Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditinggal Tanpa Air, 100 Imigran Luput dari Maut di Gurun Sahara

Kompas.com - 14/06/2017, 19:25 WIB

NIAMEY, KOMPAS.com - Nyawa 100-an imigran, termasuk kaum wanita, diselamatkan dari ganasnya gurun Sahara di wilayah Niger, beberapa hari lalu.

Ratusan orang itu nyaris berhadapan dengan maut, setelah ditinggalkan di gurun dan tanpa air oleh orang-orang yang hendak menyelundupkan mereka.

Para imigran tersebut diduga tengah dalam perjalanan menuju Eropa. Mereka ditemukan oleh petugas patroli militer beberapa hari yang lalu.

"Para imigran menjadi sasaran penyiksaan yang mengerikan oleh penyelundup mereka, sebelum ditinggalkan tanpa makanan atau air."

Demikian kalimat yang tertulis dalam berita di media online Air Info, yang berbasis di kota terpencil Agadez, yang mengutip sumber otoritas keamanan.

Berita itu dikutip laman AFP, Rabu (14/6/2017).

Disebutkan, ratusan orang itu diselamatkan dari wilayah di dekat Kota Achegour yang berdebu dan kering.

Selama ini, lokasi itu dikenal sebagai titik transit bagi para imigran yang hendak bergerak ke utara, dan mencari pekerjaan di Libya, atau mencapai laut, dan berlayar ke Eropa.

Ini terjadi setelah setidaknya 44 migran yang menuju Libya, termasuk wanita dan bayi, meninggal karena kehausan di gurun Sahara, dua minggu yang lalu.

Musibah ini berawal, saat kendaraan yang ditumpangi para imigran mogok di tengah kondisi panas terik.

Suhu di Agadez saat ini mencapai 40 derajat celcius, namun suhu di sana pernah mencapai 50 derajat celsius.

Tahun lalu, Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mencatat, ada 335.000 imigran yang menuju ke utara melintasi Niger.

Banyak yang tewas saat mencoba menyeberangi padang pasir dengan truk pikap sarat penumpang, tanpa air yang cukup. Pasalnya, jeriken yang ada diutamakan untuk bahan bakar.

Jerman dan Italia bulan lalu meminta misi Uni Eropa memasang perbatasan di antara Libya dan Niger, untuk mengurangi arus imigran.

Pada pertengahan April tahun ini, Italia telah mendata, ada hampir 42.500 imigran yang datang melalui laut, 97 persen dari mereka tiba dari Libya.

Demi memerangi penyelundupan manusia, Pemerintah Niger pada tahun 2015 sudah mengeluarkan undang-undang yang melarang perdagangan gelap migran.

Orang-orang yang terbukti bersalah dalam kasus itu diancam dengan hukuman penjara hingga 30 tahun.

Baca: Kali Pertama dalam 37 Tahun, Salju Turun di Gurun Sahara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com