Salin Artikel

Kisah Pengembangan dan Kiprah Pesawat Siluman Pertama di Dunia

Mereka menjawab tantangan zaman untuk bisa menghadirkan pesawat yang berguna untuk membantu militer menjaga kedaulatan negara.

Tak hanya dengan persenjataan saja, kecanggihan penerbangan juga dilakukan untuk mendapatkan kecepatan dan daya jelajah optimal. Ketika ketegangan Perang Dingin dengan Uni Soviet semakin memuncak, Amerika Serikat menginginkan pesawat yang berbeda dari yang pernah ada.

Pada 1970-an, Badan Proyek Penelitian Pertahanan Tingkat Lanjut (DARPA) dari Departemen Pertahanan AS meminta perusahaan penerbangan membuat pesawat yang tak bisa terdeteksi radar atau pesawat siluman (stealth).

Mereka membuat "perlombaan" kepada beberapa perusahaan penerbangan untuk membangun pesawat pengebom siluman yang tidak terdeteksi oleh radar musuh.

Salah satu perusahaan kenamaan, yaitu Lockheed Corporation akhirnya berhasil mengembangkan pesawat siluman secara rahasia.

Pesawat jenis ini memiliki kelebihan kecepatan dengan didukung teknologi agar terbebas dari jangkauan radar serta sensor musuh. Jika pesawat ini melintas, tak ada pihak yang mengetahui dan bahkan melihat kedatangannya.

Perusahaan Lockheed Corporation memberikan nama pesawat ini F-117 atau Nighthawk. Pengembangan pesawat secara khusus didedikasikan untuk kebutuhan militer Angkatan Udara AS (USAF).

Setelah menjalani penelitian dan pengembangan, akhirnya pada 18 Juni 1981 pesawat ini memulai debutnya di angkasa. Mereka berhasil terbang dan membuat para perwira militer merasa kagum dengan proyek rahasia ini.

Setelah penerbangan perdananya, pesawat ini didaulat sebagai pesawat anti radar pertama dunia. Tak lama setelah itu pesawat operasional pertama secara rahasia dikirim ke Angkatan Udara pada 1982 untuk segera menjalankan misi.

Pembuatan pesawat siluman oleh Amerika Serikat bertujuan untuk menunjukkan bahwa persenjatan mereka satu langkah lebih canggih daripada Uni Soviet sebagai pesaingnya.

Misi rahasia yang dikenal dengan "Skunk Works" ini berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa pesawat Nighthawk bisa memancarkan atau memantulkan sedikit radio, inframerah dan energi cahaya.

Pesawat ini juga dilengkapi dengan pelapis permukaan yang bisa "menyerap" pantauan radar. Tenaga pesawat ini menggunakan dua mesin jet General Electric turbofan yang bisa terbang dengan kecepatan 1.100 kilometer per jam.

Selain itu, pesawat ini hanya bisa dikendalikan oleh satu orang saja. Panjang pesawat ini 20 meter dengan rentang sayap 13,21 meter.

Nighthawk dilengkapi dengan senjata bom dan rudal pencari radar atau pencari inframerah.

Dengan menggunakan panduan inersia, sensor inframerah, peta digital, dan perintah radio dari satelit atau pesawat lain, F-117 dapat bernavigasi tanpa memancarkan sinyal radar sendiri.

Karena kerahasiaan dari program F-117, informasi mengenai keberadaan pesawat ini sangat minim pada era 1980-an. Pesawat ini juga diketahui pernah digunakan ketika Perang Teluk pada 1990-an.

Dua pesawat ini secara diam-diam digunakan sebagai bagian dari invasi Panama pada 1989. Saat itu, pesawat menyerang 1.600 target. Sekembalinya dari misi tesebut, pesawat ini juga dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Holloman di New Mexico dan menjadi bagian dari 49 Fighter Wing.

Pada tahun 1999, F-117 digunakan dalam Perang Kosovo sebagai bagian dari Operasi Pasukan Sekutu. F-117 juga tercatat dalam misi tempur untuk mendukung operasi di Irak di era Presdien George W Bush.

Meskipun pesawat sangat sukses, teknologi F-117 menjadi ketinggalan zaman pada 2005 dan biaya perawatan tergolong besar.

Dengan diperkenalkannya F-22 Raptor dan pengembangan F-35 Lightning II, pesawat ini dipensiunkan pada 2008. Pesawat ini akhirnya dibawa ke pangkalan aslinya di Tonopah, Nevada. Pada hari yang sama upacara pengunduran diri resmi diadakan.

https://internasional.kompas.com/read/2019/06/19/10025361/kisah-pengembangan-dan-kiprah-pesawat-siluman-pertama-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke