Salin Artikel

Mendarat Darurat di Tunisia, ke Mana Jet Tempur Pasukan Haftar Akan Dikembalikan?

Kini pemerintah Tunisia, yang selama ini menjaga sikap netral terhadap konflik yang terjadi di Libya, dihadapkan pada pilihan antara mengembalikan pesawat tersebut kepada pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) atau Pemerintahan Kesepakatan Nasional Libya (GNA) yang diakui internasional.

Pesawat tempur L-39 Albatros tersebut mendarat darurat di Tunisia selatan, di sebuah ruas jalan di dekat kota Medenine, sekitar 100 kilometer dari perbatasan dengan Libya, pada Senin pagi.

Pesawat itu sedang dalam misi pengintaian dan patroli saat tiba-tiba mengalami kendala teknis yang memaksanya untuk melakukan pendaratan darurat.

Kementerian Luar Negeri GNA mengatakan di Facebook, Senin lalu, bahwa "komisi penghubung" telah dibentuk oleh kedutaan besarnya di Tunis untuk membahas nasib pesawat tempur tersebut.

Sementara itu, pemerintahan saingan, LNA, yang berkuasa di Libya timur mengatakan bahwa mereka juga telah melakukan kontak dengan Tunis untuk memastikan pesawat tempur mereka dapat kembali dengan aman bersama dengan pilotnya.

"Pertanyaan tentang kepada entitas mana pesawat tempur ini harus dikembalikan akan menjadi inti dari pertanyaan soal pemulihanya," kata Haykel Ben Mahfoudh, seorang pakar hukum internasional, dikutip AFP, Rabu (24/7/2019).

"Tunisia, jika telah mempertahankan posisi netral terhadap konflik di Libya, sangat tertarik untuk menghormati status GNA yang diakui oleh lembaga internasional," tambahnya.

Sementara diberitakan sebelumnya, jet tempur milik pasukan LNA itu terlihat mengangkut dua buah bom.

Terkait hal itu, Kementerian Pertahanan Tunisia mengatakan, militernya telah memindahkan pesawat tempur itu, dari lokasi pendaratannya di tepi jalan umum di dekat kota Medenine, ke sebuah fasilitas penyimpanan.

Seorang pilot yang menerbangkan jet tempur telah diamankan otoritas berwenang untuk dimintai keterangan, sementara dua buah bom yang diangkut di pesawatnya telah dijinakkan.

Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang mendukung Jenderal Khalifa Haftar, dan memerintah di timur negara itu, melancarkan serangan untuk merebut Tripoli sejak April lalu.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas dalam perang untuk memperebutkan Tripoli itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan lebih dari 100.000 orang lainnya terlantar akibat pertempuran.

https://internasional.kompas.com/read/2019/07/24/15275761/mendarat-darurat-di-tunisia-ke-mana-jet-tempur-pasukan-haftar-akan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke