Salin Artikel

Populasi Makin Menua, Norwegia Butuh Banyak Kelahiran Bayi

Demikian pernyataan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg dengan nada ceria. Meski begitu, dia justru menunjukkan kekhawatiran yang sebenarnya.

AFP pada Kamis (17/1/2019) mengabarkan, terlalu sedikit bayi yang dilahirkan di wilayah Nordik. Sementara, penduduk-penduduk di "Benua Tua" itu kini semakin menua.

"Akan ada lebih sedikit orang muda untuk menanggung beban yang semakin berat dari negara kesejahteraan," ucap Solberg.

Kesejahteraan warga di Norwegia bergantung oleh para pembayar pajak, sedangkan jumlah orang justru menyusut.

Sebagai informasi, tingkat kelahiran Norwegia, Finlandia, dan Islandia menurun pada 2017 dengan rata-rata 1,49-1,71 anak per ibu.

Beberapa tahun sebelumnya, tingkat kelahiran di tiga negara itu sempat mendekati level 2,1, sesuai kebutuhan agar populasi tetap stabil.

"Di semua negara Nordik, angka kelahiran mulai menurun pada tahun-tahun setelah krisis keuangan 2008," kata sosiolog Universitas Oslo Trude Lappegard.

"Krisis sudah berakhir sekarang tapi masih anjlok," ucapnya.

Di Norwegia, ekonom menyoroti dampak dari demografi yang melambat akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Saat ini, muncul gagasan agar perempuan di negara itu mendapat 500.000 krona atau sekitar Rp 828,6 juta sebagai tabungan pensiun untuk setiap anak yang lahir.

Namun ada juga ide sebaliknya bahwa perempuan di Norwegia yang mencapai usia 50 tahun tapi tidak memiliki anak harus membayar 1 juta krona atau Rp 1,6 miliar.

Kota Miehikkala di Norwegia bahkan menawarkan 10.000 euro atau Rp 161 juta untuk setiap bayi yang lahir dan besar di sana.

"Jumlah individu tanpa anak meningkat pesat, dan jumlah wanita yang memiliki tiga anak atau lebih menurun," kata sosiolog Finnish Family Federation, Anna Rotkirch.

"Kekurangan anak seperti ini tidak pernah terjadi di zaman modern di Finlandia sebelumnya," imbuhnya.

https://internasional.kompas.com/read/2019/01/17/14360711/populasi-makin-menua-norwegia-butuh-banyak-kelahiran-bayi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke