Salin Artikel

Catatan Rekor Penerbangan Trans-Atlantik, Penerbangan Solo hingga Balon Zeppelin

Penerbangan melewati Samudra Atlantik memiliki rute dari Eropa, Afrika, atau Timur Tengah ke Amerika Utara, Amerika Tengah, atau Amerika Selatan, atau sebaliknya.

Jarak yang panjang dan risiko yang besar menjadikan penerbangan trans-Atlantik menjadi kompetisi tersendiri bagi pelakunya. Berbagai perusahaan hingga surat kabar menawarkan hadiah besar kepada siapa saja yang berhasil melewati Samudra Atlantik.

Namun, sejak pertengahan abad ke-20, penerbangan trans-Atlantik telah menjadi hal yang rutin, untuk tujuan komersial, militer, diplomatik, dan lainnya.

Meski begitu, berikut adalah beberapa pencapaian rekor penerbangan Tranatlantik

Charles A Lindbergh merupakan seorang pilot dan tentara Angkatan Darat AS. Keahlian penerbangannya berawal ketika ia meninggalkan perguruan tinggi dan nekat masuk militer.

Setelah menjadi pilot, dia menerbangkan pesawat dan mengirimkan surat-surat dari Saint Louis ke Chicago.

Pada 1919, Raymond Orteig, seorang pemilik hotel di New York City, menawarkan hadiah 25.000 dollar AS kepada pilot pertama yang terbang tanpa henti dari New York ke Paris.

Pada1927, empat orang telah tewas, tiga orang terluka parah, dan dua orang lagi hilang dalam upaya itu, tetapi hadiah itu masih tetap menggoda.

Akhirnya, Charles A Lindbergh menggunakan pesawat "Spirit of St Louis" dari hasil bantuan sponsornya. Dia memulai penerbangan pada 21 Mei 1927.

Dia berjuang dengan rasa kantuk, berjuang untuk tetap terjaga ketika pesawat hanya berjalan beberapa meter di atas laut. Akhirnya, ia bisa mencapai Paris setelah 33 jam penerbangan.

Lindbergh akhirnya mendapat apresiasi karena keberhasilan penerbangan solo trans-Atlantik dari AS menuju Perancis. Setelah kembali ke AS, ia melakukan tur di 92 kota di 49 negara bagian.

Ketika masih menjadi perawat di Spadina, Earhart dan teman-temannya menyaksikan pertunjukan terbang pesawat Perang Dunia I di Toronto.

Setelah itu, Earhart menghabiskan waktunya dengan mengamati para pilot di Korps Penerbang Kerajaan Inggris dan berlatih di lapangan terbang setempat. Earhart kembali ke AS, kemudian masuk Columbia University di New York sebagai mahasiswa jurusan pra-kedokteran.

Pengalaman terbang pertamanya terjadi pada Desember 1920 di California bersama pilot terkenal Perang Dunia I, Frank Hawks. Pada Januari 1921, dia mengambil kursus terbang bersama instruktur terbang perempuan Neta Snook.

Pada Desember 1921, Earhart lolos tes terbang dan memperoleh sertifikat Asosiasi Aeronautika. Dia berpartisipasi dalam ekshibisi perdana di Sierra Airdrome di Pasadena.

Pada 20 Mei 1932, Amelia yang kala itu berusia 34 tahun lepas landas dari Harbour Grace, Newfoundland, Kanada dengan menggunakan Lockheed Vega 5B.

Dia berencana terbang ke Paris untuk mengulangi prestasi Charles Lindbergh lima tahun sebelumnya.

Dalam penerbangan ini Amelia dibantu penerbang ternama Bernt Balchen yang ikut mempersiapkan pesawat yang akan digunakan Amelia.

Setelah terbang selama 14 jam dan 56 menit dengan melawan angin kencang, udara dingin, dan masalah mesin, Amelia mendarat dengan selamat di sebuah lapangan rumput di Culmore, sebelah utara Derry, Irlandia Utara.

Atas prestasinya itu, Amelia Earhart penerima medali Distinguished Flying Cross dari Kongres AS. Dia juga menerima Cross of Knight of the Legion of Honor dari pemerintah Perancis.

Dia mencatatkan namanya dalam sejarah setelah mendaratkan pesawatnya di Irlandia setelah terbang sejauh 2.000 mil dari Newfoundland, Kanada.

Amelie Earhart merupakan perempuan pilot pertama yang melakukan terbang solo melintasi Samudra Atlantik dan orang pertama yang terbang dari Hawaii ke daratan utama AS.

Penerbangan yang dilakukan berbeda dari sebelumnya, karena mereka memulai dari Eropa menuju Amerika (timur ke barat). Ketiga pilot menggunakan jenis pesawat Junkers W33 yang memiliki desain dan jenis pesawat yang kuat.

Pada 12 April 1928, pesawat yang dijuluki "Bremen" akhirnya mulai lepas landas dari lapangan udara Bardonnel di Irlandia. Persiapan yang matang dengan beberapa mobil ambulans dilakukan untuk penerbangan kali ini.

Mereka disiagakan dalam misi ini dan memastikan pesawat seberat 5,6 ton itu bisa terbang dengan aman. Setelah 18 jam penerbangan, kendala mulai muncul.

Sistem pesawat mulai tak normal, cuaca mulai berubah, cahaya mati dan mengakibatkan kesulitan sistem navigasi.

Tujuan yang mereka tuju harusnya New York, namun harus berganti di Pulau Greenly, Kanada. Pulau ini biasanya tertutup es dan pada saat kedatangan pilot, sekitar 14 orang tinggal di sana.

Walaupun tak sesuai tujuan, ketiga pilot mendapatkan apresiasi dari karena pencapaikan penerbangan kali ini. Mereka juga mendapatkan pujian dari Amerika Serikat karena berhasil memetakan rute penerbangan.

Pesawat itu sendiri dikirim kembali ke Jerman melalui kapal karena ketidakmampuannya untuk lepas landas dari permukaan es yang menyelimuti pulau itu.

Balon udara itu bernama Zeppelin Hindenburg dan menjadi tanda era baru dalam transportasi udara sebelum pesawat terbang berkembang.

Pada Oktober 1928, balon Zeppelin digunakan untuk melakukan penerbangan trans-Atlantik kali pertama. Balon udara ini berangkat dari Friedrichshafen dengan membawa 40 anggota awak dengan 20 penumpang.

Kapal itu sempat mengalami kendala ketika berada di atas lautan, karena cuaca dan navigasi, namun dengan cepat awak bisa mengendalikan keadaan.

Setelah penerbangan selama 111 jam dan 44 menit, Zeppelin mendarat di Lakehurst, New Jersey pada 15 Oktober 1928. Kebehasilan ini mencatatkan namanya sebagai balon udara yang berhasil terbang melewati atlantik.

Setelah dua minggu perbaikan pada siripnya yang rusak, Graf Zeppelin berangkat dari Lakehurst pada tanggal 29 Oktober 1928 untuk kembali ke Jerman.

https://internasional.kompas.com/read/2019/04/12/17361621/catatan-rekor-penerbangan-trans-atlantik-penerbangan-solo-hingga-balon

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke