama 16 hari, Jerman yang keluar sebagai pemenang.

Tim tuan rumah berhasil mengumpulkan total 89 medali. Sementara, Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan hanya 56 medali.

https://internasional.kompas.com/read/2019/08/01/06481991/hari-ini-dalam-sejarah-hitler-gelar-olimpiade-1936-di-berlin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke