Salin Artikel

SIPRI: Negara-Negara Nuklir Terus Modernisasi Persenjataan

Laporan terbaru dari Lembaga Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan, sekarang masih ada lebih dari 14 ribu senjata nuklir yang dimiliki 9 negara di dunia.

Sebanyak 9 negara tersebut adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.

Padahal, tahun lalu ada 122 negara anggota PBB yang menandatangani perjanjian untuk tidak memproduksi atau memiliki senjata nuklir.

Namun, perjanjian ini ternyata tidak membuat dunia lebih dekat pada tujuan bebas dari senjata nuklir.

Kepala proyek senjata nuklir SIPRI Shannon Kile menekankan, jumlah total senjata nuklir telah turun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi senjata yang ada terus dimodernisasi.

"Ini berarti, senjata yang lebih tua sedang diganti dan senjata nuklir baru juga sedang dikembangkan," ucapnya.

Pemerintah AS mengonfirmasi pengembangan senjata nuklir baru pada Februari lalu, ketika menerbitkan versi terbaru dari Tinjauan Postur Nuklir.

Sekitar 20 bom nuklir tipe B61 dari AS masih ada di wilayah Jerman dan senjata di tahun-tahun mendatang akan digantikan bom nuklir modern yang dapat dipandu dengan presisi tinggi ke targetnya.

AS menginvestasikan banyak uang dalam modernisasi persenjataan nuklirnya. Hingga 2026, AS berencana menghabiskan 400 miliar dollar AS untuk modernisasi senjata.

Kile mengatakan, negara-negara yang lebih kecil seperti India dan Pakistan juga terlibat dalam perlombaan senjata strategis.

Kedua negara itu mengembangkan senjata nuklir baru dan memperbesar kapasitas produksinya. Senjata nuklir tetap menjadi elemen inti dari strategi pertahanan nasional negara-negara nuklir.

Dalam laporan tahunan 2018, para peneliti SIPRI menekankan, anggaran militer mencapai rekor baru sejak berakhirnya Perang Dingin.

Total pengeluaran militer di seluruh dunia naik menjadi 1.739 miliar dollar, berarti 230 dollar AS untuk setiap penduduk Bumi. Pada 2016, nilainya hanya 227 dollar AS per penduduk bumi.

Kenaikan anggaran militer sangat mencolok di Asia Timur. China misalnya, meningkatkan anggaran pertahanannya sebesar 5,6 persen menjadi 228 miliar dollar AS.

Sementara di Eropa, situasinya lebih bervariasi. Negara-negara Eropa Timur menghabiskan lebih sedikit anggaran militer dibanding tahun sebelumnya, tetapi di Eropa Barat pengeluaran pertahanan meningkat.

Senjata dari Jerman cukup diminati

Menurut Kementerian Pertahanan Jerman, pada 2017 Jerman menghabiskan sekitar 43,5 miliar dollar AS untuk belanja militer, hampir 3 miliar dollar AS lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Sementara, AS masih menduduki peringkat teratas dengan anggaran militer senilai 610 miliar dollar AS, diikuti oleh China, Arab Saudi, dan Rusia.

Menurut temuan peneliti Stockholm, tren lain juga meningkat, seperti perdagangan senjata global meningkat secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir.

Sebelumnya, perdagangan senjata global mencapai titik terendah sejak Perang Dingin pada awal 2000-an. Setelah AS, Rusia, dan Perancis, dan Jerman, kini menempati urutan keempat pengekspor senjata terbesar dunia.

https://internasional.kompas.com/read/2018/06/19/08540871/sipri-negara-negara-nuklir-terus-modernisasi-persenjataan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke