Salin Artikel

Tahun Lalu, Hampir 40.000 Warga AS Tewas Akibat Senjata Api

Sepanjang 2017, hampir 40.000 orang di seluruh Amerika Serikat tewas akibat senjata api.

Kesimpulan ini diperoleh dari analisa basis data WONDER milik  Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Analisa serupa juga dilakukan Educational Fund to Stop Gun Violence, sebuah kelompok advokasi nirlaba yang fokus untuk menekan angka kekerasan bersenjata api di AS.

Berbasis data-data itu, CNN menyimpulkan sebanyak 39.773 orang tewas akibat kekerasan senjata api sepanjang 2017.

Angka korban tewas ini meningkat lebih dari 10.000 orang dibanding 1999 yang mencapai 28.874 orang.

Pakar statistik CDC, Kamis (13/12/2018) membenarkan angka yang diperoleh CNN ini benar dan angka ini menjadi yang tertinggi sejak 1979.

Para analis CNN juga menemukan bahwa sebanyak 23.854 orang tewas bunuh diri dengan menggunakan senjata api pada 2017.

Angka ini juga merupakan yang tertinggi selama 18 tahun terakhir, sekaligus naik lebih dari 7.000 kasus kematian dibanding pada 1999.

Jika data ini dirinci lagi menjadi ras dan gender, maka dari seluruh korban tewas itu sebanyak 23.927 orang adalah pria kulit putih.

"Pada 2017, hampir 109 orang tewas setiap hari akibat kekerasan senjata api," kata Adelyn Allchin, direktur riset kesehatan publik di Educational Fund to Stop Gun Violence.

"Kekerasan bersenjata adalah epidemi yang harus mendapatkan solusi kesehatan publik," tambah Allchin.

"Kekerasan bersenjata sudah terlalu lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di AS. Sudah saatnya para pemimpin bekerja sama untuk menekan angka kekerasan ini," lanjut dia.

Namun, menurut National Rifle Association (NRA) menerbitkan undang-undang untuk membatasi kepemilikan senjata api bukan jawaban dari masalah ini.


https://internasional.kompas.com/read/2018/12/14/14053971/tahun-lalu-hampir-40000-warga-as-tewas-akibat-senjata-api

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke