Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Dituding Lakukan Pembersihan Etnis Rohingya

Kompas.com - 25/11/2016, 05:40 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Banglades tenggara, John McKissick, menuding Myanmar berusaha mengenyahkan kelompok minoritas Rohingya melalui pembersihan etnik.

Ia mengatakan hal itu setelah ribuan orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke negara tetangga Banglades setelah terjadi kerusuhan antara pasukan keamanan dan kelompok militan.

"Setelah pembunuhan sembilan penjaga perbatasan pada 9 Oktober lalu, militer dan polisi penjaga perbatasan terlibat dalam penghukuman kolektif terhadap minoritas Rohingya,” katanya, Kamis (24/11/2016).

"Membunuh laki-laki, menembak mereka, membunuh anak-anak, memerkosa perempuan, membakar dan menjarah rumah mereka, memaksa orang-orang tersebut untuk menyeberang sungai," kata McKissick yang bertugas di kota perbatasan Banglades, Cox's Bazar.

Pemerintah Myanmar menepis tudingan itu. "Ia seharusnya berbicara atas dasar fakta nyata dan kuat di lapangan," kata juru bicara Presiden Myanmar, Zaw Htay.

Menurut  Zaw Htay, McKissick seharusnya menjaga profesionalismenya dan etika sebagai pejabat PBB karena "pernyataan-pernyataannya hanyalah tuduhan".

Pada Rabu (23/11/2016), Kementerian Luar Negeri Banglades memanggil Duta Besar Myanmar untuk menyampaikan kekhawatiran pemerintah terhadap operasi militer Myanmar belakangan ini.

Banglades juga meminta Myanmar mengizinkan mereka pulang tanpa rasa takut dan menjamin keselamatan mereka.

Rohingya merupakan etnik minoritas yang tidak diterima sebagai warga negara (stateless) oleh Myanmar.

Mereka dianggap sebagai pendatang gelap dari Banglades walaupun sudah hidup di Myanmar selama berabad-abad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com