Salin Artikel

Dari "Hooping" hingga Tarian Hawaii, Ini Fakta Menarik "Hula Hoop"

Lebih dari 25 juta produksi hula hoop terjual, setelah beberapa bulan paten didapat.

Dalam perkembangannya, banyak dari orang yang mencatatkan rekor dengan menggunakan alat tersebut. Dari yang menggunakakan 100 hula hoop secara bersamaan hingga memainkan yang terbesar di dunia.

Selain itu, terdapat beberapa fakta unik mengenai hula hoop, berikut ulasannya:

1. Asal kata

Penamaan hula hoop dipercaya dari Inggris pada abad ke-14. Memainkan alat itu dikenal dengan nama "hooping" di Inggris dan menjadi kegemaran masyarakat di sana.

Hooping bahkan digunakan oleh dokter-dokter Inggris untuk mengobati sakit pinggang hingga serangan jantung. Meskipun, saat itu belum ada bukti secara medis soal pengobatan.

Ketika seorang pelaut Inggris mendatangi kepulauan Hawaii, dia melihat tarian dengan sebutan "hula". Tarian itu terfokus pada gerakan dengan pinggul yang bergoyang mengikuti irama tertentu.

Berawal dengan tarian itu, akhirnya beberapa orang menyebutnya dengan nama "hula hoop".

Pada 1950-an, Whom-O juga berhasil mendapatkan paten atas lingkaran plastiknya dan menggunakan nama yang sama, hula hoop.

2. Aneka bahan

Berbeda tempat, berbeda juga bahan yang digunakan untuk membuat alat ini. Ada yang berasal dari logam, bambu, kayu, rumput, dan bahkan tanaman merambat.

Pada 3000 SM, masyarakat Mesir Kuno membuat alat ini menggunakan bahan dasar rotan yang berbentuk lingkaran. Fungsinya sama, yakni bergoyang pada bagian pinggang dan ada juga yang melemparnya ke udara.

Pada masa Yunani Kuno juga telah menggunakan alat ini yang terbuat dari lempengan logam. Mereka biasanya menggunakannya sebagai alat untuk latihan.

Di benua Amerika Utara, anak-anak suku Eskimo sudah menggunakan alat semacam ini untuk meleparnya pada sebuah tiang. Alat ini berguna sebagai latihan yang membantu melatih akurasi pelemparan.

Dalam perkembanganya, belum ada perusahaan yang mematenkan permainan lingkaran ini. Pada 1958, salah satu perahaan permainan bernama Wham-O mulai melakukan terobosan.

Mereka mulai memproduksi aneka hula hoop warna warni terbuat dari plastik. Pada 5 Maret 1963, mereka berhasil mendapatkan paten atas hula hoop hasil kreasinya.

Setelah paten tersebut, alat ini menjadi tren di Amerika dan melebar ke dunia.

Native American Hoop Dance adalah salah satu tarian individu yang dilakukan sebagai pertunjukan oleh banyak suku di Amerika Utara.

Penari biasanya menggunakan lingkaran yang terdapat pada badan hingga tangannya dan berputar-putar. Biasanya terdapat 28 bentuk lingkaran hula hoop yang digunakan. Mereka juga bergerak searah dengan jarum jam.

Tarian Native American Hoop biasanya berfokus pada gerakan yang sangat cepat, beberapa penari meniru gerakan binatang, burung atau bekerja berburu, memancing, menanam, dan memanen.

Bermain hula hoop identik dengan menggoyang-goyangkan pinggang bersamaan dengan alat lingkaran. Dalam sebuah penelitian, ternyata kegiatan ini ternyata sama efektifnya dengan aktivitas kardio lainnya untuk membakar kalori.

Rutin bermain hula hoop telah membantu penggunanya mengurangi lingkar pinggang hingga 5 sentimeter.

Hasil itu bisa didapat jika pengguna hula hoop juga melakukan yoga, pilates, serta angkat beban.

Bermain hula hoop diketahui membakar kalori sampai 7 kalori per menit. Meski angka tersebut tampak kecil, namun jumlah tersebut setara dengan melakukan jalan cepat.

Selain itu, bermain hula hoop juga diketahui lebih cepat memangkas kalori dibanding yoga atau pilates.

6. Banyak acara

Tak hanya digunakan sebagai alat untuk olahraga, hula hoop juga digunakan untuk karnaval, festival hingga parade di seluruh dunia.

Alat ini juga digunakan seniman panggung termasuk badut dan pelawak yang terus menggoyangkan badannya agar hula hoop tetap bergerak.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/05/12510481/dari-hooping-hingga-tarian-hawaii-ini-fakta-menarik-hula-hoop

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke