Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Indian Pertama Dilantik Jadi Presiden Bolivia

Morales adalah anggota suku Aymara yang tinggal di Altiplano, dataran tinggi di Pegunungan Andes antara Pweru dan Bolivia.

Sejumlah kecil anggota suku ini juga terdapat di wilayah Argentina dan Chile. Kini jumlah suku Aymara diperkirakan sekitar 3 juta orang.

Morale dilahirkan di Isallavi, sebuah desa pertambangan , di provinsi Oruro, wilayah barat Bolivia pada 26 Oktober 1959.

Sebagian besar masa kecil Morales dihabiskan dengan menggembala llama, hewan khas Amerika Selatan, milik keluarganya.

Setelah lulus SMA, Morales memilih untuk bergabung dengan militer lalu pindah bersama keluarganya di wilayah Chapare di sisi timur Bolivia.

Di tempat baru itu, keluarga besar Morales kembali menekuni profesi lama mereka yaitu bertani.

Keluarga Morales menanam sejumlah tetumbuhan, salah satunya adalah koka yang merupakan bahan dasar untuk produksi kokain.
Namun, di dataran tinggi Amerika Selatan, daun koka juga digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.

Pada awal 1980-an, Morales aktif dalam serikat petani koka di kawasan itu dan pada 1985 dia diangkat menjadi sekretaris jenderal serikat petani.

Tiga tahun kemudian Morales menjadi sekretaris eksekutif federasi serikat-serikat petani koka Bolivia.

Pada pertengahan 1990-an, pemerintah Bolivia mulai memerangi produksi koka dengan bantuan Amerika Serikat.

Saat itulah Morales terlibat dalam pembentukan sebuah partai politik bernama Movimiento al Socialismo (MAS) atau Gerakan Menuju Sosialisme.

Meski sibuk berpolitik, Morales juga tetap menjadi ketua kehormatan federasi serikat petani koka Bolivia.

Dalam kampanye, Morales menyerukan pengusiran DEA, organisasi pemberantas obat-obatan terlarang AS yang beroperasi di Bolivia.

Sayangnya, dalam pemilihan presiden 2002, Morales kalah tipis dari Gonzalo Sanchez de Lozada. Meski kalah Morales tetap aktif berpolitik.

Pada 2003, Sanchez de Lozada mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pemerintahanya diteruskan Carlos Mesa Gibert yang mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan penghapusan produksi koka ilegal yang tidak populer itu.

Pada 2005, MAS kembali mengusung Morales sebagai calon presiden dan kali ini bocah penggembala llama itu menang dengan meraup 54 persen suara.

Morales menjadi keturunan Indian pertama yang menjadi presiden Bolivia dan sekaligus calon presiden yang memenangkan suara mayoritas sejak 1982.

Saat dilantik pada Januari 2006, Morales berjani akan mengurangi kemiskinan warga keturunan Indian, mengurangi tekanan pada petani koka, menasionalisasi sektor energi, memerangi korupsi, dan meningkatkan pajak untuk orang kaya.

Morales juga mendukung amandemen konstitusi untuk memperkuat hak-hak warga keturunan Indian, menegaskan politik nasionalisasi, dan redistribusi tanah.

Selain itu amandemen konstitusi juga didorong untuk menambah masa jabatan presiden Bolivia menjadi dua kali berturut-turut.

Sayangnya, dalam referendum yang digelar Juli 2006, MAS gagal mendapatkan dukungan mayoritas majelis tinggi.

Meski demikian, Morales tetap menasionalisasi industri minyak dan gas negeri itu lalu pada November dia menekan undang-undang reformasi pertahanan.

Undang-undang baru ini memberi hak kepada negara untuk menyita lahan-lahan tak produktif yang tak digarap pemiliknya dan memberikan lahan itu kepada rakyat miskin.

Langkah reformasi ini mendapat tentangan dari provinsi-provinsi kaya di Bolivia, empat di antara provinsi-provinsi itu malah mendukung status otonomi dalam referendum 2008.

Namun, pemerintahan Morares tak mengakui hasil referendum yang dianggap ilegal tersebut. Alhasil suhu politik memanas diwarnai aksi unjuk rasa dengan kekerasan di seluruh negeri.

Seruan untuk menggelar referendum terkait pemerintahan Morales akhirnya digelar pada 2008 dan dua pertiga pemilih memutuskan Morales tetap memerintah.

Setelah tiga tahun merancang konstitusi baru, akhirnya usulan Morales itu disetujui rakyat pada referendum yang digelar pada Januari 2009.

Artinya, Morales bisa mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Sebelumnya, konstitusi Bolivia mengatur seorang presiden hanya bisa berkuasa untuk satu kali masa jabatan.

Selain bisa mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, konstitusi baru memberikan hak kepada presiden untuk membubarkan Kongres.

Perubahan lain adalah meningkatnya hak-hak warga asli Bolivia, memperkuat kontrol negara terhadap sumber daya alam, dan membatasi kepemilikan tanah pribadi.

Pada April 2009, Morales meneken undang-undang yang mempercepat pemilihan presiden dan anggota parlemen. Pemilihan ini digelar pada Desember 2009.

Dengan dukungan kuat dari warga mayoritas keturunan India, Morales dengan mudah memenangkan masa jabatan keduanya dan partai MAS menguasai sebagian besar kursi parlemen.

Pada April 2013, Mahkamah Konstitusi Bolivia memutuskan Morales bisa mencalonkan diri untuk masa jabatannya yang ketiga pada 2014.

Alasannya, mahkamah melihat di masa jabatan pertama Morales didahului aturan yang melarang presiden berkuasa untuk dua masa jabatan berturut-turut.

Pada 2014, Morales kembali menang mudah dengan meraup 60 persen dukungan suara. Bahkan, Morales juga memenangkan dukungan mayoritas di provinsi-provinsi kaya yang selama ini menentangnya.

Pada 2015, perekonomian Bolivia yang sempat menanjak mulai melambat, terutama disebabkan anjloknya harga minyak dan gas dunia.

Sejumlah kalangan mengkritik kebijakan Morales yang dinilai gagal mengembangkan perekonomian negeri itu dan amat tergantung dari hasil minyak bumi.

Morales juga terjebak dalam pusaran skandal ekonomi saat terungkap bahwa seorang perempuan yang pernah menjalin hubungan asmara dengannya mendapatkan jabatan penting pada 2013.

Situasi ini kemudian ditambah dengan terungkapnya fakta sebuah perusahaan China mendapatkan proyek pemerintah bernilai 500 juta dolar AS tanpa ikut serta dalam proses lelang.

Morales dengan tegas membantah terlibat dalam masalah itu. Sayangnya, skandal tersebut ditambah melambatnya perekonomian membuat popularitas Morales anjlok.

Dan, dalam referendum yang digelar pada 2015, 51 persen rakyat Bolivia menolak perubahan konstitusi agar Morales bisa mencalonkan diri keempat kalinya pada pemilu 2019. 

https://internasional.kompas.com/read/2018/01/22/14175621/hari-ini-dalam-sejarah-indian-pertama-dilantik-jadi-presiden-bolivia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke