Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: "Tragedi" Maracanazo, Kala Uruguay Kalahkan Brasil di Final Piala Dunia

Pada partai final, Uruguay mengalahkan tim Brasil.

Sebelumnya, Uruguay pernah menjadi juara piala dunia FIFA pada tahun 1930 setelah mengalahkan Argentina.

Kemenangan Uruguay dan keheningan Brasil

Pada final Piala Dunia yang digelar 19 Juli 1950, Uruguay mengalahkan tim tuan rumah, Brasil, dengan skor 2-1.

Melansir situs FIFA, Brasil berhasil masuk ke final piala dunia setelah mengalahkan Swedia dengan skor 7-1 dan Spanyol 6-1.

Sementara, Uruguay menyisihkan Swedia 3-2 dan menuai hasil imbang melawan Spanyol dengan skor 2-2.

Hasil pertandingan tersebut membuat Brasil jumawa. Mereka mengira akan dengan mudah membungkam Uruguay di partai final.

Bahkan, sehari sebelum pertandingan, gelandang Brasil, Zizinho menandatangani lebih dari 2.000 kartu bertuliskan "Brasil juara dunia".

Keyakinan tersebut juga tercermin dari ratusan ribu pendukung Brasil yang memenuhi Estádio do Maracanã atau Stadion Maracana, tempat digelarnya laga final.

Selama babak pertama, pertandingan berakhir tanpa gol. Meski tidak diunggulkan, Uruguay saat itu bermain secara defensif.

Kemudian, pada babak kedua, usaha Brasil mulai membuahkan hasil. Pada detik ke-78 setelah pertandingan dimulai kembali, striker Friaça berhasil membobol gawang Uruguay yang dijaga kiper Roque Máspoli.

Namun, euforia pendukung Brasil mulai dibungkam kala gol pertama Uruguay tercipta. Pada menit ke-66, Juan Alberto Schiaffino berhasil menyamakan kedudukan.

Mimpi Brasil untuk membawa pulang trofi piala dunia akhirnya pupus saat Alcides Ghiggia yang berlari di sisi kanan lapangan, mencetak gol lain.

Gol kedua ini terjadi hanya 11 menit sebelum waktu pertandingan berakhir. Kerumunan penonton mulai hening saat wasit George Reader akhirnya meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.

"Saya belum pernah melihat orang sesedih orang-orang Brasil setelah kekalahan itu. Itu membuat Anda bergidik," ujar pencetak gol kemenangan Uruguay, Alcides Ghiggia.

Ghiggia menyebut, hanya tiga orang yang pernah membungkam 200.000 orang yang berkumpul di Maracana hanya dengan satu gerakan. Pertama adalah Frank Sinatra, lalu Paus Yohanes Paulus II, dan dirinya sendiri.

Tragedi Maracanazo

Melansir BBC, setelah pertandingan, banyak bar dan restoran di Rio de Janeiro yang tutup selama sisa hari.

Tak hanya itu, koran-koran di Brasil mulai mengubah tajuk pemberitaannya.

Bahkan surat kabar O Mundo Sportivo memberitakan kejadian itu dalam judul "Drama, Tragedi, dan Lelucon".

Pertandingan final ini, kini dikenal dengan nama Maracanazo. Meski telah berlalu, kenangan akan kekalahan itu tetap menghantui pecinta sepak bola Brasil, bahkan hingga beberapa dekade berikutnya.

https://internasional.kompas.com/read/2019/07/19/07385451/hari-ini-dalam-sejarah-tragedi-maracanazo-kala-uruguay-kalahkan-brasil

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke