Salin Artikel

Banjir Akibat Hujan Terparah dalam Satu Abad, 164 Warga India Tewas

Pemerintah daerah Kerala menilai bencana ini sebagai krisisi terburuk, di mana ribuan orang masih terjebak di antara banjir. Mereka masih menunggu bantuan dan upaya evakuasi dari tim penyelamat.

"Kepala menteri negara bagian mengonfirmasi jumlah kematian sebanyak 164 orang. Sekitar 100 orang meninggal dalam 36 jam," demikian pernyataan dari pemerintah setempat kepada AFP.

Perdana Menteri India Narendra Modi pada Jumat (17/8/2018) menyatakan, akan mengerahkan lebih banyak bala bantuan dan tim penyelamat di Kerala.

"Nanti malam, saya akan menuju ke Kerala untuk meninjau situasi," kicaunya di Twitter.

Lebih dari 150.000 orang kehilangan tempat tinggal dan pindah ke 1.300 pengungsian. Di sisi lain, sekitar 10.000 km jalan di Kerala telah hancur dan rusak.

Salah seorang penduduk, Ajo Varghese, mengunggah kalimat putus asa terkait bantuan dan upaya penyelamatan di akun media sosial.

"Keluarga saya dan tetangga berada dalam masalah banjir di daerah Nakandada Pandanad di Alappuzha," tulisnya.

"Tidak ada air dan makanan. Tidak bisa berkomunikasi sejak sore. Ponsel tidak dapat dihubungi dan mati," imbuhnya.

Ada 34 bendungan besar dan waduk di seluruh negara bagian yang sudah dibuka dalam beberapa hari terakhir, karena level ketinggian air mencapai tingkat bahaya.

Wilayah Kerala di bagian utara dan tengah paling parah terkena dampak banjir. Sementara, bandara internasional di kota utama Kochi ditutup sampai 26 Agustus 2018.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/17/15470351/banjir-akibat-hujan-terparah-dalam-satu-abad-164-warga-india-tewas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke