Salin Artikel

Ketika 7 Tarian Nusantara Pukau Publik Chile di Peñaflor...

Acara yang berarti “Pesta Antar Bangsa 2018” itu, berlangsung selama tiga hari berturut-turut mulai 12-14 Oktober 2018.

Tim Indonesia menampilkan tujuh tarian Nusantara yang dibawakan oleh tim tari KBRI Santiago.

Ketujuh tarian itu adalah Tari Nandak Ganjen, Tari Saman, Tari Payung, Tari Merak, Tari Lancang Kuning, Tari Kuda Lumping, dan Tari Piring.

Selain itu, para pengunjung juga diajak untuk menari bersama dalam alunan musik Tari Maumere yang penuh semangat.

Suguhan aneka tarian yang diiringi musik gempita serta kostum tari beraneka warna ini terbukti memikat para penonton yang hadir dalam rangkaian acara tersebut.

Menambah meriah penampilan Indonesia adalah pertunjukan seni bela diri Nusantara Pencak Silat yang dibawakan oleh Perguruan Pentjak Silat dan Bukti Negara Chile.

Grup yang terdiri dari empat orang Chile ini untuk pertama kalinya tampil di hadapan publik Chile.

Mereka memukau pengunjung dengan jurus-jurus Pencak Silat asal Badui, Jawa Barat.

Melalui slogannya "La Vuelta al Mundo en 4 Dias" atau “Mengelilingi Dunia dalam 4 Hari”, festival ini telah digelar sejak tahun 2010 di setiap musim semi.

Acara ini memberikan kesempatan unik bagi Kedutaan Asing di Chile maupun pihak swasta untuk melakukan promosi. 

Ada seni budaya, makanan khas, dan produk kerajinan tangan negara masing-masing yang disuguhkan kepada masyarakat Chile, dan mancanegara.

Festival Fiesta de Las Naciones 2018 dibuka secara resmi oleh Direktur Ferexpo Chile, Helena Rios Mendoza.

Hadir pula Wali Kota Peñaflor, Nibaldo Meza Garfia serta Bupati Talagante, Andrés Llorente Elexpuru.

Duta Besar RI untuk Chile, Philemon Arobaya, Duta Besar Arab Saudi Abdullah Saleh Alawwad, Pejabat Tinggi Negara dan perwakilan Korps Diplomatik, anggota Parlemen Chile, serta pejabat militer Chile ikut meramaikan perhelatan ini.

Pada pembukaan acara, Indonesia menjadi satu-satunya perwakilan kedutaan yang diundang menampilkan tarian.

Selain itu, Indonesia bersama wakil dari 44 negara lainnya,  menampilkan busana adat asal Sumatera Selatan melalui peragaan busana.

Tahun ini, festival ini diikuti 45 perwakilan asing, termasuk Indonesia, serta lebih dari 100 perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri makanan dan kerajinan tangan.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/10/2018) disebutkan, selama empat hari berlangsungnya festival ini, terkumpul lebih dari 50.000 pengunjung.

Indonesia yang telah aktif berpartisipasi dalam festival sejak tahun 2011, menampilkan berbagai produk kerajinan tangan.

Ada kain, baju batik, handicraft, serta aksesoris, hingga berbagai ukiran tradisional Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga menjual beragam makanan khas Indonesia seperti sate ayam, bakso, mie dan nasi goreng, bakwan, lumpia, pisang goreng, dan es kuwut.

Antusiasme pengunjung terhadap gerai Indonesia tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang singgah untuk membeli produk kerajinan tangan maupun kuliner yang dijajakan.

Para pengunjung juga begitu antusias bertanya mengenai objek wisata maupun kebudayaan Indonesia.

Philemon Arobaya mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada festival ini merupakan salah satu misi kebudayaan Indonesia.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan awareness dan ketertarikan publik Chile terhadap Indonesia dan budayanya.

Berkat aksi panggung dan pementasan seni budaya yang menarik, serta kerajinan tangan dan kulinari yang kaya dan beragam, Indonesia sejak 2017 dinobatkan sebagai peserta terbaik, dan terpilih menjadi salah satu sponsor acara. 

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/20/07314071/ketika-7-tarian-nusantara-pukau-publik-chile-di-peaflor

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke