Salin Artikel

Bayi Shamima Meninggal di Kamp Pengungsian, Ini Kata Mendagri Inggris

Shamima, remaja asal London Utara, bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 2015, dan memohon kembali ke Inggris empat tahun kemudian.

Remaja berusia 19 tahun itu mengaku ingin kembali guna merawat bayi yang baru dilahirkannya di kamp pengungsi al-Hawl Februari lalu.

Namun, Javid memutuskan mencabut kewarganegaraan Shamima karena dianggap sebagai ancaman. Beberapa pekan kemudian, putra Shamima meninggal dunia.

Anak ketiga yang diberi nama Jarrah itu dikuburkan Shamima di kamp pekan lalu setelah dilaporkan menderita infeksi pada paru-paru.

Dua anak lain Shamima yang masing-masing berusia 19 bulan dan sembilan bulan meninggal akibat malnutrisi dan penyakit pada November 2018 dan Januari lalu.

Dilansir The Telegraph Senin (11/3/2019), Javid menolak argumen baik dari Partai Konservatif maupun Buruh bahwa pemerintah seharusnya bisa menyelamatkan bayi Shamima.

Sebab berbeda dengan ibunya yang sudah dicabut kewarganegaraannya, bayi Shamima masih mendapatkan status sebagai warga negara Inggris.

"Tidak ada yang boleh membuat penilaian tentang apa yang bisa ditimbulkan dari ancaman teroris hanya berdasarkan gendernya," tegas Javid di hadapan Majelis Rendah Parlemen.

Javid bersikeras tidak mungkin pejabat Inggris bisa memberikan bantuan kepada bayi Shamima karena kurangnya layanan konsuler di Suriah.

Padahal, sejumlah anggota parlemen menitikberatkan jurnalis, paramedis, hingga bantuan kemanusiaan bisa lalu lalang di kamp itu setiap harinya.

Mendagri berusia 49 tahun tersebut menjelaskan, kematian anak-anak Inggris dari orangtua yang notabene anggota ekstremis merupakan tragedi.

"Namun, yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak itu jelas orangtua yang bersangkutan," tutur Javid seraya berjanji dia bakal meninjau hukum pengkhianatan yang dianggap memberatkan.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/12/13575541/bayi-shamima-meninggal-di-kamp-pengungsian-ini-kata-mendagri-inggris

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke