Salin Artikel

17.000 Buku Pelajaran di Bahrain Dicetak Ulang Gara-gara "Teluk Persia"


Dilaporkan kantor berita BNA, Bahrain dan negara-negara Arab sekutu AS lain menganggap penggunaan nama Teluk Persia seperti dalam 17.000 buku pelajaran tersebut adalah hal yang tabu.

Melansir Arab News, istilah Teluk Persia lebih banyak digunakan oleh negara-negara Barat, sementara negara Arab sepakat menyebut jalur perdagangan minyak itu dengan nama Teluk Arab.

Negara-negara Teluk menuduh kepada masyarakat Iran non-Arab, atau yang sebelumnya dikenal dengan Persia, berusaha mendominasi wilayah tersebut.

Tuduhan tersebut telah berkali-kali dibantah Teheran dengan bersikeras tetap menyebut jalur perairan itu dengan Teluk Arab.

Kementerian Pendidikan Bahrain, usai menerima laporan buku cetak tersebut, telah menugaskan yayasan luar negeri yang tak disebut namanya, untuk mencetak ulang buku-buku untuk siswa kelas III itu.

Kementerian juga menekankan agar buku pelajaran itu memuat materi yang "benar" termasuk memasukkan peta Teluk Arab.

"Ketidaksesuaian informasi itu diketahui saat dilakukannya pembagian buku teks kepada siswa. Kini yayasan diwajibkan untuk mencetak ulang 17.000 eksemplar buku tesk itu dengan koreksi," kata pejabat kementerian dikutip BNA.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/14/17282831/17000-buku-pelajaran-di-bahrain-dicetak-ulang-gara-gara-teluk-persia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke