Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Pengedar Narkoba Ditembak Mati Aparat Thailand

Kompas.com - 08/12/2016, 17:59 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com – Enam pengedar narkoba dari suku Wa, suku ternama di Thailand, tewas dalam baku gembak dengan aparat negara itu, Rabu (7/12/2016), larut malam.

Aparat Thailand, Kamis (8/12/2016), melaporkan, enam pengedar narkoba terlibat baku tembak dengan tentara yang sedang melakukan patroli di dekat perbatasan Segi Tiga Emas.

Pertempuran pecah setelah para pengedar, yang pergi melewati daerah terpencil dan pegunungan dengan berjalan kaki, tak mau berhenti meski telah diperingati, seperti dirilis Agence France-Presse.

 "Enam pengedar narkoba tewas," kata Jiradech Kamolpetch, komandan pasukan penjaga perbatasan Thailand, mengoreksi laporan aparat sebelumnya yang menyebuat tujuh tewas.

"Ada 20 orang dalam kelompok ini," katanya sambil menambahkan bahwa tentara dan polisi masih memburu tersangka lainnya di Provinsi Chiang Mai, Thailand.

Aparat Thailand menyita 554.000 tablet metamfetamin, sekitar 30 kilogram heroin, dan dua senjata api setelah terlibat baru tembak dengan para pengedar, kata perwira militer lainnya.

Dia mengatakan, pihak berwenang menduga orang-orang itu dari etnis Wa – kelompok minoritas yang menetap di bagian barat laut Myanmar.

Didukung oleh kelompok pemberontak yang kuat, Wa mengontrol wilayah yang besar di Myanmar di mana mereka dituduh telah menjalankan sebuah kerajaan narkoba.

Beberapa komunitas Wa juga menetap di Thailand utara, bagian dari Segitiga Emas terkenal – daerah penghasil narkoba terbesar, wilayah segitiga pertemuan Thailand, Myanmar, dan Laos.

Perdagangan opium ilegal dari kawasan Segitiga Emas, yang menjadi sarang produksi metamfetamin, meningkat tinggi seiring tingginya kebutuhan di Asia.

Laporan terbaru Kantor PBB tentang Narkoba dan Kejahatan mengatakan, produksi metamfetamin global mencapai puncak yakni lebih dari 170 ton pada tahun 2014, dengan Asia Tenggara, Asia Timur dan Amerika Utara sebagai tiga pasar utamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com