Salin Artikel

Fakta Unik Peluncuran Satelit, dari Sputnik 1 hingga Berkekuatan Nuklir

Space race tak selalu berkaitan dengan percobaan misi yang melibatkan manusia di angkasa, tapi juga berhubungan dengan perlombaan teknologi satelit untuk eksplorasi tertentu.

Uni Soviet tampil dominan setelah Sputnik I berhasil menjadi satelit pertama yang meluncur ke luar angkasa.

AS juga tak tinggal diam, melalui lembaga antariksa NASA, negara Abang Sam (AS) itu juga mengembangkan satelit-satelit lain dengan berbagai tujuan.

Berikut catatan sejumlah satelit pertama dunia, yang menjadi inspirasi negara lain:

Sputnik 1 meluncur dengan rocket R.7 yang merupakan modifikasi SS-6 Sapwood rudal balistik antarbenua milik Uni Soviet.

Sputnik diperkuat baterai seng perak yang dirancang untuk beroperasi selama dua minggu, tapi ia tetap mengirim sinyal selama 22 hari.

Ketika mengorbit memancarkan sinyal "bip" berkelanjutan yang dapat didengar oleh operator radio di seluruh dunia.

Satelit buatan manusia pertama ini memiliki kekuatan sumber daya yang mampu menghasilkan sinyal durasi 0,4 detik pada band 7 dan 15. Empat antena dikerahkan pada sudut 35 derajat untuk mengirimkan sinyal menuju bumi.

Satelit berwujud bola alumunium bergaris tengah 58 sentimeter dan memiliki berat 83,6 kilogram untuk mengukur kerapatan dan suhu di sepanjang orbit yang dilaluinya.

Sputnik 1 mengorbit pada ketinggian 227 kilometer pada titik terdekat dan 941 kilometer pada titik terjauh bumi.

Satelit ini meluncur pada 7 Februari 1959 dari Cape Canaveral, Florida. Satelit bernama Vanguard II ini menjadi satelit pertama cuaca dunia yang meluncur ke angkasa.

Vanguard II meluncur pada pukul 10.55 waktu setempat dengan menggunakan tiga kali tahap peluncuran. Ketika mencapai titik tertentu, beberapa bagian akan terbakar dan mendorong inti satelit.

Tahap ketiga, satelit berpisah dengan elemen pendorong dan langsung menuju ke orbit bumi. Vanguard II berada pada ketinggian 555 kilometer.

Setelah berada di orbit yang ditentukan, satelit ini akan melakukan beberapa pengamatan terkait cuaca yang mampu mendeteksi data tutupan awan di bumi.

Data telemetri yang ada dalam satelit akan mengamati awan selama 26 hari sampai 15 Maret 1959. Setelah baterainya habis, satelit masih dilacak secara optik dari Bumi untuk studi gaya tarik atmosfer dan medan gravitasi.

Satelit Vanguard 2 memiliki umur orbit total diperkirakan 200 hingga 300 tahun. Vanguard 2 adalah satelit mengorbit Bumi yang dirancang untuk mengukur distribusi tutupan awan pada siang hari. Pelacakan radio akan mengumpulkan data dan menetapkan posisi.

Selain itu karena bentuknya yang simetris, Vanguard 2 dipilih oleh para peneliti untuk digunakan dalam menentukan kepadatan atmosfer bagian atas, sebagai fungsi dari ketinggian, garis lintang, musim, dan aktivitas matahari.

SNAP diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California, AS pada 3 April 1965 menggunakan roket ATLAS Agena D. Sasaran utamanya adalah berada pada titik rendah orbit bumi pada 1.300 kilometer.

Ini adalah satu-satunya satelit dengan tenaga nuklir yang diluncurkan ke luar angkasa oleh AS.

Sebelumnya, The Systems Nuclear Auxiliary Power Program (SNAP) atau Program Tenaga Pendukung Nuklir secara khusus dikembangkan untuk penggunaan satelit pada 1950-an di bawah pengawasan NASA dan Komisi Energi Atom AS.

SNAP memiliki tiga komponen utama yakni reaktor nuklir utama, reflektor reaktor dan sistem kontrol dan sistem konversi daya.

Pada awalnya, semuanya berjalan dengan baik. Namun 43 hari setelahnya, sistem kelistrikan di satelit mengalami kerusakan.

Walaupun masih berada pada lintasan orbit, satelit itu tak berfungsi sebagaimana mestinya. Ketika itu NASA berharap untuk tetap di orbit selama 3.000 tahun lagi.

Lebih dari 10 tahun mengorbit di Bumi, SNAP menunjukan hal yang tak biasa. Pada November 1979, NASA memantau SNAP mulai melepaskan radioaktifnya.

Sejak SNAP meluncur ke angkasa, NASA sudah tak lagi bermain-main dengan reaktor nuklir untuk misinya. Masalah pendanaan dan keamanan menghentikan program ini.

Keberhasilan misi Sputnik I, mengilhaimi Uni Soviet untuk membuat misi lain. Satu bulan setelah itu, Proyek Sputnik 2 juga mulai dipersiapkan.

Kali ini, pihak Soviet menggunakan inovasi baru dengan menggunakan hewan untuk bisa diorbitkan menuju luar angkasa. Uni Soviet meluncurkan Sputnik 2 pada 3 November 1957 melalui sebuah peluncur luar angkasa Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.

Sputnik 2 memiliki berat 508,3 kilogram yang memiliki beberapa kabin yang berguna untuk menampung awak yang diisi oleh anjing bernama Laika.

Kabin terbuat dari aluminium dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tekanan dan suhu, serta tekanan darah anjing, frekuensi napas dan detak jantung. Instrumen ini juga memungkinkan untuk memantau anjing hidup atau bahkan mati ketika di angkasa.

Sistem makanan untuk anjing tersebut seperti nampan kecil yang membuka serta menutup secara berkala dan menyimpan pasokan makanan selama 20 hari.

Selama misi, anjing akan dilengkapi dengan pembuangan khusus untuk buang air dan juga memungkinkan untuk bisa berdiri, duduk, berbaring dan sedikit bergerak bolak-balik di dalam kabinnya.

Laika hanya mampu bertahan beberapa jam, setelah mengelilingi bumi sebanyak 9 kali. Ketika sembilan kali mengorbit bumi, temperatur dalam kapsul pesawat bertambah panas hingga lebih dari 40 derajat Celcius.

Pesawat Sputnik 2 tidak dirancang untuk dapat kembali ke Bumi, sehingga bagaimanapun juga Laika akan tetap berada di luar angkasa.

Laika akhirnya mati karena kepanasan dan dehidrasi dalam waktu beberapa jam. Namun, kematian Laika tak langsung dipublikasikan ke publik.

Pada 13 April 1960, Amerika Serikat meluncurkan satelit bernama Transit 1-B. Peluncuran satelit ini awalnya untuk memberikan navigasi dalam segala cuaca yang akurat untuk kapal-kapal laut (terutama kapal selam) dan pesawat.

Satelit ini diluncurkan dengan roket Thor-Able-Star dari Cape Canaveral, Florida AS pada pukul 12.00 waktu setempat dan ditempatkan pada orbit sekitar Kutub Utara.

Transit 1-B merupakan awal dari keberhasilan sistem navigasi dunia. Satelit itu berbentuk bola dengan berat sekitar 119 kilogram, berhasil mencapai orbit dan memulai konfigurasinya.

Satelit ini berhasil langsung mampu memverifikasi navigasi dan tercatat sebagai satelit navigasi pertama dunia.

Selain itu, Transit-1B juga merupakan satelit pertama yang menggunakan teknik stabilisasi magnetik untuk mempertahankan posisinya.

Walau hanya mampu bertahan beberapa bulan, keberhasilan ini juga memberikan banyak manfaat bagi Angkatan Laut AS.

Seiring berkembangnya teknologi, Transit akhirnya diganti sebagai alat Global Positioning System (GPS) dengan spesifikasi navigasi yang lebih akurat dan modern.

Satelit Komunikasi pertama dunia ini diberi nama "Project SCORE (Signal Communications by Orbiting Relay Equipment).

Dengan berat sekitar 68 kilogram, satelit ini kelak membantu pengembangan komunikasi bagi militer dan warga sipil AS.

Orbit rendah dan hidup pendek akan membatasi peluang untuk relay real time antara dua stasiun bumi. Oleh karena itu, mode store and forward ditambahkan dengan memasukkan tape recorder.

Langkah ini juga akan memberi satelit kemampuan siaran di seluruh dunia. Selain itu, perekam kaset kedua ditambahkan ke paket komunikasi secara rahasia.

Pada Desember 18 1958, satelit SCORE (Signal Communications by Orbiting Relay Equipment) milik Angkatan Darat siap diluncurkan. Pesan prarekam yang disiapkan oleh anggota tim SRDLSCORE dimuat di tape recorder.

Mereka menggunakan rudal Atlas sebagai wahana untuk membawa naik SCORE. Karena lokasi orbitnya yang diperkirakan rendah, harapan hidup dari satelit hanya dua hingga tiga minggu.

Paket SCORE terus bekerja dengan sempurna, menanggapi transmisi realtime dan storeandforward dan teletype 78 antara stasiun-stasiun ground yang berlokasi di Georgia, Texas, Arizona dan California.

Setelah 12 hari, baterainya mengalami kerusakan. Pada 21 Januari 1959, satelit masuk kembali ke atmosfer Bumi dan terbakar.

Selain tercatat sebagai satelit komunikasi pertama dunia, satelit ini juga termasuk percobaan pertama yang berhasil.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/13/19284081/fakta-unik-peluncuran-satelit-dari-sputnik-1-hingga-berkekuatan-nuklir

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke