Salin Artikel

Sekolah Agama di Bangladesh Sita dan Bakar Ratusan Ponsel Milik Siswa

Para siswa di sekolah Islam di tenggara Bangladesh itu diperintahkan menyerahkan telepon seluler mereka kepada pengurus sekolah pada Minggu (4/3/2018) lalu.

Ratusan ponsel milik siswa itu kemudian dilempar ke dalam api unggun di tanah lapan di dekat sekolah.

"Perangkat itu telah merusak karakter siswa," kata juru bicara madrasah Darul Ulum Moinul Islam, Azizul Hoque, dilansir AFP, Selasa (6/3/2018).

"Mereka menggunakan internet sepanjang malam dan akhirnya tertidur di kelas saat jam pelajaran. Para orangtua siswa juga prihatin," tambahnya.

Hoque mengatakan, sekolah yang telah berdiri lebih dari 120 tahun dan memiliki 14.000 siswa itu tidak menentang perkembangan teknologi.

"Namun dampak negatif dari penggunaan ponsel oleh para siswa lebih besar daripada yang positif," kata dia.

Hoque mengungkapkan, pihak sekolah juga menerima banyak keluhan dari warga yang mempertanyakan fatwa tentang penggunaan ponsel dalam Islam.

"Mereka juga banyak yang mengeluhkan ponsel yang sering digunakan untuk selingkuh," lanjut dia.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Bangladesh masih memandang pendapat dari ulama dan tokoh agama Islam, terutama pada masyarakat pedesaan yang konservatif.

Gerakan Islam garis keras di Bangladesh telah melahirkan pergerakan yang menuntut penerapan undang-undang agama dan berseberangan dengan pemerintah yang sekuler.

Konflik pemerintah dengan gerakan kelompok keagamaan di Bangladesh sempat berubah menjadi aksi demonstrasi yang menimbulkan korban jiwa.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina baru-baru ini juga telah membuat kesepakatan yang mengakui kualifikasi akademis dari sekolah agama yang memungkinkan lulusannya mendaftar untuk menjadi pegawai negeri.

https://internasional.kompas.com/read/2018/03/06/16301301/sekolah-agama-di-bangladesh-sita-dan-bakar-ratusan-ponsel-milik-siswa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke