Salin Artikel

Delapan Badak Hitam yang Langka Mati Usai Dipindah ke Tempat Baru

Menteri Turisme dan Alam Liar Kenya Najib Balala memerintahkan Kenya Wildlife Service (KWS) segera menunda proses relokasi badak hitam menyusul insiden ini.

Sejauh ini KWS, badan pemerintah Kenya yang bertanggung jawab atas masalah kehidupan liar di negeri itu, belum memberikan komentar.

Relokasi hewan-hewan terancam punah bisanya dilakukan dengan cara membius mereka lalu menyadarkan mereka di lokasi baru.

Prosedur ini memang amat berisiko tetapi kematian dalam jumlah besar dalam satu kali proses belum pernah terjadi sebelumnya.

Antara 2005 hingga 2007 sebanyak 149 ekor badak telah dipindahkan dengan cara yang sama.

Dengan kematian delapan badak hitam ini maka angka kematian badak hitam dalam proses pemindahan menjadi 16 ekor.

Badak-badak hitam ini dipindahkan dari Nairobi dan Taman Nasional Danau Nakuru ke Tsavo Timur bulan lalu dalam sebuah operasi bernama sandi Balala.

Kementerian Turisme mengatakan, berdasarkan investigasi awal kematian delapan badak itu kemungkinan disebabkan "keracunan garam" setelah minum air yang berbeda di tempat baru mereka.

Kementerian Turisme menjanjikan laporan lengkap pekan depan dan menegaskan akan menjatuhkan sanksi jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemindahan hewan-hewan langka itu.

Pakar konservasi Kenya Paula Kahumbu mengatakan, para pejabat harus bertanggung jawab dan menjelaskan masalah ini dengan jelas serta cepat.

"Sejumlah badak mati, kita harus secara terbuka mengatakan apa yang terjadi, bukan seminggu lagi atau sebulan lagi," kata Paula.

"Sesuatu yang salah telah terjadi dan kami ingin mengetahui apa itu," tambah dia.

Organisasi Save the Rhinos memperkirakan hanya terdapat kurang dari 5.500 ekor badak hitam di seluruh dunia dan semuanya berada di Afrika.

Sedangkan Worldwide Fund for Nature menyebut, jumlah badak hitam di Kenya berada dalam kisaran 750 ekor.

https://internasional.kompas.com/read/2018/07/13/21423511/delapan-badak-hitam-yang-langka-mati-usai-dipindah-ke-tempat-baru

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke